Bab 16: Kepergian Pangeran Zhong

77 8 3
                                    

Shi Jun tidak peduli untuk memperhatikan interaksi antara tuan dan pelayan Su Moli dan menatap Xiao Guozi.

Xiao Guozi sedang sibuk mengemasi barang-barangnya.

"Karena tidak ada yang lain, Ben... Aku pergi dulu.”

(Ben: maksudnya Shin Jun hampir kecoplosan menggunakan kata Ben yang sering digunakan para pangeran sebagai kata ganti saya/aku)

Mengatakan itu, Shi Jun mengangguk ke arah Su Moli dan berbalik untuk pergi.

Su Moli melirik Cheng Tao dengan enggan, “Kau keterlaluan, aku sedang menderita flu dan kau masih tidak mengizinkanku pergi menemui pria tampan itu!”

Menahan keinginan untuk memutar mata, Cheng Tao mengucapkan setiap kata dengan tegas, "Nona, saya tidak melarang Anda melihat pria tampan, tapi Anda tidak bisa begitu saja melihat satu lalu ingin membawanya pulang."

"Bagaimana kalau aku melepaskan yang lain, dan hanya membawa yang satu ini?"

Cheng Tao terdiam.

Perlahan dia berkata, "Nona, saya khawatir jika Anda mengirim pesan ini kembali, semua Tuan Muda akan menegur Anda..."

Su Moli gemetar dan tertawa canggung, “Itu, kau benar, aku tak bisa berubah pikiran setiap kali melihat... tapi... dia sungguh tampan!”

"Wajah tampan tidak akan membiayai kebutuhan, Nona!"

"Tapi itu bisa meningkatkan selera makanku!"

"Nona!"

“Baiklah aku tahu, ada seseorang yang datang.” Su Moli bahkan mengubah ekspresinya dan bersandar di tempat tidur.

Cheng Tao juga mengubah penampilannya, wajahnya penuh kekhawatiran dan matanya dipenuhi air mata.

Kalau saja Shi Jun ada di sini, aku khawatir dia akan terkagum-kagum melihat betapa cepatnya perubahan raut wajah mereka berdua.

....

“Pangeran, Nona Su ini benar-benar cantik dan lembut!” Xiao Guozi menghela napas, “Tapi dia terlalu lemah, hei, dia juga orang yang menyedihkan.”

Shi Jun mengangkat alisnya; “Orang yang menyedihkan?”

“Ya, Pangeran, bukankah dia orang yang menyedihkan! Saya dengar Nona Su ini didorong ke kolam oleh adik perempuannya sendiri! Ah, bagaimana mungkin dia tidak menyedihkan?”

“Tabib Istana Chen juga mengatakan bahwa Nona Su sangat lemah, dia akan mati jika tidak berhati-hati!”

Penampakan wajah rapuh Su Moli muncul di pikiran Shi Jun dan dia berkata sambil berpikir, “Memang menyedihkan.”

Xiao Guozi terkejut dan menatap Shi Jun, selalu merasa ada sesuatu yang salah dengan Putra Mahkota.

....

Istana Kekaisaran, di ruang belajar Kekaisaran.

“Yang Mulia, Putra Mahkota datang untuk memberi salam.”

Ketika Kaisar, yang sedang mengurus urusan pemerintahan mendengar ini, rasa lelahnya langsung sirna. Ia segera berdiri dan melihat sekeliling; "Da Guozi, lihatlah, aku sudah menyimpan semua barang berhargaku, kan?"

Da Guozi menahan senyum dan berkata, “Yang Mulia, jangan khawatir, semuanya sudah disimpan.”

Kaisar merasa lega, “Baguslah kalau begitu. Kalau tidak, saat dia datang, semua barang berhargaku akan hilang lagi!”

"Pergi, panggil dia masuk."

“Ya, Yang Mulia.”

Da Guozi merasa tak berdaya. Setiap kali Kaisar membereskan barang-barangnya dan menunggu Putra Mahkota turun, setelah beberapa kata acak, dia menyerah lagi. Pada akhirnya, lebih banyak barang yang dikeluarkan daripada yang dibereskan!

Untuk apa repot-repot?

Shi Jun adalah nama samaran dari Putra Mahkota, Zhong Lishi.

Semua orang tahu bahwa Putra Mahkota sangat dicintai oleh Kaisar, namun Putra Mahkota tidak menyukai urusan pemerintahan dan lebih suka merawat/mengobati orang.

Aku mendengar bahwa hobi ini dikembangkan oleh Tabib Istana Chen.

Karena Tabib Istana Chen harus mengunjungi Kaisar setiap hari untuk memeriksa denyut nadi yang sehat dan Pangeran ingin memiliki kesempatan untuk menyendiri bersama Kaisar, Pangeran Zhong Lishi berhasil mempelajari seni pengobatan dan menghabiskan lebih banyak waktu sendirian bersama Kaisar.

Awalnya Kaisar sangat kesal karena Putra Mahkota tidak menjalankan tugasnya, namun setelah mendengar alasannya, ia memberikan banyak hadiah yang baik.

Pangeran lainnya tentu saja mencoba trik ini, tetapi mereka dimarahi karenanya.

Semua menteri menganggap Kaisar sangat aneh!

“Ayah! Aku merindukanmu!” Sebelum orang itu tiba, suara itu datang lebih dulu.

Kaisar hanya merasakan kilatan cahaya dan melihat Zhong Lishi yang tersenyum berjalan masuk.

Zhong Lishi yang tadinya sudah tampan, kini dengan senyum dan mata yang berbinar, bahkan Kaisar pun tidak bereaksi.

Zhong Lishi langsung duduk, mengambil secangkir teh, dan meneguknya; “Ayah, apakah menurutmu putramu tampak sedikit lebih tampan lagi? Demi usaha putramu untuk terlihat baik lagi, hadiah apa yang akan Ayah berikan hari ini?”

***

Penulis ingin mengatakan:

Kaisar: Tidak tahu malu!

Putra Mahkota: Bukankah aku tampan?

Kaisar: ....

Pangeran: Apakah aku tidak cukup tampan bagimu?

Yang Mulia: Hadiah!

Da Gouzi: Untuk apa repot-repot? Saya sudah capek bolak-balik!

White Lotus Overturned DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang