Awal yang Menantang

10 2 0
                                    

Ryn mengamati sosok misterius menghilang tanpa jejak merasa semakin tertekan. Dia menyadari bahwa kekuatan keabadian yang dimilikinya bukanlah sesuatu yang biasa dan mungkin menyimpan misteri yang lebih dalam. Dengan perasaan kacau, Ryn pulang sambil merenung. Pikiran tentang kejadian yang baru saja terjadi terus menghantuinya, membuatnya sulit untuk fokus pada apa pun. Setiap langkah terasa berat, seolah bebannya jauh lebih besar dari sekadar fisik.

Setibanya di rumah, Ryn mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi. Dia merenungkan kejadian tersebut dan menyadari bahwa impian lamanya untuk menjelajahi dunia luar mulai bangkit kembali. Kemampuan keabadian yang baru disadarinya menghidupkan kembali keinginan untuk melihat dunia yang luas. Ryn tahu bahwa kekuatan ini mungkin menyimpan rahasia yang lebih dalam, dan ia merasa perlu menjelajahi lebih jauh untuk memahami sepenuhnya.

Keesokan harinya, Ryn memutuskan untuk pergi ke kota Asran, yang terletak sekitar 30 km dari desanya, sebuah kota di wilayah kerajaan Drinka. Dengan tekad yang bulat, dia memulai perjalanan untuk mencari tentang sosok misterius yang muncul dan untuk memahami kemampuan yang dimilikinya.

Sesampainya di kota Asran, Ryn mendaftar di guild petualang bernama "Celestial"

Sesampainya di kota Asran, Ryn mendaftar di guild petualang bernama "Celestial," yang merupakan cabang dari Kerajaan Drinka. Ryn memutuskan bergabung dengan guild ini untuk memulai perjalanan barunya dan menggali lebih dalam tentang kemampuannya. Di guild, Ryn bertemu dengan Shizu, seorang perempuan ceria dan ramah dengan rambut pendek berwarna hitam yang terpotong rapi, mata cokelat cerah yang berkilau seperti embun pagi, dan senyum yang selalu menghiasi wajahnya. Ia membantu Ryn dalam proses pendaftaran dan merekomendasikan misi level rendah untuk mengumpulkan tanaman obat di hutan dekat kota.

"Selamat datang di Guild Petualang Celestial!" sapa Shizu dengan senyuman lebar. "Saya Shizu, resepsionis di sini. Ada yang bisa saya bantu, Tuan?"

"Saya Ryn, dan ini pertama kalinya saya mendaftar di guild," jawab Ryn sambil menyerahkan formulir pendaftaran. "Ada saran misi untuk pemula?"

"Tidak masalah, Tuan Ryn," kata Shizu sambil memeriksa formulir tersebut. "Kita punya beberapa misi awal yang cocok untuk pemula seperti Anda. Salah satunya adalah mengumpulkan tanaman obat di hutan dekat kota." Apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan saat mengumpulkan tanaman?" tanya Ryn.

"Bawa kantong yang cukup dan perhatikan tanda-tanda di sekitar hutan," jawab Shizu. "Hati-hati dengan monster-monster liar. Mereka jarang agresif, tapi tetap waspada."

"Baik, terima kasih," kata Ryn. "Saya akan segera berangkat."

"Sama-sama. Semoga misi Anda sukses," kata Shizu sambil melambaikan tangan.

Ryn tersenyum dan melangkah menuju hutan, memulai petualangan pertamanya. Meskipun tampaknya sederhana, ia tahu bahwa memulai dari dasar adalah langkah penting.

Ryn menuju hutan yang terletak di pinggiran kota Asran. Suasana di hutan sangat tenang, dengan sinar matahari menembus daun-daun yang lebat. Dia mulai mencari tanaman obat seperti yang direkomendasikan Shizu. Setelah beberapa waktu mencari dan memeriksa berbagai tanaman, Ryn akhirnya menemukan beberapa spesimen yang tampak sesuai.

Namun, saat dia tengah sibuk mengumpulkan tanaman, dia mendengar suara langkah kaki dari semak-semak di dekatnya. Ryn segera berhenti dan memandang sekeliling dengan hati-hati. Tiba-tiba, beberapa goblin muncul dari balik semak-semak, wajah mereka penuh niat jahat.

"Ini pasti monster yang nona Shizu sebutkan," gumam Ryn dengan cemas.

Ryn berusaha menghadapi para goblin, tetapi tanpa keterampilan bertarung yang memadai, dia segera kewalahan. Goblin-goblin tersebut menyerang dengan ganas. Ryn berusaha menghindari dan membalas, tetapi serangannya tidak efektif. Terlalu cepat, Ryn terdesak dan terkena serangan yang mematikan.

Dalam waktu singkat, Ryn jatuh ke tanah, terluka parah dan tak berdaya. Goblin-goblin itu kembali ke dalam hutan setelah memastikan bahwa Ryn sudah tak berdaya lagi. Dengan kesadaran yang mulai menipis, Ryn menatap langit dan merasa menyesal karena kurang persiapan.

Akhirnya, Ryn tak mampu bertahan dan menghembuskan napas terakhirnya di tengah hutan yang sunyi. Namun, tak lama kemudian, Ryn kembali hidup. Dalam sekejap, semua luka-lukanya sembuh. Tubuhnya yang sebelumnya terluka parah kini pulih sepenuhnya.

Dengan perasaan campur aduk antara ketakutan dan putus asa, Ryn merasa bingung dan tertekan. Meski memiliki kemampuan yang sangat langka ini, dia merasa ketidakmampuannya saat bertarung membuatnya rentan terhadap ancaman yang lebih besar. Keinginan untuk menjadi lebih kuat semakin terukir di dalam hatinya.

Dengan tekad baru, Ryn mengambil tanaman obat yang telah dikumpulkannya dan memutuskan untuk kembali ke guild dengan cepat, bertekad untuk melatih dirinya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Sesampainya di guild, Shizu melihat Ryn dengan pakaian yang compang-camping dan penuh luka, meski tidak ada luka yang tersisa di tubuhnya. Shizu segera mendekatinya dengan ekspresi terkejut dan khawatir. "Tuan Ryn! Kamu kembali lebih cepat dari yang kami harapkan. Apa yang terjadi di hutan? Pakaianmu tampaknya dalam kondisi sangat buruk."

Ryn, masih terengah-engah dan dengan ekspresi ragu, menjelaskan, "Saya mengalami beberapa hal tak terduga di hutan. Saya... merasa perlu menjadi lebih kuat agar bisa menghadapi musuh dengan lebih baik."

Shizu mengangguk dengan penuh pemahaman. "Kamu telah menunjukkan keberanian dengan menyelesaikan misi ini meskipun mengalami kesulitan. Tidak semua petualang langsung siap menghadapi segala tantangan. Yang penting adalah kamu belajar dari pengalaman ini dan terus berusaha."

Ryn tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Shizu. Saya akan memulai latihan dan mencari cara untuk memperkuat diri. Saya tidak ingin merasakan kelemahan seperti ini lagi."

Merasa sedikit lebih tenang setelah mendapatkan dukungan Shizu, meskipun masih bingung dengan kemampuannya, Ryn mulai merencanakan langkah selanjutnya. Dia menyadari bahwa memiliki kemampuan keabadian bukanlah segalanya, dia juga harus meningkatkan keterampilannya agar bisa menghadapi ancaman dengan lebih baik. Ryn meninggalkan guild, siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dan mengasah kemampuannya untuk masa depan.

EternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang