19 - Godaan brondong

17 6 1
                                    

Jangan lupa ramein part ini dengan vote dan komen.

Jangan lupa ramein part ini dengan vote dan komen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN SEMBILAN BELAS : GODAAN BRONDONG 

Suara jangkrik terdengar berisik sebagai backsound kesunyian di dalam mobil. Jeandra sengaja memberi Zeina ruang menenangkan diri terlebih dahulu. Sebelah tangan Jeandra memegang setir sedangkan yang satu lagi menggenggam erat Zeina. 

Tidak ada reaksi protes dari sang pemilik, Ia jadi bisa leluasa mengusap lembut punggung tangan Zeina. 

“Makasih udah bantu aku lagi, Jeandra. Maaf sudah melibatkan kamu ke dunia ku.” Akhirnya Zeina membuka suara terlebih dahulu, kali ini netra mereka berdua bertemu cukup intens. 

“Nggak usah dipikirin, kan, aku udah bilang kalo aku siap kapanpun kamu butuhkan. Aku paling senang orang lain membutuhkan pertolongan, jangan ragu dan jangan bimbang kalau mau minta sesuatu,” Tatapan teduh punya Jeandra mampu membuat tubuh Zeina membeku, jantungnya beberapa kali berdebar saat lelaki itu menggenggam nya, ia tahan semaksimal mungkin dan sekarang tatapan Jeandra bikin anak orang melayang ke awan. 

“Bentar lagi reputasi mereka bakal hancur di mata publik. Darlan juga akan di PHK secara tidak terhormat di perusahaan Papah ku yang sebentar lagi bakal diwarisi ke aku dan Nindya bakal dihujat habis-habisan sama netizen indo, kamu tahu sendiri jahatnya media sosial bagaimana, kayaknya seru Nindya di cancel, tapi ya… You are perfect, you are safe” 

“Kamu benar Jeandra, apalah dayaku muka burik semacam aku ini cantik. Netizen aja tahu Nindya lebih cantik daripada aku, nanti juga ada yang komen nge bandingin.” Zeina mulai pesimis, ia yakin sekali penggemar Nindya lebih galak dari dirinya emosian tadi. 

“Ngapain kamu ngomong kayak gitu, nggak guna tahu nggak, lebih baik omongan kayak gitu di simpan aja. Memang bakal ada pro dan kontra, tapi kamu harus yakin sama diri kamu sendiri Zeina,” Jeandra berujar tegas, tangan nya bergerak mengusap pipi Zeina. “You are beautiful. Let others insult you, but in my eyes, you are the most perfect. You are like a gem to me” 

Lidah Zeina terasa kelu, ia sulit berkata-kata. Selain jago rayu istri orang rupanya paling handal soal gombalan maut. Tapi bagi Zeina kedengeran nya agak menyebalkan. 

“Jeandra,” Zeina memanggil namanya. 

“Iya,” Balas nya sembari mengukir senyum tipis nya. 

“Seperti nya kita terlalu dekat,” Kata Zeina tak nyaman. 

“Mengapa?” Alis Jeandra bertaut. “Kamu mau bilang jaga jarak? Baiklah.” Lelaki itu menjauhkan tubuhnya. 

“Bukan itu maksud aku, posisi aku masih suami mas Darlan, aku takut tetangga lain liat kita berbuat tidak senonoh di dalam mobil.” Ungkap nya jujur. 

“Tapi suamimu lagi enak-enakan di kamarmu bersama perempuan jalang itu. Sementara kamu sendiri bilang ke aku jaga jarak, oke, kalau ada tetangga lain liat kita berdua satu mobil, aku nikahin kamu.” Celetuk Jeandra tanpa pikir panjang. 

JEANDRA (Sequel JEVANGAR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang