SL - 16

1.5K 128 15
                                    

" Li....., gimana keadaan salsa?" Tanya Sabila khawatir ketika sampai dihadapan Lian.

" Bil...., gua gak tau ..., tadi pas selesai hypnotherapi salsa kesakitan diperutnya, dan ada keluar darah bill, hiks...." Ujar Lian tak kuasa mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.

" Astagfirullah Sal...., kita doain semoga sal dan baby nya gak kenapa-kenapa ya Li ..." Ucap Sabila mencoba menenangkan Lian walaupun dalam hatinya begitu banyak kekhawatiran.

" Yang sabar Li ..., salsa dan baby nya pasti kuat kok, lu banyak berdoa ya" ujar Nando merangkul bahu sobatnya itu.

"Tadi siapa yang meriksa salsa li??" Tanya sabila

"Dokter bagas bil.. tapi gua belum tau hasilnya gimana.. gua masih nunggu hasilnya, gua takut nan .. gua takut, gua takut salsa sama anak gua gak selamat, gua gak mau.." histeris lian mengingat kejadian tadi.

"Oke lu tenang dulu di sini.. biar gua yang ketemu dokter bagas..." ujar sabila dengan harapan lian bisa tenang.

"Kamu mau kesana yang ?" Tanya nando menarik tangan sabilla saat hendak pergi

"Iya.. biar tau hasilnya gimana, kasihan lian kalo harus nunggu.." jelas sabila dengan tutur lemah lembut

"Iihh ko aku di tinggalin sih? Gk bisa gitu dokter bagasnya yang kesini? Kan aku gak mau kepisah sama kamu" rengek nando yang tiba tiba manja

"Apaan sih nann.. udah deh gak usah lebay.. jagain si lian udah diem aja disini.. gua mau ke ruangan dokter bagas" tegas sabilla dan berlalu pergi meninggalkan lian dan nando.

Nando yang melihat kepergian sabila pun hanya bisa mendegus kesal.. tapi ya mau bagaimana lagi, kita berempat sudah seperti saudara, jadi jika salah satu dari kita ada yang susah .. kita harus ada dan harus bantu sebisa kita.

Setelah sabilla menghilang dari pandangan nando, nando pun melirik ke arah lian yang masih menangis ketakutan.

"Haduhhh.. sini sini sini come to papa come to papa" ucap nando sambil merentangkan tanganya berharap lian tertawa dengan lawakanya.

Lian tak menolak pelukan nando, ia pun memeluk nando dan seketika tangisanya tumpah , lian menangis bak anak kecil yang takut di tinggalkan orang tuanya.

"Gua takut nan... takut..." lirih lian dalam tangisanya

Nando menepuk nepuk pelan punggung lian sambil berucap "its okey.. kan kita belum tau hasilnya gimana.. lu gak usah panik dulu.. siapa tau cuma kram perut biasa.. gak usah panik li.. tenangg.. " tenang nando kepada lian.

"Cep cep cep .. hidup emang kadang kidding li.. kitanya udah pengen bahagia ehh ada masalah nempel nempel ke kita.. habis ini kita cari ya pembasmi masalah.. biar kita happy terus okey" ucap nando lagi masih berusaha menghibur nando.

Tangis lian tak kunjung berhenti, sedangkan pundak nando sudah mulai basah , ntah karena ingus lian atau air mata yang tiada hentinya.

"Udah dong li... pundak gua basah.. " frustasi nando yang melihat lian tak kunjung berhenti menangis.

"Kalian pada ngapain dah?" Tanya sabilla tiba tiba datang dari arah belakang .

"Yang.. ini yang.. tolongin kek.. aku berasa jadi homo.. si lian gak mau lepas dr pelukan aku.. aku tau kalo pelukan aku tuh emang nyaman tapi jangan sama lian juga .. sama kamu aja .. ya ngga sayang?" Ucap nando meminta tolong sabilla

"Li.." panggil sabilla tak menggubris ucapan nando.

"Cailah di kacangin gua" gumam nando tak terima

Lian melepaskan pelukanya pada nando, dan menatap ke arah sabilla.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret love ( On Going ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang