1. SERUMAH

1.1K 213 277
                                    

Balik lagii sama Milan dan Biannn niii

Setelah baca prolog kemarin, ekspektasi kamu tentang cerita ini gimanaa??

Btw, SPAM BLUE LOVE lagi yaa, aku sukaa💙💙💙

"Nak Milan, maafkan anak om ya," ucap Hendra begitu masuk ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nak Milan, maafkan anak om ya," ucap Hendra begitu masuk ke rumah.

Milan menoleh dengan bingung, maaf kenapa? Lebaran?

"Gara-gara Bian, kamu jadi ...."

"Pa, aku udah jelasin kalau dia perempuan licik, aku gak pernah ...."

"Bian!" bentak Hendra pada anak lelakinya itu. "Jangan sekali-kali kamu menaikan nada bicara di depan istri kamu sendiri."

"Pa! Kok papa jadi marahin anak kita sih?!" protes Maya seraya melindungi Bian. "Papa pertanyakan perempuan itu juga dong, kok bisa semudah itu melemparkan tubuhnya pada sembarang laki-laki," ketusnya seraya melirik Milan sinis.

Dih, keren lo begitu?! Dikira Milan bakal tersinggung apa? ENGGAK! yang kayak gitu doang mah udah biasa, boro-boro sakit hati yang ada Milan malah ingin menimpali perkataannya. Untung udah tua lo!

"Udah, udah. Mama kok malah memperkeruh suasana. Semuanya juga udah terjadi, gelas yang pecah gak bisa balik kayak semula lagi," lerai Hendra. Pria paruh baya itu menatap Milan dengan tulus. "Malam ini dan seterusnya kamu tinggal di sini ya?"

Sedetik Milan terenyuh, rasanya belum pernah ia mendapatkan tatapan setulus itu dari seorang ayah.

Ia jadi teringat kejadian setelah akad sore tadi. Milan hampir di pukuli lagi oleh papanya karena membalas perkataannya yang tidak seberapa. Untunglah Hendra menghadang lalu berinisiatif untuk mengajak Milan tinggal di rumahnya, toh ia sudah menjadi istri dari anaknya itu katanya.

"O ... oke om," ucap Milan ragu-ragu.

"Mulai sekarang kamu panggil saya papa, dan ini mama, anggap kamu sebagai ...."

"Gak sudi!" Maya menyilangkan kedua tangan dan membuang tatapannya.

Idih idih, gue betot juga tuh lehernya.

"Ma," tegur Hendra. "Bian, kamu ajak Milan ke kamar kamu."

"Kok kamar aku?"

"Ya terus? Kamar mama dan papa?" sarkas Hendra yang membuat Bian menghela napas berat.

Cowok itu menatap Milan dengan sinis. "Ikut gue."

"Siap sayang!" Milan tersenyum lebar kemudian melangkah di belakang Bian yang berjalan ke lantai dua dimana kamarnya berada.

Dugh.

Dahinya teratuk dengan punggung Bian yang secara tiba-tiba saja berhenti.

"Gue gak tahu rencana busuk apa yang lagi lo bikin di otak licik lo itu."

MY BADGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang