Dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKONOCT jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!
Bagi kalian yang mengalami kendala dalam pembelian di Karya Karsa seperti harga koin yang terlalu mahal, dan kendala dalam pembelian melalui web. Bisa melakukan pembelian pdf lewat email ya (hanya berlaku untuk karya yang aku jual di Karya Karsa saja). Caranya mudah kirim judul + alamat email kalian lewat kontak di bawah ini :
Instagram : @Sweetblue_baby
E-mail : authorrere@gmail.com
Karyakarsa : @Authorrere
***Bunyi lonceng terdengar bagaikan guntur di dalam mimpi buruk. Juliette memejamkan mata ketika para bridesmaid mengambil posisi di belakangnya. Saat matanya terbuka kakeknya muncul dengan wajah yang kaku tapi matanya berkaca-kaca. Dia mengambil Juliette dan membimbing tangan cucunya untuk memeluk lengannya.
Tak beberapa lama kemudian pintu terbuka memperlihatkan suasana di dalam pelataran acara. Juliette tidak habis pikir, acara pernikahan yang dia minta untuk tidak diadakan secara berlebihan justru sangat mewah dan meriah. Ribuan tamu diundang dan kakeknya juga mengizinkan media meliput acara pernikahannya.
Suara biola dan dentingan piano terdengar, sekelompok paduan suara mulai bernyanyi tepat ketika mempelai wanita memasuki aula. Para tamu undangan berdiri. Juliette melangkah dengan sepatu kacanya di atas rumput buatan bertabur kelopak bunga. Di depan altar Archibald Frost berdiri menunggunya dengan wajah yang dingin dan kaku seperti biasa. Mata biru itu tertuju kepada Juliette dan mata Juliette juga tertuju kepadanya. Mereka saling menghunuskan tatapan yang tajam di hari pernikahan mereka.
Frederick menyerahkan cucunya ke tangan Ace begitu mereka tiba di depan altar. Ace menggenggam tangan Juliette dan mereka berdiri di depan ribuan pasang mata yang memperhatikan bersama seorang pastor yang bergabung bersama mereka. Suasana kembali hening. Juliette dapat merasakan Ace menggenggam tangannya begitu kencang, entah apa maksud lelaki itu mungkin dia dapat mencium keraguan Juliette untuk melanjutkan pernikahan ini dan dia mencoba mengancam Juliette agar tidak mengacaukan pernikahan yang sudah disiapkan dengan matang.
"Do you Archibald Frost take this lovely woman to be your lawfully wedded wife?"
Selendang tipis yang menutupi wajah Juliette tak cukup untuk menyembunyikan tatapan penuh kebencian yang ia lemparkan kepada Ace saat lelaki itu berkata, "I do"
"And do you Juliette Silverstone take this man to be your husband to have and to hold in sickness and in health till death do you part"
Juliette bergeming dan tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia diam cukup lama sampai dia merasakan cengkeraman Ace menguat pada tangannya lalu dengan suara yang serak dan tercekik dia berkata, "I...I do"
Dapat Juliette lihat Ace menghembuskan napas lega.
"I believe the bride and the groom have chosen to write their own vows"
Juliette meneguk ludahnya kasar untuk melegakan tenggorokannya yang terasa kering, sementara itu Ace menatap pastor, "No, we haven't"
Pastor tampak heran tapi kemudian dia mengakhiri upacara kebiasaan sakral yang selalu dilakukan oleh pengantin pria dan wanita setelah bersumpah, "You may kiss your bride"
Bukannya saling mendekat, keduanya justu saling menghunuskan tatapan tajam. Suasana yang tegang itu juga dapat dirasakan oleh para tamu undangan hingga Frederick berdeham cukup keras agar pengantin baru itu sadar kalau mereka sedang berada di hadapan ratusan pasang mata yang sedang memperhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bound By Hatred
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Sebelum dirinya benar-benar dijodohkan dengan Archibald Frost, Juliette memesan lelaki panggilan untuk melepaskan keperawanannya karena dia tidak sudi memberikan yang terbaik kepada calon suami yang dia...