Happy reading
*"sampai nanti, Yeonseo!!"
Jay, Jake, dan Sunghoon melambai dari dalam mobil.mereka segera pergi dari halaman rumah gue setelah gue balas melambai lambai kayak anak kecil ke arah mereka.
gue sampai tepat pukul 19.00. terlalu malam untuk hitungan jam pulang anak sekolah.
begitu gue berhasil masuk, gue menangkap pergerakkan helmeoni yang masih mencurigakan.
beliau lagi masuk-masukkan barang ke dalam koper pribadinya."sedang apa, helmeoni?"
gue mulai mendekat sambil liat apa yang sebenernya beliau lakuin.
ada baju, beberapa tas dokumen, tak lupa obat dan vitamin yang udah ada didalam kopernya."Yeonseo.. kau sudah pulang?"
keliatan jelas gue mengerutkan dahi. pertanyaan gue dibalas dengan pertanyaan.
nenek cuma tersenyum dan perlahan melangkah mundur buat kembali melanjutkan aktivitasnya.
"helmeoni.."
"mau kemana?"
"dan sebenarnya.. ada apa didalam ruangan rapat yang biasa digunakan oleh Para Petinggi sekolah beserta Guru-Guru?"
nenek gue seketika berhenti dari kegiatannya.
beliau membeku dan langsung natap gue sebegitu tajamnya."mungkin beliau gak suka sama pertanyaan ini?"
gue nelen ludah berusaha buat langsung minta maaf.
sangat sadar kalo ucapan gue udah nyakitin hati orang tua yang sangat gue hormati ini.perlahan beliau maju sambil terus mengunci tatapannya lurus ke arah mata gue.
"Yeonseo.."
"sebenarnya aku ingin menghukum mu karena telah melakukan kesalahan, tapi waktu yang kumiliki tak banyak"
Helmeoni memasukkan pin sehingga koper pribadi nya terkunci, langkah terakhir sebelum dirinya berdiri dan bersiap menuju pintu keluar.
"Yeonseo.."
saat helmeoni meraih kenop pintu, beliau berhenti untuk menatap gue dengan senyumannya.
"berjanjilah untuk bertahan dan selamat"
dahi gue makin mengernyit dan beliau kini benar-benar keluar rumah dan melenggang pergi dengan begitu cepat.
gue berdecak sebal.
disini kepala gue berisik dengan 1000 pertanyaan dan beliau pergi entah kemana.satu-satunya orang yang bisa jawab semua pertanyaan gue hanya helmeoni.
memilih buat istirahat sejenak, kaki gue melangkah ke arah kulkas dan mengambil segelas air putih dingin
Drrtt!!getaran dari ponsel gue hampir aja bikin jantung copot.
gue yang mulanya lagi melamun segera merogoh saku buat ngambil benda pipih yang selalu dibawa kemanapun itu."Jay?"
tertera nama salah satu sahabat gue yang menelepon.
sempet berpikir kalau yang menghubungi gue adalah helmeoni."halo?"
"Yeonseo, Sajang-nim ada dirumah?"
"hah? enggak. helmeoni baru aja pergi, bawa barang-barangnya juga. kenapa, Jay?"
"nenek gue juga pergi, Seo. gak bisa dihubungin ditambah dia ninggalin notes yang isi nya agak aneh menurut gue"
penjelasan Jay bikin gue hanyut dalam pikiran yang kusut.
"tadi.. helmeoni juga ada pesen ke gue. beliau bilang, gue harus tetep hidup sama bertahan. aneh kan?"
"ah, sama banget, Seo. nenek lebih kurang nulis tentang apa yang Sajang-nim bilang. gue ke rumah lo sekarang deh ya"
Tutt!!
panggilan diputus sepihak dan gue memutuskan buat masuk ke kamar helmeoni.
"eh?!"
kamar nya masih tersusun rapi ditambah semua pakaian juga barang-barang beliau gak ada satupun yang gue temuin.
seketika gue merinding dan sekilas keinget ucapan Jay di telepon.
bulu-bulu halus gue keangkat lalu ingatan gue berputar dimana gue serta Jay, Jake, Sunghoon nemuin cairan merah mirip darah didinding sekolah.Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIVE (with 02z enhypen)
Fantasy"LARI! JANGAN PEDULIIN GUE" "SHUT UP, JAY!" "LEBIH CEPAT, JAKE!" "SUNGHOON BANTU ANGKAT" ꒰ঌ ໒꒱ Seoul dilanda wabah virus mengerikan. Padahal, saat hari dimulainya virus itu menyebar semua warga masih beraktivitas seperti biasa. Notifikasi bencana mu...