Nathan memandangi ponselnya. Ia sedang menunggu balasan pesan dari seseorang. Seseorang yang beberapa hari belakangan ini menjadi teman bertukar pesan yang dikenalnya melalui aplikasi pencarian jodoh, Amore.
Seorang gadis misterius yang bahkan belum pernah dilihatnya meski hanya dalam sebuah gambar. Namun komunikasi yang selama ini terjalin membuatnya merasa nyaman dan betah berlama-lama berkutat dengan ponselnya.
Tidak ada obrolan serius apalagi masalah percintaan dan sejenisnya seperti percakapan kebanyakan orang yang berkenalan melalui aplikasi tersebut. Hanya obrolan ringan namun tetap terasa menarik dan tak ingin dilewatkannya.
Ini sudah bukan jam kerja, tapi Sunny sudah lebih dari satu jam tidak menjawab pesannya. Tidak seperti biasanya. Apakah Sunny sudah mulai bosan berbincang dengannya? Atau sudah menemukan partner bertukar kabar lain?
Sebelumnya, Nathan menunggu sembari live di akun Tiktoknya. Ya, ia memang rutin live di aplikasi itu bahkan jauh sebelum ia memutuskan membuat akun di Amore. Bahkan kini bisa dikatakan ia sudah menjadi selebtok.
Nathan menimbang-nimbang ponselnya dan akhirnya memutuskan untuk melakukan sambungan suara melalui aplikasi tersebut. Ia memanggil Sunny.
"Hai, El. Ini elo sengaja call atau gak sengaja kepencet?"
Suara renyah dan ceria itu menyambut pada deringan ketiga.
"Sengaja sih, Sun. Elo lagi sibuk ya? Gue ganggu?"
"Gue baru kelar mandi sih ini. Sibuk dikit sih."
"Oh, sorry ya gue ganggu..." Nathan belum menyelesaikan kalimatnya.
"Sibuk napas hahaha..."
Tawa yang baru pertama kali didengar namun seperti mampu menyihirnya. Memberi rasa tenang yang entah bagaimana menggambarkannya. .Yang pasti membuatnya ingin berlama-lama berbincang
Percakapan terus berlangsung. Nathan merasa betah berbincang dengan lawan bicaranya tersebut. Hal-hal ringat namun menjadi sangat menarik baginya.
"Sun, Sunny itu nama asli loe?"
"Bukan. Cuma nickname yang dibikinin temen gue aja. Nama gue Odii."
"Odii? Nama loe unik."
"Kalo loe, loe pasti anaknya Ahmad Dhani ya?"
Nathan mengerutkan keningnya, walaupun ia tau, Sunny alias Odii tidak bisa melihatnya.
"Adiknya Al, kakaknya Dul. Hahaha..."
"Elo kok lucu amat sih, Di?" Nathan ikut tertawa menanggapi Odii.
"Iya dulunya mau ikut audisi stand up comedy tapi gak jadi karena udah tereliminasi sebelum audisi. Hahaha..."
Bagi Nathan, Odii menarik dengan caranya. Caranya bertutur kata tidak seperti perempuan yang selama ini dikenalnya. Apakah karena Odii lebih muda darinya yang terpaut usia delapan tahun?
"Dii, gue pengen deh ketemu sama loe." Ucap Nathan tiba-tiba.
"Elo gak takut gue gigit?"
"Gak apa-apa deh, yang penting loe gak rabies sih harusnya aman ya."
"Hahaha... Sialan loe. Udah mulai pinter nge-roasting ya. Boleh deh, kabarin aja kapan sempetnya."
"Besok gimana?" Nathan, bersemangat.
"Ehmm... boleh deh. Ntar kabarin aja jam berapa loe bisanya."
"Gue ngikut loe aja, Dii. Nanti gue yang nyamper."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Claudia!
ChickLitOdii, seorang gadis dengan trust issue relationship, memilih menyibukkan dirinya dalam pekerjaannya. Dua sahabatnya, Anne dan Citra, sampai memaksanya mendownload aplikasi pencarian jodoh, Amore. Setelah dua kali meet up dengan dua laki-laki berbeda...