Althair's Rules|| IBU DAN ANAK SAMA SAJA

45 4 0
                                    

     。゚☆: *.Happy Reading.* :☆゚
                            •
                            •
                            •
                            •

"Kita dimana?"

"Kamu belum pernah kemari? Ini adalah kota, sebuah kota yang penuh dengan aneka peralatan canggih,"

"Viara belum pernah ke kota sekalipun,"

"Mengapa?"

"Karena paman Viara tidak memiliki uang yang cukup,"

Viara telah di bodohi kembali oleh Thair, pemuda itu mengatakan bahwa ia mengenal paman Viara, dan mengatakan bahwa Viara sengaja tinggal di kota dengannya atas permintaan mereka.

Kini keduanya tengah berada di sebuah mall terkenal dan termahal. "Pilihlah semua barang yang kamu mau, tapi sebaiknya kita melihat-lihat pakaian terlebih dahulu,"

Viara mengangguk saja, dengan jas putih polos serta di tutupi oleh jas hitam milik Thair, agar bagian pahanya d
Tidak bisa dilihat oleh orang lain selain dirinya sendiri.

"Pilihlah,"

Viara terpaku dengan semua pakaian yang begitu cantik, elegan, mewah dan berkelas, membuatnya bingung dan kesusahan memilih, untung Thair meminta dua perempuan untuk melayani gadisnya.

Beberapa selang waktu, Viara keluar dengan baju panjang berwarna merah Maron dan rok dibawah lutut berwarna hitam.

Thair sampai terpesona dengan aura kecantikan Viara yang menambah apalagi saat gadisnya memakai pakaian ala wanita kota, bukan gadis desa.

"Kamu terlihat cantik sekali," puji Thair yang dibalas senyum tipis.

'Maaf, tapi sepertinya aku sedikit ragu dirimu mengenal pamanku, aku bukan gadis menye dan polos, aku yakin aku bisa bertahan dengan sikap seperti ini untuk beberapa hari, setelah itu, aku akan pergi kembali ke desa,'

Entah spa yang sebenarnya direncanakan oleh Viara, yang terpenting sekarang, Viara akan terus bersama Thair hingga waktunya tiba untuk kabur.

****

"Jadi Viara menghilang dalam hutan begitu?"

"Benar pak, dan yang lebih parahnya lagi, kami menemukan dua jasad wanita yang menjadi korban pembunuhan,"

Ferdy selaku paman Viara merasa terpukul, mendengar jawaban dari pihak polisi.
"Jadi maksud kalian keponakan saya....."

"Kami masih berusaha dalam mencarinya, jadi kami mohon kesabarannya, untuk satu minggu ke depan, jika keponakan anda tidak dapat ditemukan, dengan berat hati kami menyelesaikan pencarian ini,"

Mendengar keputusan dari pihak polisi, mampu membuat Ferdy menjadi tegang. "Apa dua korban wanita itu....?"

"Dua wanita itu sudah menjadi korban pembunuhan, diduga kasus ini sama dengan kasus dua bulan yang lalu,"

"Jadi... Pelakunya?"

"Belum ditangkap, semua rencana pembunuhan ini sangat tersusun rapih, sepertinya ini direncanakan berkelompok,"

'Nak, dimanapun kamu berada, paman harap kamu baik-baik saja,'

Misel baru pulang dari sekolahnya, dia berlari memasuki rumah sembari menenteng selembar kertas.

"BU! LIAT INI!" Rani yang mendengar anaknya berteriak segera menoleh.

"Kenapa?"

"Aku mau lanjut sekolah di sini!" Misel menunjukan kertas itu.

"Ini....?" Rani bisa melihat sebuah sekolah yang paling terkenal. "Tapi ini di kota Sel,"

"Iya aku tau, aku pengen kesana intinya harus kesana! Aku enggak mau tau, pokoknya aku harus sekolah kesana!"

"Memang pengen sekali kamu sekolah di sana, tapi biaya kesana sangat mahal, lalu siapa juga yang mau membayar semua keperluan kamu nantinya," bukan Rani yang menjawab, melainkan Ferdy.

Raut wajah Misel menjadi murung, "tapi pak, Misel pengen banget sekolah di sana, Misel yakin Misel bakalan jadi orang yang lebih bertanggung jawab nantinya,"

Ferdy menyipitkan matanya, ada rasa ragu didalam hatinya saat putrinya mengatakan itu, dia tau sifat putrinya yang selalu manja.

"Biarin aja lah pak, lagian dia juga butuh pengaruh dari luar,"

"Bu, pengaruh dari desa saja sudah membuat anakmu ini seperti ini, harusnya dia lebih memilih untuk belajar dengan Viara, dia wanita pekerjaan keras,"

"Pak! Bisa enggak sih, enggak udah banding-bandingin aku sama Viara, aku sana dia beda pak, dia itu cuman anak haram!"

Terkejut mendengar perkataan darah dagingnya sendiri, "bisa-bisanya kamu mengatakan hal semacam itu kepada saudarimu sendiri Misel,"

"Aku enggak perduli lagi pak! Lagi-lagi bapak itu cuman peduli Viara, Viara, Viara! Bapak enggak pernah peduli sama Misel, sebenarnya anak bapak itu Misel apa Viara!"

"Misel! Kamu tidak boleh mengatakan itu, kamu itu anak bapak! Satu-satunya anak bapak, bapak bukannya tidak perduli padamu, bapak cuman ingin kamu mencontohkan hal yang baik pada dirimu sendiri dari V6, itu saja,"

"Alah! Terserah bapak! Intinya Misel pengen sekolah di kota, Titik!" Setelah mengatakan itu Misel segera bejalan menghentak-hentakkan kakinya memasuki kamarnya.

BRAK!

"Pak, turuti aja kemauan dari anakmu! Dia cuman ingin melihat dunia luar pak,"

"Bu, ibu enggak tau seberapa kejamnya dunia luar, di desa saja Misel belum mengelilingi setiap sudutnya, mau ke kota? Memang dia mau jadi apa? Hidup di kota adalah perjalanan yang berat bu, bapak pernah hidup di sana, dan enggak semudah itu,"

"Aku yakin pak, setelah Misel sekolah di sana, Misel pasti bisa jadi seorang artis terkenal, hingga para ibu-ibu di desa ini pada sirik,"

"Bu, itu tujuan ibu, ibu tau enggak sih, ini terlalu mementingkan ego ini sendiri,"

"Aku tau kok, tapi ini juga u tung buat kita sekeluarga, jika Misel bisa menjadi seorang artis, maka kita bisa punya banyak uang, trus kita bisa hidup di kota dengan fasilitas mewah," Rani mulai berangan-angan, membayangkan segala sesuatu jika putri satu-satunya bisa menjadi seorang artis.

"Jika Misel cuman bisa jadi gelandangan?"

Raut wajah Rani seketika berubah, "pak! Kamu nyumpahin anak kamu sendiri?!"

"Aku enggak nyumpahin, aku cuman tanya Rani, memang salah?"

"Itu enggak akan terjadi pak, kalau bapak izinin dia buat sekolah di kota,"

"Mau dapat uang dari mana bu? Bapak cuman punya tabungan kecil untuk kita bertahan hidup, lagian sampai sekarang Viara juga belum bisa ditemukan,"

"Terserah! Intinya aku enggak perduli lagi sama Viara itu, biarin aja dia jadi korban pembunuhan,"

"RANI! BERANI KAMU BERBICARA SEPERTI ITU!!" Ferdy sudah tidak bisa menahan amarahnya, ibu dan putrinya sama saja, sama-sama tidak punya rasa malu.

"Kenapa juga aku harus takut, memang bener apa yang diucapkan Misel, bahwa Viara itu cuman anak haram, yang enggak tau diri bisa-bisanya masuk kedalam keluarga kita, trus suruh balas budi dia enggak mau,"

"Ran, membalas budi pada kamu tidak dengan cara menikahkan Viara dengan Arifin, dia bukan laki-laki baik, jadi jangan pernah merusak kehidupan dan masa depan Viara," Sudah berulang kali Ferdy mengatakan bahwa Arifin adalah laki-laki jelalatan yang hanya ingin memperawani setiap wanita, bahkan meniduri tanpa rasa malu sudah memiliki empat istri.

"Mau Arif itu punya istri empat, istri sepuluh bahkan sampai seribu istri, aku enggak akan perduli, yang penting aku dapat uang, uang, dan uang," Rani berjalan melenggang dengan senyum senangnya pergi entah kemana.

"Kenapa aku harus memiliki istri yang modelnya seperti dia? Aku pikir anaknya akan berbeda, tau-taunya sama saja," gumam Ferdy duduk di kursi sampai meminum habis air didalam gelas.

                        TBC

Kalau ada typo tandai aja ya guys!!

Althair's RulesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang