13 - Amarah

373 24 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen!

Jangan lupa vote dan komen!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN TIGA BELAS : Amarah

Menurut kalian apakah kedudukan laki-laki lebih besar sedangkan perempuan selalu berada di bawah. Nyatanya, di era jaman sekarang bukan lagi soal kedudukan paling tinggi dan bawah, melainkan bagaimana beda gender tersebut berani dengan apa yang mereka putuskan dan apa yang mereka lakukan. 

Pernikahan Zeina dan Darlan mengalami gawat darurat. Yang artinya, kondisi rumah tangga mereka berdua mengalami keretakan cukup drastis. Darlan berselingkuh dengan perempuan lain, berbohong pada Zeina seolah-olah Darlan sibuk kerja, malahan Darlan bersenang-senang bersama perempuan lain. 

Saat ini Zeina sedang duduk di sofa menunggu suami nya pulang di ruang tengah. Perempuan itu menyandarkan punggung nya di punggung sofa. Pikiran serta pandangan nya beda arah, yang satu berpikiran aneh sementara yang satu lagi natap lurus ke layar telivisi. 

Bunyi kode sandi berbunyi, menandakan suami nya datang. Zeina hanya diam saja, masih dengan posisi yang sama. Kali ini pergerakan kakinya berubah jadi menyilang. Menatap sang suami tengah berjalan ke arah nya, menunjukan raut wajah tak bersahabat. 

“Kamu belum tidur,” Lelaki itu duduk disebelah nya, mengusap surai panjang Zeina begitu lembut. Zeina sedikit menggeser, ia risih. “Aku bau sampai kamu ngejauh gitu, kamu kenapa sih cemberut banget pas aku datang? Aku ada salah ya sama kamu?” Perkataan Darlan seakan-akan belum pernah melakukan dosa. 

“Udah jam berapa ini? Masih ingat rumah kah? Kamu ngga ingat istri di rumah?” Ketus Zeina. 

“Aku udah bilang, aku ada lembur di kantor,” Timbul suara helaan napas berat Darlan keluar. “Kamu curiga sama aku main sama perempuan lain? Aku selalu setia sama kamu, kamu jangan kayak gini sama aku. Aku kerja seharian sampai malam demi siapa? Demi kamu, sayang.” Hendak merangkul sang istri, Zeina menghindar pindah tempat ke sofa sebelahnya.

“Akhir-akhir ini kamu berubah, aku capek sama kamu. Aku ingin kita pisah.” Ucap Zeina serius. 

Darlan mengusap wajahnya kasar, lelaki itu berdiri menjambak Zeina tidak manusiawi. “Kamu minta cerai? Hah! Berani sekali kamu tiba-tiba cerai sama aku, harusnya kamu bersyukur masih di kasih duit! Awas saja kalo kamu minta macam-macam lagi, aku ngga bakalan tinggal diam, aku bunuh kamu ngerti!” Sentak Darlan dengan sorot matanya penuh emosi. 

“Omonganku masih sama, Mas. Aku ingin minta cerai sama kamu. Aku capek kamu nyiksa aku terus aku ngga ma—aws! Mas!” Zeina meringis keras ketika Darlan menjambak nya, kali ini Darlan penuh amarah, sampai tega menonjok wajah Zeina berulang kali, tidak sampai disitu saja, Darlan pun mendorong tubuh Zeina hingga akhirnya membentur dinding lumayan kencang. 

Zeina berusaha bangkit, namun Darlan tak mengizinkan Zeina melawan. Zeina memuntahkan cairan merah, sekujur badan nya lemas sekali, ia seperti sudah tak berdaya lagi.

JEANDRA (Sequel JEVANGAR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang