#5

10 1 0
                                    

AlnathJ : ternyata,
AlnathJ : lo cukup menarik buat gue ulik.

"apaansih ni orang" gerutu Xena dengan jantung berdebar. apakah Alnath dalang dibalik kejadian semalam? ketika dirinya dan Dea tiba-tiba ada di sebuah kamar hotel? apakah ada kemungkinan?

"ssttt Xena, stop! ga mungkin, lagian waktu di club lo dan Dea berpenampilan yang beda banget dari penampilan biasanya, nggak akan ada yang kenal lo, Sen!" ucap dirinya sendiri.

Xena Capella : maksud lo?


Balasan yang tak kunjung datang semakin membuat Xena bingung. Melihat sahabatnya yang masih tertidur di sofa minimalis membuat Xena semakin frustrasi. Kenapa orang ini terasa tidak berguna?

Xena merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya, menatap langit-langit kamar, dan memejamkan matanya. Ia merasa bingung tentang cara apa yang bisa dilakukan untuk menebus kesalahan dan menghindari hukuman dari bunda Nola.

ting..
ting..
ting..
ting..

AlnathJ : maksud gue lo pasti bidadari yang turun dari surga
AlnathJ : pasti lo sibuk untuk menabur kebahagiaan di bumi
AlnathJ : jadi gue harus mengulik dari surga mana lo berasal?
AlnathJ : ...:P

Xena memutar bola matanya malas, sebenarnya ia ingin memanfaatkan laki-laki ini untuk kepentingannya sendiri. entah bagaimana caranya, Xena yakin Alnath bisa membantunya.

Xena Capella : ...:3
Xena Capella : jadi gimana nath? mau enggak? :(

AlnathJ : shareloc sayang!
AlnathJ : gue datang sekarang
AlnathJ : mau gue jemput pakai jet atau kapal pesiar?

kepala Xena menggeleng, senyumnya mengembang tanpa sadar setelah membaca pesan unik dari Alnath.

Xena Capella : pakai burok


AlnathJ : sharelocation sayang

Xena Capella : -location has been shared-

AlnathJ : jaraknya lumayan, tunggu pangeran berkuda putih ini datang!

Xena Capella tersenyum, merasakan campuran kepuasan dan kegembiraan. Laki-laki agresif itu ternyata sangat mudah dimanfaatkan, dan kini ia melihat peluang untuk menghindari hukumannya. Xena memutuskan untuk membuat alasan seakan-akan ia sedang mengerjakan proyek kuliah bersama temannya. Xena yakin bahwa pria itu akan membantunya secara tidak langsung.

Xena memukul keningnya, ia teringat betapa anehnya situasi ini. Bagaimana mungkin Alnath bisa membawanya pergi dari rumah yang membosankan itu, sementara laki-laki tua di luar sana terus menerus memicu perselisihan dengan bunda Nola?

Xena memutuskan untuk membangunkan Dea.

"Dea, bangun dong," pintanya sambil menggoyangkan tubuh sahabatnya perlahan, berharap Dea bisa membantu mencarikan ide yang bagus.

"Haruskah gue siram wajah lo pake air lagi, Dei?" geramnya, merasa frustrasi.


Ketika Xena berjalan menuju nakas kecilnya, Dea mulai tersadar, menggosok matanya, dan duduk untuk mengumpulkan kesadarannya dari alam mimpi.

Xena membalikkan tubuhnya, menggenggam segelas air putih, siap untuk menyiram wajah Dea. Rasanya sulit sekali untuk membangunkan sahabatnya ini.


"Ehh, mau ngapain lo?" bentak Dea begitu menyadari kehadiran Xena dengan gelas air itu.

"Lo! Bangke banget!" jawab Xena dengan nada kesal.


Dea menggeliat dan menguap.

"Hih! Cuci wajah lo sana! Gue mau minta saran," perintah Xena.

WHY, XENA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang