Kamu Dan Segenap Harapku end

231 15 15
                                    

*Happy reading*


Klo ad typo, atau ad yg gak nymbung kasi tau yak jangan sungkan2:>
Ini ku revisi ulng



Mama berjalan tergopoh-gopoh kearahnya, Nunew reflek berdiri seraya menatap mamanya bingung dan satu tamparan dilayangkan membuat wajah Nunew berpaling. Tamparannya memang sakit, tapi tidak sesakit hatinya ketika mama melontarkan kata-kata hinaan.

Anak si4lan

Tidak tau malu

Menjijikkan

"Kalau tau akan begini, mungkin dari dulu saja saya membuang mu! Anak si4lan! Memalukan!"

Nunew memegang pipi yang terasa panas, bola mata menatap papa berharap pria itu sedikit membelanya, tangisannya yang tidak mau berhenti membuatnya kesusahan berbicara. ia ingin memanggil papanya, tolong maafkan aku pa. Tapi ia tidak bisa, hanya menangis dan menangis.

Nafas Mama keburu tidak ada lagi tangisan di dirinya, hanya kemarahannya tak tertahankan. Di depan ada anaknya yang sedang menangis layaknya seorang perempuan, ia tidak menyukai seorang pria menangis tersedu-sedu seperti Nunew, itu memalukan! seorang pria tidak menangis seperti itu!. Nafasnya tercekat ketika anaknya menundukkan kepala sambil menangis dengan satu tangan yang di kepal lalu mengusap-usap mata, tingkah itu benar-benar menyerupai wanita. Dengan kemarahan yang meluap-luap mama mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu ia kembali menampar anaknya lebih kuat dari tadi, hingga Nunew anak nya tersungkur dilantai.

"Sakit..." lirihnya, Nunew beringsut ketakutan ketika papa berjongkok di depan

Papa menatapnya tanpa ekspresi, Nunew takut melihatnya belum sempat ia bertanya, papa menarik kerah baju hingga ia berdiri di detik berikutnya pukulan ia dapatkan bukan dari Mama tapi papa. Papa memukul pipinya, itu sangat kuat hingga ia kembali tersungkur bahkan kepalanya sampai terhantuk di lantai.

"Akibat membuat istri saya menangis"

Itu papanya, papa memukulnya seolah-olah ia bukanlah anaknya, papa hanya menatapnya musuh karena dengan lancangnya Ia membuat istri dari pria di depannya menangis. Malam ini bagaikan mimpi yang buruk yang tak pernah ia bayangkan akan berada di posisi ini, penghinaan kekerasan, dan semua yang terjadi sekarang ia berharap hanyalah sebuah mimpi. Tapi ini sangat nyata dan kenyataan ini Nunew tidak akan pernah menerima nya.

Nunew beringsut, perlahan ia bangkit lalu berlari keluar sekuat tenaganya tanpa menoleh ke belakang

Lari tanpa henti, lari diiringi deraian air mata, lari tanpa mengindahkan peringatan teriakan orang tua. Untuk saat ini kesopanan tidak berlaku lagi untuk Nunew, Ia terus berlari tanpa memperdulikan tatapan aneh yang tertuju padanya, yang ia pikiran saat ini adalah Zee.

Baru sampai di taman tempat awalan pertemuannya dengan Zee, langkahnya terhenti ketika matanya terkunci oleh sosok yang ia cari, sosok itu berdiri tidak jauh darinya senyuman terukir di bibir cantiknya tapi itu tidak bertahan lama. Lihatlah, Zee di depannya tidak terlihat baik-baik saja pria itu terlihat sangat kacau walaupun sedang tersenyum.

Zee mendekat otomatis Nunew juga mendekat, tangan Zee terangkat menghapus jejak air kesedihan di wajan Nunew, ia tersenyum, "kenapa menangis hmm? cerita sama phi."

Sontak pertanyaan Zee membuat Nunew kembali menangis bahkan ini lebih parah dari sebelumnya, si kecil itu meraung-raung seraya memeluk Zee dengan wajah dibenamkan di dada bidang Zee , ia membalas pelukan itu sesekali mengecup pucuk kepala Nunew. "menangis lah phi bersamamu" Zee mengusap punggung kecil itu dengan perlahan seolah-olah takut jika salah tindak akan menyakiti si kecil itu. Ketika ia mengangkat kepala Zee sedikit terkejut Ia lupa bahwa di taman itu bukan hanya dirinya dan Nunew yang ada.

ZeeNunew Short StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang