Althair's Rules|| AWAL MULA

127 4 0
                                    

     。゚☆: *.Happy Reading.* :☆゚
                            •
                            •
                            •
                            •

Suasana hari yang begitu indah, dengan teriknya panas matahari, mampu mengeluarkan keringat di kening gadis cantik bernama Viara Aurelia.

Gadis dengan rambut panjang bergelombang ini tinggal bersama dengan sang bibi dan paman sekaligus sepupunya.

"Misel, bisakah kamu membantuku menyirami sayuran ini?"

Misel adalah gadis yang seumuran dengan Viara, tetapi sifat Misel sangat jauh berbeda, walaupun wajah cantik dan tubuhnya yang ideal, dia tidak cocok dengan sifatnya.

"Aku? Menyirami kebun kotor ini? Iyuhhh enggak level!" Ketus Misel membuat Viara geleng-geleng kepala.

"Kalau enggak mau gak papa, tapi bisa kan angkat sayuran yang sudah aku petik tadi? Biar nanti malam bisa langsung dibersihkan dan dijual paginya,"

"ENGGAK! Nanti tanganku yang cantik dan bersih ini kena tanah yang kotor, banyak kuman, kan jijik tau!"

Sudah menjadi kebiasaan Misel, Viara lah yang selalu bekerja keras demi mempertahankan hidupnya yang cuman memiliki mereka.

"Yaudah, Misel mau cuci-cuci? di sana adalah sungai, mumpung belum waktunya air surut, biasanya surut," tawar Viara.

"Males ah, lebih baik aku pulang, udah angkat semuanya sendiri, jangan bilang ke bapak kalau aku enggak bantu kamu di ladang," ujarnya berlaku lalang dari sana dengan membawa kipas ditangannya, berjalan lenggang-lenggong.

Mau bicara apa lagi, Viara cuman bisa mengangguk lalu segera berjalan menuju sungai, tetapi belum sampai Viara ke tempat tujuan, terdengar suara-suara aneh di persekitaran hutan.

"Suara itu....?" Gumamnya mendekati beberapa pohon untuk mengintip, semakin mendekat semakin terdengar jelas suara erangan kesakitan seseorang.

Matanya langsung terbelalak, mulutnya dengan cepat dibekap, tak pernah dia melihat pemandangan kriminal ini.

Satu mayat perempuan tergeletak dengan luka menganga di bagian lehernya, dan satu pemuda yang tengah tertawa riang memegangi sebilah pisau.

Terlihat dia sepertinya masih menggunakan seragam sekolah yaitu SMA. Tubuh Viara gemetar, belum pernah dirinya menyaksikan hal ini, melihat kucing mati saja sudah iba, apalagi ini.

Niat Viara ingin lari dari sana, tetapi rasanya kedua kakinya membeku tak mau bergerak.

Degh!

Jantung Viara berdebar dua kali lebih cepat, pemuda itu menatapnya dengan tatapan tajam sekaligus berganti degan sumringah mengerikan.

Nafas Viara naik turun saat dia bersiul-siul ria sambil memainkan pisau ditangannya, dengan bercak darah ditubuh dan tentu saja di bajunya yang mencolok berwarna merah, noda darah.

Dia bejalan mendekati tempat Viara berada, "hey siapa yang ada di sana?" Ujarnya dengan suara sarkasme.

Viara tau dia sudah ketahuan, dia menerutuki dirinya sendiri karena terlalu lelet, dia segera membalikan tubuhnya dan berniat berlari, tetapi pergerakan Viara bisa dibaca oleh pemuda itu, dengan cepat berlari menarik lengan Viara hingga tubuh Viara menabrak dada bidangnya.

"Ternyata anjing kecil," ujarnya mengeratkan cengkeramannya saat Viara memberontak.

"Lepaskan aku!" Ujarnya Viara tidak menyerah dengan usaha pemberontakannya.

"Uuhh.. Sayang sekali kamu yang melihat kejadian tadi, mana bisa aku melepaskan dirimu semudah membuka kandang singa," dia terkekeh saat melihat wajah panik Viara.

Althair's RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang