.
.
.
.
.Selesai meeting Gracia juga sudah memesan makanan untuk dirinya dan Zee, wanita cantik itu langsung masuk kembali ke kamar pribadi nya. Matanya langsung melihat anaknya masih terlelap, sesudah menaruh makanannya ia pun melangkahkan kakinya ke ranjang.
"Zee, Zeetara... bangun dulu yuk, mamah udah bawain kamu makanan lho..." ujar Gracia berbisik sambil menepuk tangan Zee.
"5 menit lagi ya mah." sahut Zee dengan gumamnya.
"Eh, udah bangun ternyata. Ayo bangun dulu ah kamu belum makan siang lho, ini udah hampir sore." Gracia menarik tubuh Zee agar berbalik ke arahnya.
"Eunghh, ngantuk mah." lenguh Zee yang malah semakin memeluk gulingnya.
"Kalo kebanyakan tidur siang nanti malemnya kamu susah tidurnya, ayo cepet bangun sekarang." Tidak ada pilihan lain Gracia mengangkat tubuh Zee, sehingga anak itu kini terduduk dengan mata yang masih malas malasan untuk melek.
"Hey... bangun, buka matanya terus cuci muka sana biar seger."
"Anterin." rengek Zee.
Gracia tersenyum, dengan senang hati ia menuntun Zee untuk ke kamar mandi dan mengantar Zee cuci muka.
Sesudah itu Gracia langsung mengajak Zee ke meja, meja itu biasanya di pake untuk Gracia bekerja, di atasnya pun dipenuhi oleh barang-barang kebutuhan Gracia tapi tenang saja, Gracia sudah menggeser semuanya hingga kini aman dan nyaman.
Dua box sushi, dua gelas orange juice serta air mineral kini terpampang nyata. Setelah duduk nyaman Gracia membuka bungkus box itu dan mendekatkan pada Zee.
"Nih, sushi kesukaan kamu. Abisin ya." ucap Gracia senang.
Mata Zee berbinar senang. "Iya, ma."
•••
Malam ini, suasana kamar terasa hangat dan nyaman. Lampu temaram menyinari sudut-sudut ruangan, menciptakan bayangan lembut di dinding. Gracia dan Zeetara sudah bersiap untuk tidur bersama di atas kasur yang empuk. Zee memeluk boneka favoritnya, matanya belum mengantuk, sesekali ia melihat pintu kamar mandi yang didalam nya ada sang mama, sudut bibirnya sedikit terangkat, Zee sedang menunggu sesuatu.
Sang mama akhirnya keluar, mengenakan piyama sederhana, langsung berjalan dan ikut tiduran di atas kasur membelai lembut rambut anaknya. Sesaat hening, hanya terdengar suara napas pelan dan detak jarum jam di dinding.
Gracia tersenyum, tadi sore sebelum pulang ke rumah ia menyempatkan konsultasi pada dokter langganan nya. Tentu Zee ikut, anak itu harus tahu semuanya.
"Sayang, kamu sudah ngantuk?" Tanya Gracia.
"Belum, Ma... baru jam 8, hoax sih aku udah ngantuk."
Gracia tersenyum lembut. "Harus di biasain tau tidur lebih awal, mama udah seneng banget akhir-akhir ini kamu bisa tidur cepet."
Zee tersenyum tipis. "Berkat mama."
Gracia memandang anaknya penuh kasih. "Asi Mama udah ada lagi, Sayang. Mau nen sekarang?"
"Beneran, Ma? Aku kangen... kangen nen yang ada airnya." ucap Zee sedih.
Mama anak satu itu mengangguk sambil mengusap pipi Zee "Iya, Mama juga kangen denger suara kamu kalo lagi nenen. Candu banget, kalo pas lagi gak ada airnya mah kamu diem aja."
Zee memeluk Gracia. "Hmm... Aku sayang Mama." gumam Zee pelan, ia sedikit malu.
Spontan Gracia mengulum senyumnya, ia senang sekali Zee semakin terbuka mengungkapkan rasa sayangnya.
"Mama juga sayang kamu. Sekarang, yuk kita tidur, biar besok kamu sehat dan kuat."
Zee memundurkan badannya sedikit, ia menunggu Gracia yang sedang membuka kancing piyama nya. Setelah itu langsung menyodorkan putingnya ke mulut Zee.
Gracia memeluk anaknya yang lucu ini. Zee tampak nyaman dalam pelukannya, menyusu dengan tenang. Ia memperhatikan wajah anaknya yang damai, matanya tertutup seolah dunia di sekelilingnya hanya terdiri dari kehangatan dan kasih sayang.
Hatinya dipenuhi perasaan bahagia yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Setelah beberapa hari merasa khawatir karena asinya sempat berkurang, kini semuanya terasa begitu sempurna. Rasa tenang dan syukur menyelimuti dirinya.
"Dia selalu masih kecil di mataku." batin Gracia, anaknya semakin hari semakin tumbuh besar. Disisi lain ia cukup sedih anaknya ini mengalami insomnia, namun sekarang tenang.. ada obat pribadi.
Mata Zee masih terbuka, anak itu melihat sekeliling membuat kesan lucu tersendiri di mata Gracia. "Sayang, kamu anteng banget, ya?"
Zee melepaskan hisapannya sejenak. "Enak." lalu melanjutkan kembali menyusu.
"Iya iya, nen yang banyak ya... biar pipi nya embull." Gemas Gracia sambil mengusap pipi Zee.
Tangan kiri Zee meraih jari-jari tangan Gracia yang menganggur, ia menautkan jarinya disitu.
"Sehat-sehat ya, sayang. Mama akan selalu ada buat kamu." ucap Gracia yang membuat hati Zee sangat tenang.
Zee tersenyum dalam diam, "Aku beruntung banget jadi anaknya mama, tapi kadang suka kesel kalo lagi bertingkah. Hmm... crazy mom, but i love you forever mama." Batin Zee.
Beberapa jam kemudian, di tengah malam yang sunyi ini mata Zee terbuka. Melihat kesana kemari masih gelap, sudah pasti ini masih malam. Menatap ke samping tepat dimana sang mama berada, wanita itu tidur terlentang dengan piyama yang masih amburadul membuat kedua payudaranya tak tertutup di suasana temaram ini.
Zee mendekat pada Gracia, matanya menatap damai wajah sang mama yang terlelap tidur. Zee memang terbiasa seperti ini, selain insomnia ia juga memiliki kebiasaan terbangun tengah malam, itu karena obat pribadinya terlepas.
"Mama... aku kebangun." bisik Zee.
Gracia tidak terganggu, nafasnya masih terdengar halus.
Melihat payudara yang menganggur Zee jadi ingin menyusu lagi, karna hanya itulah jurus agar ia bisa tidur kembali.
"Mama, Zee mau nenen..." Zee menggapai tubuh Gracia agar berbalik menghadapnya namun susah.
Zee bangun, masa bodo ia naik ke atas tubuh Gracia dan memeluk erat tubuh sang mama, sedangkan mulutnya sudah berhasil menangkap salah satu sumber ASI-nya.
"Eughh... Zee..." lenguh Gracia, wanita itu tidak membuka matanya, hanya melenguh sambil mengusap punggung Zee yang kini ada di atas tubuhnya.
"Aku minta maaf... aku mau bobo disini ya?" pinta Zee gemas, anak itu melepaskan sejenak hisapannya.
"Hmmm." Gracia hanya berdehem sambil menarik selimutnya.
Untung badan Zee tidak terlalu besar, jadi Gracia tidak kesulitan menahan bobot anaknya.
Ternyata, tidur dengan posisi seperti ini lama kelamaan tubuh Gracia terasa kebas. Kedua matanya mau tidak mau melek dan menatap sang putri yang ternyata sudah memejamkan matanya kembali.
Memeluk anaknya, dengan hati-hati memindahkan Zee ke sebelah. Hisapan Zee spontan terlepas membuat anak itu sedikit merengek seolah mencari sesuatu.
"Shhutt shutt sayang... ini nih nen nya, bobo lagi yaa." ujar Gracia lembut sambil menyodorkan putingnya pada mulut Zee.
Gracia mengusap air susu yang ada di ujung mulut Zee, "Sayangnya mama lucu banget." Gracia memperhatikan mulut Zee yang menyedot ASI-nya, gerakan pipi yang menggembung membuatnya gemas sekali.
TBC
Jangan lupa tinggalin jejaknya ⭐⭐⭐⭐
Enaknya next part gimana? Komen dong
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mom
RandomAnak perempuan yang hampir depresi dengan tingkah absurd mama nya.