SL - 10

2.9K 184 9
                                    

Lian yang mendapat bentakan oleh salsa langsung terdiam menunduk berjalan mendekat disisi salsa.

Sabilla mulai mempersiapkan segalanya untuk USG, Sabil mengangkat baju salsa keatas dan mengoleskan gel diperut salsa. Pandangan Lian tak henti dan tak berkedip melihat layar USG, sepertinya bapak muda ini tak sabaran melihat keadaan bayinya.

" Gimana bil?" Tanya salsa.

" Lu bisa lihat sal, sejauh ini janin lu mulai membaik dan kuat, tapi ini masih sangat rentan jadi lu berdua harus jaga bener-bener dan hati-hati kalo emang mau anak lu sehat sampai lahir" ucap Sabila sembari membantu salsa untuk duduk di brankar itu.

" Makasih ya bil, lu udah baik dan nolongin gua" ucap salsa menggenggam tangan sahabatnya itu.

Sabila tidak menatap salsa sedikitpun ia memilih untuk melihat kesamping yang entah apa yang ada disana.

" Sama-sama sal, lu udah bisa pulang hari ini, tapi Lian jangan lupa yang gua bilang kemaren" ucap Sabila bangkit dari bangkunya hendak meninggalkan pasangan itu.

" Bila, gua mau jelasin tentang gua dan Nando, gua udah dikasih tau Lian, lu udah tau tentang itu, gua minta maaf gua yang salah" ujar salsa, membuat langkah Sabila terhenti sejenak lalu perempuan itu kembali melangkah.

" Lupain aja" jawab Sabila acuh.

" Li...., gimana jadinya, aku minta maaf, aku salah..., aku bikin kecewa kamu dan juga sahabat aku sendiri, aku harus apa ... Hiks..." Tangis salsa pecah.

Lian mendekat dan memeluk erat wanitanya itu " gapapa sayang, nanti kita coba lagi bicara sama Billa ya, kamu jangan sedih ingat ada baby kita disini" ujar Lian mengusap perut wanitanya itu.

" Ta...tapi... Hiks..." Tangis salsa.

" Udah ya sayang, billa masih butuh waktu untuk mencerna semua apalagi pernikahan mereka kan sebentar lagi" ucap Lian mengelus surai rambut wanitanya.

" Aku jahatt banget Li..., sumpah aku jahat bangett...., aku gak mikir sampe sejauh ini... Ak...ak..." Tangis Caca mulai tak terkendali.

Cup....

Kecupan hangat mendarat dibibir mungil salsa. Lian melumat bibir salsa dan mengusap tengkuk leher wanitanya itu.

"Eungghhh....." Lenguh salsa.

Cleup...

Bunyi kecapan bibir Lian melepas lumatannya pada bibir salsa. Lian mengusap bibir salsa yang terlihat membengkak akibat ulahnya.

" Bibir nya ini akan aku kasih hukuman kalo terus menyalahkan disi sendiri, paham sayang..." Ujar Lian mengusap kepala salsa.

------------------------------------

" Li..., aku pulang ke appart aku ya..." Ucap salsa pada Lian yang tengah fokus mengendarai mobilnya.

" Kenapa?" Tanya Lian datar.

" Gapapa sayang, akukan udah sembuh aku bisa jaga diri sayang" ucap salsa yang paham bahwa lelakinya itu tidak setuju.

" Enggak boleh" ketus Lian tanpa melirik salsa.

" Sayang, kita tiap hari kan bakal ketemu untuk nemenin aku ke dokter psikiater" ucap salsa menenangkan Lian.

" Aku bilang enggak, kamu tinggal di appart aku, nanti kalo aku bakal carikan nanny untuk jaga kamu kalau aku dirumah sakit" tegas Lian.

" Ta..tapp-" protes salsa yang langsung di cela Lian.

" Stop berdebat sal, aku lagi fokus nyetir" ujar Lian.

Secret love ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang