7 bulan kemudian
Irene sudah membiasakan hidupnya bersama Sehun.
Pagi ini Irene sudah selesai menata makanan di meja makan dengan apron yang masih menempel di tubuhnya.
Sehun menuruni tangga kamarnya menghambur manja memeluk Irene dari belakang,tangannya melingkar posesif di perut Irene yang sudah terlihat membuncit membuat si wanita terkaget."Sayang,duduk tenanglah di meja makan"ucap Irene kegelian saat Sehun menciumi celuk lehernya berulang kali,
"Tidak mau,aku ingin sekali memakanmu saja"ucap Sehun mesum membuat Irene melepaskan pelukannya lalu membalikan tubuhnya kemudian mencubit gemas kedua pipi Sehun
"Ih nakal sekali"
"Dokter Jenny kan sudah bilang kalau kandunganku lemah jadi kita belum boleh melakukannya"ucap Irene menyesal kepalanya menunduk ke lantai."Aku bercanda sayangku"
ucap Sehun gemas dengan senyuman merekahnya"Iya aku tau,tentu aku akan memakanmu nanti kalau anak kita sudah lahir"
"Ah..... aku bahkan akan memakanmu setiap malam nantinya,kau harus bersiap nanti"goda Sehun sambil menarik dagu Irene untuk menatapnya kemudian tertawa kencang membuat Irene yang menatapnya mengerucutkan bibirnya sebal.
Sedetik kemudian irene tersenyum,irene merasa benar-benar beruntung karena memiliki pria sebaik oh Sehun sebagai suaminya.
Pasangan itu kemudian menikmati makanan sambil mengobrol bahkan sesekali Sehun membuat Irene tak bisa menghentikan tawanya.
Acara makan mereka telah selesai kemudian mereka menghabiskan waktu dengan menonton televisi di mana Irene menyenderkan kepalanya pada dada bidang Sehun,tangan Irene yang memeluk erat pinggang Sehun dan tangan Sehun yang mengelus-ngelus surai hitam panjang legam rambut Irene.
Sehun tak menyangka bisa menjadi suami sah Irene dengan status hubungannya dengan Irene dulu.Ia ingat pertemuan mereka.
Bulan Desember beberapa tahun yang lalu,Pertama kali ia bertemu irene.Di sebuah cafe di daerah Gangnam, tempat kerja part time Irene.
Saat itu Ia duduk di sebuah kafe yang cukup sepi di Gangnam karena saat itu hujan deras terjadi,ia duduk seorang diri dengan secangkir kopi di hadapannya.Sampai pandangannya matanya tertuju pada salah satu gadis pelayan di sana yang tangannya di tarik oleh seorang pria dengan kasar,gadis itu memberontak ,tapi tak ada yang berani maju menghadapi mereka karena kafe itu hanya ada tiga pelayan wanita yang ketakutan.Sehun yang sedikit geram melihat kekasaran pria itu sampai pria itu benar benar menyeret gadis itu sampai keluar kafe .Saat itu ia langsung bangkit kemudian mengejar mereka berdua tanpa perduli air hujan yang mengenai tubuhnya,Sehun langsung menarik gengaman pria itu kemudian menyembunyikan gadis itu di balik punggungnya.Mereka saling memukul tapi karena Sehun mantan atlet takwondo tentu ia bisa mendominasi pukulan tersebut bahkan Sehun sampai menghajar pria itu tanpa ampun,sampai sebuah tangan menghentikannya,manik mata mereka bertemu,mereka saling menatap,Sehun menatap lekat manik mata gadis itu yang sehitam jelaga,bibir tipis yang sexy merekah merah,wajah dan muka yang kecil dengan mata merah yang berair,ia menangis,kontras dengan kecantikan keindahan yang tetap terlihat mencolok padahal dengan keadaan tubuh yang sudah basah dari ujung kepala hingga kaki saat itu bahkan membuatnya tidak dapat berfikir lagi saat gadis itu menariknya pergi dari tempat itu,ia seperti terhipnotis dan menurut saja.Gadis itu membawa nya di sebuah tempat kost kecil.Hanya ada sebuah kasur kecil juga dapur yang menyatu di tempat juga kamar mandi yang kecil.Sehun mengambil ponsel di saku jaketnya,beruntung ponselnya tidak mati karena jaket yang ia pakai cukup tebal,ia meletakan ponselnya kemudian melepaskan topinya di meja kecil di samping tempat tidur gadis itu.Kemudian Sehun berdiri dengan canggung karena bingung dengan keadaannya yang basah tak mungkin dia duduk di ranjang kamar gadis itu,ia menatap gadis itu yang sedang membuka lemari kemudian gadis itu memberikannya handuk kering dan pakaian ganti padannyaj,entah kenapa ia memiliki baju pria,Sehun kala itu tak terlalu perduli.