Onze

912 63 6
                                    

Hari sudah menunjukan pukul 05:00 PM, anak balita itu mulai membuka matanya dan merangkak perlahan menghampiri seseorang yang sedang terlelap di sampingnya.

"Mimaa mimaaa!!" Renjun sedikit mengerang kala yuan menepuk nepuk pipinya berkali kali. rubah mungil itu tersenyum saat mendapati laki laki mungil itu sudah bangun dan duduk di sampingnya.

"eh sayangnya mima, pintar sekali bangunnya tidak menangis nak" ucap renjun dengan suara parau khas bangun tidurnya.

"mimaa... lapallr" bibir yuan mengerucut lucu, membuat renjun terbangun dari tidurnya. entah sejak kapan dirinya tertidur, tetapi saat ini setelah mengistirahatkan tubuhnya sebentar membuat perasaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Renjun pun segera menggendong yuan dan pergi menuju ruang makannya, saat melangkahkan kakinya di tiap anak tangga netra matanya menangkap pria berkulit tan  tengah terlelap di atas sofa ruang tengahnya.

Semakin langkah kakinya mendekat pada haechan, dada renjun semakin berdegup kencang. kejadian beberapa jam lalu tiba tiba saja melintas pada fikirannya, renjun masih tidak mengerti atas perlakuan haechan kepadanya tadi siang.

Bukankah haechan hanya ingin berbaikan dengannya? lalu apa maksud dari yang akan haechan lakukan kepadanya siang tadi?
"𝘙𝘦𝘯𝘫𝘶𝘯 𝘭𝘦𝘵'𝘴 𝘴𝘵𝘢𝘳𝘵 𝘢 𝘯𝘦𝘸 𝘳𝘦𝘭𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯𝘴𝘩𝘪𝘱 𝘸𝘪𝘵𝘩 𝘮𝘦"
kata kata itu terus berada di fikiran renjun, dia benar benar tidak mengerti, sebenarnya hubungan seperti apa yang haechan maksud.

Kali ini balita itu kembali menepuk nepuk pipi seseorang yang tengah asyik mengarungi alam mimpinya agar terbangun dengan renjun di sampingnya.
"Papa!! pappaaa!'

"nak, bangunin papa nya pelan pelan ya"

Yuan hanya mengangguk mendengar interupsi dari renjun, melihat haechan yang tak kunjung membuka matanya renjun pun berinisiatif menyalakan televisi di depannya dan menyetel salah satu tontonan favorit anak anak pada umumnya, Cocomelon.

Dengan senyuman yang terpatri pada bibir mungilnya, tangan renjun terulur mengusap surai rambut balita di depannya dengan lembut, "sayangnya mima, mima siapin makan buat kamu sama papa dulu ya. jangan menangis, kalau ada apa apa langsung panggil mima ya nak, mengerti?"

"uhm!!"

Renjun terkekeh saat melihat Yuan menganggukan kepalanya dengan gemas, ia bersyukur karena Yuan sangat mudah dekat dengan orang yang baru di temuinya seperti dirinya. dirasa balitanya sudah duduk dengan anteng dengan mainan mainan di depannya renjun pun beranjak menuju dapurnya.

Tidak butuh waktu lama rubah mungil itu berkutat didapur, kini makanan yang ia masak sudah siap disajikan pada meja makannya. sebenarnya untuk makan malam ia dengan haechan, renjun hanya menghangatkan makanan yang tadi siang ia buat karena memang masakannya itu belum tersentuh mengingat kejadian yang dilakukannya dengan haechan tadi siang.

"sayang mima, ayo makan"

" yeaayy makaaaan" Yuan berlari kecil menghampiri renjun dan langsung menghamburkan tubuhnya pada pelukan rubah mungil itu. Renjun mendudukkan balitanya di salah satu kursi ruang makannya dan memakaikan serbet makan pada Yuan setelahnya.

Pandangan rubah mungil itu teralih pada sofa ruang tengahnya, haechan masih tertidur dan ia rasa ia harus membangunkan haechan karena ini sudah memasuki jam makan malamnya. "Yuan bisa mam sendiri kan nak?"
setelah mendapati anggukan dari balita tersebut, renjun pun melangkahkan kakinya mendekati haechan di sofa nya.

"Haechan"

"Haechan bangun" kali ini renjun menepuk pipi haechan dengan pelan.

"Haech-"

Mauvaise Relation [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang