3. bertemu kembali

129 34 2
                                    

Pagi hari ini sabiru sudah siap dengan pakaian yang rapi dan wangi, Ia sudah diap untuk menjemput tamara di bandara soekarno hatta.

Sabiru berjalan menuruni tangga, ia berjalan ke arah shania yang sedang menyiapkan bekal untuk suaminya.

"Morning mah, pah" ucap sabiru

"Morning juga el" saut shania

Bagas menoleh ke arah sabiru, ia menatap sabiru dengan teliti "Udah rapi aja, mau kemana kamu?" Tanya bagas

Bukan sabiru yang menjawab pertanyaan bagas, tetapi shania "Dia mau jemput tamara di bandara, kamu lupa mas?" Ucapnya

"Ohh, lupaa papah" ucap bagas menepuk jidatnya

"Yaudah kalo gitu aku berangkat dulu, takut terlambat" lanjutnya, ia melihat jam yang melingkat di tangan kirinya. Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi.

Bagas berjalan melewati sabiru. Sabiru menatap kepergian papa nya, perlahan punggung papa nya menjauh dan tak terlihat lagi.

"Mah, el sarapan di mobil aja" ucapnya

"Kenapa gak sekarang aja? Kalo di mobil nanti susah el" balas shania

"Ngga kok mah, el bisa makan di mobil"

"Kasian nanti kak tamara nya nungguin" lanjutnya

"Loh, emang dia udah sampai?" Tanya shania

"Belum sihh, kan takutnyaa" ucap sabiru menyengir

"Yaudah, tapi nanti di makan loh ya rotinya" ucap shania, ia memberikan tupperware berisi roti dengan selai coklat, tak lupa juga dengan susu kotak kesukaan sabiru.

"Kalo gitu el berangkat ya mah" ucapnya menyalimi tangan shania

"Hati hati" ucap shania

"Pakai seat belt juga, jangan ngebut bawa mobilnya, pelan pelan aja" lanjutnya

"Siap nyonya shania!" Sabiru berpose hormat menghadap shania yang sedang terkekeh kecil








Sabiru sudah berada di dalam mobil, ia mengendarai mobilnya dengan hati hati. Sesuai dengan perkataan sang ibunda, memakai seat belt dan tidak boleh ngebut. Ba ha ya!

"Roti buatan mama chan emang the best!" Ucap sabiru, ia dengan lahap memakan roti itu.

Tak lama kemudian, ia sudah sampai di bandara. Sabiru keluar dari mobilnya, wajahnya sangat cerah dengan sneyum yang tak pernah luntur sedari tadi.

"Pesawat aku bentar lagi take off" sabiru membaca pesan yang dikirim oleh tamara

Sabiru tak membalas pesan itu, ia terus berjalan mencari tempat duduk. Sabiru menunggu di salah satu bangku di bandara, sabiru membuka topi dan masker yang ia pakai.

"Huhh, pengap bangett" ucapnya

"Teh ica kemana ya? Tadi pesawatnya baru take off deh"

Sabiru sabar menunggu, sudah hampir 1 jam ia menunggu tamara di bandara. Menyepam chats berulang kali, namun tak ada balasan dari tamara.

Sabiru menekuk wajahnya, mengayunkan kakinya kedepan dan kebelakang. Sabiru juga menengok ke kakan dan ke kiri, mencari keberadaan tamara.

tiba tiba ada seseorang yang menyapanya, sabiru mendongkak "hai" ucapnya

"Teh ica?!" Sabiru bangun, ia memeluk tamara dengan erat.

Tamara membalas pelukan sabiru tak kalah erat "Aku kangenn tauu ra" ucapnya

"Aku jugaa" sabiru mendorong pelan bahu tamara, ia menatap bola mata coklat milik kaka sepupunya yang sangat indah.

"Kangen akuu kan?" Tanya tamara menunjuk dirinya sendiri

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sabiru Dan lukanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang