kita, saling menguntungkan

29 6 7
                                    

Mata Anya samar-samar melihat sekeliling ruangan yang sama sekali tidak di kenal,

"Di mana aku? "

"Kau sudah bangun? " Tiba-tiba Cris datang membawa dua mangkuk berisi bubur hangat yang sudah di masak nya
Iya meletakkan nya di meja makan
Anya kebingungan melihat nya kenapa dirinya bisa berada di rumah pria yang tidak di kenal ini dan lagi baju dia.
Pikiran nya langsung tertuju pada hal yang tidak baik, ia segera bangun dan mendekat pada Cris yang sedang asik memakan bubur buatan nya sendiri. Dengan wajah kesal nya  pada Cris membuat dia bertanya
"Apa? Ada apa? "

Plak....

Satu tamparan mendarat di pipi Cris hal itu mengejutkan nya sampai mulutnya masih terbuka meski sudah melirik pada anya. Terlihat dengan sangat jelas bekas tamparan di pipi putih dan mulus milik Cris itu memerah,
"Dasar mesum!!" Kesal Anya  menekan ucapan nya
Cris mengusap pipi bekas tamparan itu lalu bangun dari duduk nya
"Apa yang kau lakukan? " Tanya nya tentu, dia juga merasa kesal pada wanita yang di selamat kan nya ini karena tiba-tiba menampar nya alih-alih berterimakasih pada nya namun dirinya akan menahan emosi nya. Sebagai mata-mata propesional tentu saja dia sudah tau semua informasi tentang Anya dari segi hal sekecil apapun termasuk kehamilan dan kekasihnya Damian yang ternyata orang yang dia kenal selain itu, dia juga tau di mana Anya bekerja

"Apa yang kau lakukan  semalam pada ku? "  Anya mengangkat wajah nya  seakan menantang Cris

"Aku hanya menolong mu dan bayi mu "

Deg...
("Bagaimana dia bisa tau kalo aku sedang hamil?")  Anya bergumam dalam hati

"Seberapa berat percintaan mu? Kenapa kau ingin bunuh diri? Apa ayah dari bayi mu ini tidak ingin bertanggung jawab? "

"Apa yang kau bicarakan!? Aku sedang tidak hamil!! "  Anya mengelak

" Benarkah? Tapi semalam dokter bilang kalo kau sedang hamil " Cris melipat kedua tangan nya

"Dokter? "

"Yang menggantikan baju mu itu dokter bukan aku, jadi jangan berpikir kalo aku mesum!"

"Apa buktinya? "  Anya tidak ingin langsung percaya begitu saja

"Ck... Sebentar lagi dokter itu akan datang ke sini, untuk memberikan mu obat. Semalam dia tidak membawa obat untuk seorang ibu hamil"  Cris memalingkan wajahnya nya lalu mengambil mangkuk bekas bubur milik nya dan membawanya ke pentri dapurnya

" Kenapa kau melakukan ini? " Tanya Anya menghentikan aktivitas Cris yang sedang mencuci mangkuk 

"Kenapa? "
("Benar! Kenapa aku lakukan ini, dia bukan siapapun kenapa aku harus menolong nya ")

" Seharusnya kau biarkan aku mati saja. Aku sudah tidak memiliki muka bertemu dengan ibu ku juga teman-teman kantor ku"  Tiba-tiba Anya meluapkan emosinya pada Cris  dia meneteskan air mata nya di atas kebingungan dirinya
"Kalo saja dia mau bertanggung jawab! Maka hari ini seharusnya aku bertemu dengan ibu ku dan membicarakan pernikahan kita, apa yang harus aku lakukan dia pasti sudah menunggu ku. Aku juga bingung bagaimana kedepannya aku bisa hidup. Teman-teman kantor ku, mereka juga pasti akan semakin bergunjing tentang ku itu membuat telinga ku terasa sakit setiap hari nya "

"Kalo tidak inginkan anak itu kenapa tidak di aborsi saja"  Dengan nada dingin Cris menjawab lalu berjalan mendekat ke arah Anya

"Bukan begitu, aku senang dia ada di sini" Anya memegang perut bawah nya
"Tapi kenapa? Kenapa dia harus menghianati ku? Dia tau kalo ibu ku adalah orangtua tunggal seharusnya dia mengerti kalo aku tidak ingin mengecewakan nya " Tangis nya semakin pecah saat berbicara tentang ibu nya kedua telapak tangan nya menutup wajah nya yang penuh dengan air mata
Cris yang paling tidak tahan melihat wanita menangis di hadapannya mencoba memberanikan diri untuk mengelus Kepala nya

Kisah AnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang