13. Sido pora

87 15 5
                                    

Nih sambil baca dengerin dulu lagunya, soalnya aku buatnya juga sambil dengerin lagunya 🥰 eh guys, btw aku gajadi di ganti nama untuk mas rajif, kapan kapan aja deh! Soalnya aku lebih suka namanya mas Rajif tuh ga diganti ganti, nama rajif itu udah Perfect untukku... anjay, SLEEBWJSYUWIA. Udah ah, happy reading guys... Maaf kalau aq itu jadi author terlalu plin plan.

***

"Perwira pedang pora, Bintara hasta pora, Tamtama sangkur pora. Kalau HTS?" tanya Agung.

"Sido pora!" celetuk Lino.

"HAHAHA!" mereka tertawa lebar seakan akan dunia hanya milik mereka berdua, yang lain cuman nyewa.

"Pak Teddy pak Teddy!" panggil Agung ke pria berbaju loreng yang tiba tiba lewat dihalaman belakang, tepat saat mereka sedang kumpul bersama.

"Ya?" tanya Teddy, menghampiri mereka lalu ikut duduk bersama.

"Udah dapat undangan belum?" tanya Agung yang bicara sambil senyum senyum sendiri.

Teddy menaikan satu alisnya, tidak tahu dengan kabar saat ini. "Undangan apa?" tanya Teddy.

Lino dan agung saling melemparkan pandangan "Loh?!" Ucap mereka bersamaan.

"Belum dikasih tau Rajif kah pak?" tanya agung, yang memastikan hal itu.

"Rajif? Dia kenapa lagi?" tanya Teddy kembali, sepertinya ia ketinggalan banyak informasi tentang hubungan Rajif dan Irana.

"Dia mau nikah pak, masa bapak gatau?"

Teddy menggelengkan kepalanya, ia sama sekali tidak tahu dengan gosip ini. Padahal, gosip ini sudah tersebar luas, mau itu di Hambalang maupun di sosmed.

"Bisa gitu ya, padahal sama temen deket sendiri."

Teddy tersenyum "Mungkin, dia lagi sibuk makanya ga sempet bilang sama saya. Entar juga dia bilang sendiri."

Agung dan Lino mengangguk paham "Bukan sibuk pak, tapi sok sibuk," celetuk Agung. Lino yang tak kuasa menahan tawa akhirnya ia tertawa lepas dengan candaan Agung.

***

Mata Asya membulat dengan sempurna, "Huaaaa! Akhirnya bestie gue nikah juga!" Heboh Asya.

Irana langsung melihat sekeliling yang sorot mata mereka melihat kearah meja Asya dan Irana. Cepat cepat Irana langsung mengunci mulut Asya "Hus! Berisik! Kalau mau tantrum jangan di tempat umum, gue yang malu entar!"

Asya terkekeh "Ya udah deh, maaf." ucap lembut Asya. "Eh tapi ya, kalau gue pikir-pikir dah pantes sih lu nikah sama mas Rajif. Secara sama-sama cocok aja kalau menurut gue."

Irana menghela nafas "Ya, gimana ya sya. Jujur, gue agak ragu dengan hal ini. Kayak masih ragu bercampur dengan ga nyangka gitu!"

"Lo ga nyangka sama ragu karena apa? Kalau emang takdirnya untuk lo berjodoh dengan bapaknya mojo itu mau gimana lagi?" tanya Asya. "Lo ga akan bisa memutar balikkan takdir Ran."

"Iya sih," ucap Irana singkat.

"Udahlah, sekarang lo siap-siap aja buat resepsi nanti, dan selesai resepsi lo juga harus siap-siap buat-"

Irana menatap sinis Asya dengan tatapan mengintimidasi "bicara lagi gue ulek tuh mulut."

Asya cengengesan dengan kata kata itu "oh ya satu lagi, gue request ponakan ya. Gabanyak kok cuman 5 aja,"

Mata Irana membulat sempurna "BELUM JUGA RESEPSI ASYA! LO KALAU MINTA YANG MASUK AKAL DIKIT LAH!"

"Itu dah masuk akal anjir! Satu untuk gue, satu nya untuk Agung, belum lagi mas Rizky, si linosaurus juga tuh, apalagi mas Teddy juga belum Ran! Biar nantinya kami ga berantem rebutin ponakan! Lo tau sendiri kan kalau kami berantem itu gimana!?" jelas Asya.

"Lo kira gue alat reproduksi anak hah?! Enak aja ngomong minta lima, emang gue pabrik?!" gerutu Irana yang tidak mau kalah dengan Asya.


Mas² Jawa itu  Milikku!!! (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang