Dengan seragam yang berantakan, dan bercak luka pada wajahnya, Arman terus berlari menghindari seseorang yang hendak menyerang dirinya.
Tak jauh dibelakangnya, terlihat seseorang bertubuh tegap, dengan mengenakan hoodie berlari mengikuti dirinya dengan membawa tongkat baseball ditangannya.Petugas kepolisian tersebut terus berusaha berlari menghindari orang yang terus mengejarnya. Namun, langkahnya kini harus terhenti pada ujung lorong yang buntu.
Dengan peluh keringat yang membasahi seragamnya,ia menengok kekanan dan kekiri, mencari jalan keluar dari tempat tersebut.
Diujung lorong terlihat bayangan seseorang yang mendekat, Arman kini semakin takut. Dengan nafas yang memburu dia berusaha untuk keluar dari gang tersebut.
Seketika orang yang mengikuti petugas tersebut, mulai mendekat kearahnya.''Tolong!, jangan sakiti gua!'' Mohonya pada orangnya yang terus berjalan mendekat kearahnya.
Orang itu terus mendekat, seolah tak memperdulikan permohonan dari Arman.Arman yang sudah tak bisa kemana-mana lagi, ia menjatuhkan tubuhnya yang seakan sudah putus asa. Difikirannya kali ini, hanyalah keberuntungan yang bisa menyelamatkan nyawanya.
Kini orang tersebut berjongkok dihadapan Arman, dengan menatapnya dengan serius.
''To-tolong lepasin gua!,ma-maaf, a-aku khi-khilaf,'' ucap Arman terbata-bata.Orang tersebut mengelus pipi petugas itu, dan menepuknya perlahan.''teruss!, apa dengan memaafkan lu, bisa ngembalikin semuanya, hah!" Bentak pria itu.
''Gu-gua mohon!, biarin gua pergi!" Ucap Arman terus memohon pada orang dihadapannya.
Orang tersebut mencengkram kerah seragam Arman. ''Beritahu gua!, kenapa lo tega ngebunuh komandan Sean?!" Tekan Orang itu dihadapan Arman.
Arman terdiam tak menjawab pertanyaan dari orang didepannya itu.
''Jawab Arman Wijaya!!" Paksa orang tersebut dengan mengangkat kerah seragam Arman, yang membuat sang empu hampir tercekik.
Orang tersebut lantas menghempaskan tubuh Arman, hingga tubuhnya membentur tembok dibelakangnya.
Dengan memegangi pinggangnya yang membentur tembok, Arman mencoba untuk bangkit.
Orang tersebut berjalan mendekat kearah Arman yang berusaha menahan rasa sakit pada pinggangnya.
Ia mengambil pistol milik Arman, dan mengarahkannya pada petugas kepolisian tersebut. ''Cepat beri tau gua?, apa alasan lo, membunuh komandan Sean?"Namun, Arman masih tetap diam.
''Gua gak faham sama lo, Ran!, lo tega banget sama Atasan lo sendiri.'' Lirih orang yang ada dihadapan Arman.
''Ma-maafin gua, Rev, gu-gua terpaksa ngebunuh Komandan Sean!" Ucap Arman dengan tubuh gemetar.
''Penghianat seperti lo, gak pantas buat di instansi kepolisian.''
Tiba-tiba ...
DOR!! ...
sebuah tembakan tepat mengenai bagian dada kirinya, hingga menembus bagian belakang. Darah mengalir dari dada dan juga mulut Arman.
Orang tersebut lantas mendekat ke tubuh si Arman yang sudah berlumuran darah. Ia kemudian berjongkok dihadapan jasad Arman. ''Gua bersumpah untuk menghabisi semua orang yang sudah membuat Komandan Sean tewas!!" Greget orang tersebut dengan tangan mengepal..
Orang tersebut lantas bangkit, dan meletakkan pistol milik Aran tepat disebelah jasadnya. Dan melangkah keluar dari lorong tersebut, meninggalkan jasad Arman yang bersimpah darah.
Diluar lorong, orang tersebut lantas menyingkap tudung dari hoodienya, dan memperlihat sosok orang dibaliknya.
Dialah Revan Adiyaksa Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runcing Ke Bawah (Remake)
AçãoRevan Adiyaksa Putra, seorang polisi dari unit Pasukan Khusus, yang mendapat misi untuk mengungkap kasus penyelundupan dan perdagangan Narkotika. Dan beberapa pihak dibaliknya. ⚠️ PERINGATAN ⚠️ *Ini hanyalah cerita fiksi yang dibuat berdasarkan imaj...