Assalamualaikum...Untuk ngeganti yang bulan-bulan kemarin kita ga up jadinya sekarang kita double up.
~HAPPY READING~
5. Hiks"Ka, kamu mau kan?" Suara Zaki terdengar pelan, tapi cukup menusuk ke telinga Azka.
Azka langsung mengernyitkan alis, merasa tak mengerti. "Mau apa, Bi?" tanyanya, nada suaranya penuh kebingungan.
Zaki menarik napas sebelum menjawab. "Laksanain keinginan papanya Aya."
Azka terdiam. Apa? Abinya nyuruh dia buat melaksanakan keinginan papanya Aya? Kedengarannya aneh. Bahkan lebih dari itu—ini gila. Abi tahu kalau Azka sudah punya seseorang di hatinya.
"Tapi kan, Bi... Aka nggak suka, bahkan nggak kenal sama sekali dengan Aya!" tolak Azka dengan nada meninggi yang membuat kedua orang tuanya terheran. Karena selama ini Azka tidak pernah menolak perintah dari keduanya.
"Mau kamu suka atau engga, kenal atau engga, apa kamu tidak kasian sama dia. bahkan bisa jadi ini juga permintaan terakhirnya, apa Kamu tidak kasihan ?"
"Gak mau, Aka kan sukanya sama Ara, masa Aka harus menikahi Aya yang tak lain sahabat Ara sendiri!" ujar Azka. "Mi... Aka gak mau nikah selain sama Ara Mii... " lanjutnya sambil memelas pada Umi Tazkia.
Pikiran Azka terasa berkabut. Dadanya sesak membayangkan kemungkinan yang bahkan tak ingin dia pikirkan. Dia dan Ara sudah punya rencana, sudah menggenggam harapan, lalu sekarang semuanya harus dihancurkan begitu saja?
Tapi Abi dan Umi sama sekali tidak terlihat goyah.
"Ka... benar kata Abimu. Kamu nggak kasihan sama papanya Aya?" suara Umi Tazkia terdengar lembut, tapi menyimpan ketegasan. "Allah itu Maha Mengasihani, Nak. Bahkan Nabi pun mencontohkan kasih sayang. Lagipula, Zara pasti ngerti keadaan kamu. Benar kan, Nak Zara? " ucap Umi lagi, diakhiri dengan pertanyaan yang diajukan untuk Ara.
Azka menggigit bibirnya. Kasihan? Lalu dirinya? Apakah ada yang peduli dengan perasaannya? Apa Abi dan Umi tidak melihat bagaimana perasaannya saat ini? Apa kebahagiaannya tidak ada harganya buat mereka?
Tapi, belum sempat Ara menjawab. Azka memotongnya
"Gak ... gak ... gak...!!! Aka tetep gak mau! Aka gak mau nikah sama Aya, titik!" tekan Azka semakin menjadi.
"AZKA..!" sentak Zaki. "Kamu sekarang sudah berani ngebantah, ya?! Aka, kamu beneran gak kasian lihat mereka, hah? Sedikit aja kamu kasihan. Mana hasil ajaran Abi sama Umi kamu selama ini? Mana hasil belajar kamu di Mesir. Mana?" lanjutnya, membuat Azka ingin kembali membantahnya.
Sungguh egois Abinya ini, apa mereka tidak bisa mengerti dengan perasaannya? Fikir Azka.
Tapi kemudian...
Sebuah suara lain menyelinap ke telinganya, menghancurkan seluruh benteng pertahanannya.
"Iya A... A Azka nikah aja sama Aya, Ara ikhlas kok A Azka sama Aya. Lagipula... Aya bahagia, Ara pun ikut bahagia!" ujar Ara dengan senyuman meyakinkan. Namun bagi Azka, itu hanyalah senyum keterpaksaan. Karena terlihat jelas di raut wajah Ara yang seperti tengah menahan rasa sesak di dadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dibelakangmu
Fiksi Remaja"Jika mengikhlaskan adalah tahta tertinggi dalam cinta, maka aku ikhlaskan kamu sesuai dengan yang telah Allah taqdirkan. Karna tidak semua yang kita inginkan itu menjadi kenyataan." ~Zara Zhafina Zulfa~ " Allah tahu mana yang baik dan yang buruk un...