Ramein lapak ini dengan cara vote dan komen. Gak susah kok tekan bintang nya :(
BAGIAN TIGA : JATUH CINTA BUKANLAH SEBUAH DOSA
Mas Darlan suamiku (。♡‿♡。)
Maaf, sayang, aku nggak bisa pulang ke rumah. Aku masih lagi ngerjain proyek besar-besaran. Kamu makan sendiri lagi nggak apa-apa kan?
Awalnya Zeina mengira suaminya akan pulang lebih cepat. Nyatanya satu jam lebih ia masih setia menunggu di meja makan, janji Darlan sama sekali tak bisa dipercaya, malahan yang ada ia lagi-lagi makan sendirian. Hati Zeina terasa teriris, ia merasa keluarga kecilnya belum sesuai keinginan nya.
Hendak menyuapkan nasi ke dalam mulut, tiba-tiba bel pintu bunyi. Terpaksa ia mengurungkan niatnya makan lalu segera beranjak dari kursi melangkah kakinya menuju pintu.
Saat membuka pintu, ibu mertuanya datang dengan wajah tak bersahabat. Pakaian mewah yang pas ditubuh dan tas branded mahal keluaran limited edition. Seperti biasa, ibu mertuanya sangat membencinya, malahan sering memaki Zeina sampai ia belum punya keturunan pun ibu mertua nya selalu nyinyir tiap hari. Jika dihitung berapa kali, mungkin cicilan rumah lunas.
“Mas Darlan mana?” Tanya Karlina—Ibu mertuanya dengan nada ketus. Zeina tak berani mengangkat wajahnya ia lebih menunduk. Karlina nyelonong masuk begitu saja sembari
“Katanya Mas Darlan ada proyek besar-besaran di kantor, jadi nggak bisa pulang.” Zeina menjawab sembari mengekori Karlina ke ruang tengah.
Karlina mengendus bau aroma masakan. “Kamu sudah masak?” Tanyanya.
“Iya, Bu, aku udah masak sayuran kesukaan Mas Darlan, tapi kata Mas Darlan nggak bisa pulang jadi dia nyuruh aku makan duluan.” Jelas nya.
Karlina menggeleng seraya menghela napas kecil kemudian mendaratkan bokong nya di sofa. “Kamu ini gimana sih jadi istri, harusnya suami sibuk kerja di kantor tuh kamu antar saja makanan ke kantor. Bukannya anak saya suruh makan duluan tapi kamu nggak ada inisiatif kasih langsung. Di luaran sana, ya, suami sibuk di tempat kerja tuh selalu di antar. Kamu ini benar-benar istri nggak tahu diri ya. Sudahlah, Ibu mau pergi, ada acara arisan di rumah teman dan kamu segera kirim makanan ke tempat kerja anak saya, ngerti?” Tatap nya tajam.
Zeina mengangguk, jari jemarinya ia mainkan, ia ingin menangis. “I-iya, Bu.”
“Dasar cengeng.” Hina nya, lalu pergi tanpa ada penyesalan sedikitpun.
Usai Karlina pergi, tangisan Zeina pecah. Ia selalu salah di mata ibu mertuanya. Ia bertahan selama hidupnya demi Darlan, ia sungguh mencintainya. Tetapi mengapa ibu mertuanya membencinya. Mendengar hinaan Karlina setiap hari membuatnya tak ada artinya, ia sering di pandang rendah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JEANDRA (Sequel JEVANGAR)
Teen Fiction[ FOLLOW AKUN KU DULU SEBELUM BACA] Zeina harus menelan pahitnya kehidupan di usia 30 tahun mengalami kekerasan rumah tangga oleh suaminya sendiri. Selama 2 tahun menikah, mereka belum pernah di karuniai seorang anak dan alhasil menjadi bahan gosip...