Bab 5 : Saat Kau Telah Mengerti

16 3 0
                                    

BGM : Virgoun - Saat Kau Telah Mengerti

Latihan ekstra berat di jalani Brianna sejak kembali dari rumah Diora. Brianna benar-benar disiksa dengan semua agenda untuknya. Hampir setiap hari dia harus berlatih 8 jam lebih. Bahkan dia harus menjalani latihan khusus di luar latihan yang sudah ditetapkan. menjadi seorang yang digadang-gadang akan menjadi juara tentu membuat Brianna tertekan. Namun, gadis berusia 20 tahun itu terus menyemangati dirinya sendiri jika apa yang dia lakukan saat ini adalah demi masa depan dan cita-citanya.

Brianna sudah melakoni hidup sebagai atlet sejak usia muda. Tentu bukan hal yang mudah bagi gadis sepertinya yang terkadang ingin bebas layaknya remaja pada umumnya. Hal itu sempat terbersit di kepala Brianna namun dapat dengan mudah terbantahkan karena tujuannya yang besar. Bagi Brianna menjadi atlet adalah impiannya. Sejak kecil Brianna terbiasa hidup nyaman dan serba kecukupan tak membuat dia ingin berleha-leha. Brianna bukan gadis yang hanya berpangkutangan mengandalkan kekayaan kedua orang tuanya. Bahkan Brianna sendiri tak ada niatan untuk terjun ke dunia bisnis yang dilakukan turun temurun oleh keluarganya.

Terima kasih pada Bowo yang semangat melanjutkan bisnis keluarga sehingga Brianna bisa dengan santai menjalani hidup sesuai keinginannya. Orang tua Brianna sendiri tak mempermasalahkan anak semata wayangnya itu ingin menjalani hidup sebagai atlit. Mereka terus mendukung Brianna hingga Brianna bisa mencapai keinginannya itu. Mengikuti semua kejuaran daerah maupun nasional didukung penuh oleh keluarga Muljadi. Bowo sendiri akan selalu mendukung adik manisnya itu untuk terus berkembang.

Brianna beristirahat setelah menyelesaikan beberapa set latihan yang dijadwalkan. Sangat melelahkan tapi dia masih mampu untuk mengejarnya. Pak Agus tentu tahu batasan kekuatan Brianna. Pelatihnya itu sangat mengetahui kondisi sang atlit kesayangan yang sering diajaknya ribut itu.

"Elu hari ini boleh istirahat. Gua bebasin elu dari latihan malam. Tapi inget, elu jangan main-main. Balik ke asrama terus tidur!" ucap Pak Agus yang melihat Brianna rebahan di pojok tempat latihan.

"Tumben nih, Pak. Kesambet apaan?" tanya Brianna cukup heran.

"Elu tuh ye, gua kasih keringanan malah ngeledek. Sono balik!" usir Pak Agus yang tak mau lagi meladeni Brianna.

Pak Agus tahu jika kondisi fisik Brianna agak menurun akibat latihan ekstra yang dijalaninya. Dia tak mau membebani Brianna lebih lagi apalagi sebentar lagi waktunya mereka bertanding. Demi menjaga kondisi sang atlit tetap prima, Pak Agus secara teratur memberikan waktu istirahat bagi para anak didiknya.

Brianna yang sedang lelah tentu tak banyak mendebat lagi. Dia sudah kehilangan tenaga untuk sekedar mengomel atau bermain kata dengan pelatihnya itu. Dengan tubuh yang lunglai, Brianna kembali ke asramanya kurang semangat. Sesampainya di kamar asramanya, Brianna langsung menuju kasurnya dan merebahkan dirinya di sana. Dia mengabaikan untuk membersihkan dirinya setelah berlatih. Tubuhnya begitu berat untuk sekedar ke kamar mandi lalu membersihkan diri. Tak lama dia berada di atas kasur, Brianna sudah tertidur nyenyak saking lelahnya.

***

Cakra dengan segala tingkah lakunya masih menjadi beban hidup dari keluarga Widjaja. Kehidupan malamnya sama sekali tak terkontrol dan kedua orang tuanya sangat susah mengaturnya. Meylan terus mengomel pada Cakra untuk menghentikan kegiatannya itu. Meylan tentu khawatir akan adanya anak diluar nikah yang tiba-tiba datang padanya dan mengaku jika itu adalah anak dari Cakra. Cakra sendiri terlihat santai walaupun beberapa kali aksesnya dihentikan oleh Indra.

Cakra dan Indra tentu tak terlalu akur mengingat kedua orang itu mempunyai sifat yang bertolak belakang. Indra sangat kaku dan selalu bertindak sesuai aturan yang ada sedangkan Cakra tak mau mengikuti aturan. Indra dan Cakra selalu berselisih paham sejak dulu. Cakra yang merasa terkekang dengan apa yang Indra inginkan terus memberontak dan membuatnya tak dekat dengan sang ayah. Indra sendiri sudah lelah menghadapi tingkah anaknya itu. Dia selalu bersikap tenang ketika anaknya itu membuat ulah. Meylanlah yang selalu mengomel ketika Indra terkesan mengabaikan sang anak.

PAWANG CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang