11. Meminta restu

100 16 4
                                    

Malam indah dipenuhi dengan bintang bintang berkelap kelip diatas langit, ditambah cahaya dari bulan sabit yang indah menyinari malam penuh makna ini.

Hari ini, hari dimana Irana akan dilamar oleh pria yang akhir-akhir ini dekat dengannya, bukan hanya dekat mereka juga sudah menjalin hubungan berpacaran beberapa bulan ini, dan pada malam ini pria itu akan akan melamarnya.

Sungguh senang bukan main hati irana saat ini yang akan siap dipinang oleh lelaki yang dia kagumi selama ini.

"Irana lo, bakalan ga jomblo lagi setelah ini. Karena mas mas Jawa itu bakalan ngelamar elo Ran! Malam ini Ran, malam ini!" Monolognya sambil berkaca dikamarnya.

"Oh ya, ngomong ngomong soal lamaran ini... Gimana ya kabarnya Yara? Apakah dia bakalan galau?! Mungkin saja bakalan galau, kalau beneran galau gue beneran bakal kayang sih, " Ujar Irana, belum juga meminta restu sudah seperti itu sikapnya.

Terdengar ketukan pintu dari balik kamar Irana. Dia pun segera membukakan pintu untuk mamanya yang mengetuk pintunya itu. "Ma?" tanya Irana dengan senyum sumringah nya.

"Ayo keluar, mamas Rajifnya udah dateng loh itu,,," ledek mamanya irana.

Mendengar itu Irana langsung salting bukan main, ingin rasanya dia mereog tapi tetap ditahannya karena situasi saat ini sangat mencekam.

Irana dengan digandeng mamanya langsung turun menuju ruang tamu, dimana papa nya dan orang tua Rajif Sekaligus Rajif berada disana menunggu Irana.

"Irana, sini nak,," ujar papanya Irana.

Irana langsung mengangguk lalu ikut duduk bersama papanya. Netra Irana sesekali menangkap sosok Rajif yang sedari tadi memperhatikan nya, lalu tersenyum malu.

"Oh ya, nak Rajif dalam rangka apa yah kesini ingin berjumpa dengan saya?" papa Irana to the point.

Rajif tersenyum, menatap papa Irana dengan tatapan lembut nya "Jadi begini pak, saya ingin..."

Ucapan Rajif terputus, ia ingin mengucapkan nya tetapi sedikit ragu akan hal itu.

Bahu Rajif dielus lembut oleh orang tuanya, menenangkan nya agar tidak terlalu gugup dalam hal ini.

Rajif membuang nafas pelan "Bismillahirrahmanirrahim saya Rajif Ramadhan,,, maksud kedatangan saya kemari bersama keluarga adalah, saya ingin meminang putri bapak, Novelinda Irana Nareswari,,,"

Seketika suasana mendadak hening, mata orang tua Irana saling pandang kearah Irana. Mama Irana mengangguk lalu tersenyum kearah papa Irana, papa Irana hanya membalas satu anggukan ke mama Irana.

"Kalau bapak setuju saja dengan pinangan kamu nak Rajif, sekarang keputusan hanya ada di Irana nya saja,, jika Irana setuju bapak sebagai orang tua Irana juga setuju,, " Ucap papa Irana.

"Ran? Gimana?" tanya papa Irana.

Irana menundukkan kepalanya, dia malu ingin berbicara dengan Rajif. "Malu malu kucing kamu Ran, tadi di kamar senangnya minta ampun,,," Buka mama Irana yang membuka aib Irana.

Wajah Irana perlahan memerah "Mahh,,, buka aib ini ceritanya?" batin Irana.

Irana akhirnya membenarkan posisinya, ia menarik nafas lalu membuangnya "Irana terima pinangan dari Mas Rajif," Ucap nya malu malu.

Akhirnya setelah mendengar kata itu Rajif sedikit lega, ia tersenyum bahagia dengan jawaban Irana tadi.

"Oh ya, untuk resepsi minggu depan insyaallah akan segera diadakan ya," Ucap Ummi Rajif yang suaranya memecah keheningan mereka.

Seketika mata Irana membulat, tidak! Kenapa harus minggu depan? Irana belum siap siap, undangan nya juga belum dibuat, kenapa se sat set ini? Bahkan pakaian mereka juga belum.

Papa Irana mengangguk "Setuju, Karena semangkin cepat semangkin baik, takutnya kalau lama lama dilakukan bakalan ada kendala,,," Ujar papa Irana.

"Tidak masalah kan nak Irana kalau acaranya bakalan dibuat minggu depan?" Tanya mamanya Rajif.

Irana tersenyum, menggelengkan kepalanya mengisyaratkan kalau acara akan dilaksanakan pada Minggu depan, sama sekali dia tidak masalah dengan hal itu "Tidak apa, Irana sama sekali tidak keberatan, karena bener yang dibilang papa tadi, semangkin cepat semangkin baik. Takutnya, kalau lama lama bakalan ada kendalanya."

Rajif menghela nafas, akhirnya ia dengan Irana sudah sampai pada titik ini "Baiklah jadi semuanya setuju kalau acaranya bakalan diadakan Minggu depan, Rajif akan menyiapkan semua itu..., untuk dek Irana hanya mempersiapkan diri saja ya?" Ujar Rajif.

Irana mengangguk "Nggih mas," tutur Irana menggunakan bahasa Jawa yang hanya dia ketahui saja.

***

Aku slow update yah guys? Maaf yah 🗿 aku ini spek author yang ga niatan update, jdi harap dimaklumi ygy
Maaf kalau bab ini cuman sedikit, soalnya lagi mati topik 🥲🙏🏻


Mas² Jawa itu  Milikku!!! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang