Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Isabell larosa ~ Older 🎶🎶
Btw lagunya relate banget sama chapter ini, seriously guys. 🥂💄
_______________________________
"Halo, Keiji. Ada apa?"
Aku menemukan intel untuk mu, lebih dari sekedar intel.
"Sehebat itukah?"
Sebenarnya dia ini bukan intel, susah sekali mencari intel dari Paris yang kau inginkan.
"Lalu mengapa kau menelepon ku!"
Tapi aku menemukan hal lain, dengarlah. Dia bernama Edmond, seorang wartawan jenius di Paris yang memiliki tingkat ketekunan lebih tinggi daripada intel. Memiliki banyak kenalan di dunia pers yang katanya bahkan siapapun tidak bisa memenjarakan dirinya.
"Kau serius?"
Aku kenal dia sudah lama sekali, dan berita-berita yang ia dapatkan selalu menjadi headline. Ia terkenal selalu mempunyai berita-berita matang atas riset dia sendiri yang sangat detail. Tapi jika kau ingin intel, aku akan carikan lagi. Tapi dari Jepang saja ya?
"Kapan aku bisa menghubunginya?"
Secepatnya jika kau mau.
"Kalau begitu, kirimkan nomornya padaku," ucapnya sebelum mengakhiri panggilan.
******
Kilau mata Gumelar berair kala ia sedang memegangi ponsel Shiloh, sambil melihat berita terkini tentang sosok Harpis terkenal yang hilang beberapa bulan lalu dan belum ditemukan yang masih disiarkan terus menerus. Rasanya begitu melarat hidupnya saat ia harus berbahagia bertumpang kaki atas jabatan, diatas penderitaan puterinya sendiri. Andai saja dia tidak menjadi wayang Darmajati. Mungkin saat ini, Shiloh masih menjadi seorang gadis kecil yang sukses dan dicintai banyak orang.
Terlebih ketika ia berhasil ditipu oleh Darmajati, yang mengiming-imingi kekuasaan namun semuanya bohong. Bodoh sekali ia mudah dicuci otaknya dengan imbalan jabatan ketua Parpol, padahal ia harusnya curiga sebab jabatan itu tidak akan asal diberikan kepada orang sepertinya yang baru saja terjun ke dunia politik baru beberapa tahun saja.
"Puteri ku yang malang..."
Pikirannya kalut membalut seluruh pemikiran dangkalnya, ia ingin menentang Darmajati, ia ingin sekali.. Tapi bagaimana caranya? Bagaimana ia membebaskan Shiloh?
Apakah kau sudah menghafal visi misi yang aku berikan? Ingat, tetap fokus pada tujuan mu dan bergeraklah seperti yang aku perintahkan!.
Ingin sekali ia menghardik habis-habisan pria bau tanah itu di depan tulang hidungnya, sambil dibantingnya ponsel itu sembarang kala baru saja ia membalas pesan masuk dari Darmajati.