Milan mengipasi wajahnya yang kegerahan. "Capek banget gue abis labrak si Aldo," gerutunya.
"Mil sumpah deh lo tuh hobby banget cari masalah, untung aja gak ada guru yang liat," omel Ocha. "Mau berapa kali SP lagi yang lu dapet gue tanya?"
"Yaelah guru doang, gak takut sih gue."
"Gak ada tobatnya emang lo mah, lon," celetuk Ale.
Milan mengedarkan tatapannya ke seluruh arah sampai kedua matanya menemukan seseorang yang ia butuhkan. "Renata, sini!" panggilnya.
Renata yang tengah berjalan seraya memeluk beberapa buku di dadanya mau tak mau menghampiri Milan. "Iya kak?"
"Beliin gue minuman sana," titahnya tanpa beban. "Sekalian sama yang temen-temen gue juga."
"Perasaan aing gak minta," ucap Ale yang di angguki oleh yang lainnya. "Re, gak usah dengerin demit ini, udah lo lanjutin ...."
"Lima menit gue tunggu, lewat dari lima menit gue bikin perhitungan," tekan Milan.
"I ... iya kak," ucap Renata takut-takut seraya pergi dari hadapan ke lima orang itu.
Renata memiliki tinggi sekitar 157 cm, rambutnya panjang dan berwarna hitam legam, wajahnya kalem juga tidak banyak tingkah seperti Milan, ia bahkan cenderung penurut.
"Mil, tega bener lo sama adek lo begitu," celoteh Raden.
Faktanya, Renata adalaha saudara Milan.
"Tiri. Plis garis bawahi kata tirinya, gak sudi gue nganggap dia sodara. Yang ada nyokapnya tuh doyan banget hasut bokap gue, apalagi masalah duit, beuhhh lintah darat tuh semua-muanya," celoteh Milan dengan berapi-api.
"Ya tapi kan dia baek sama lo, mau-mau aja di suruh-suruh, belom lagi lo marah-marahin tuh anak."
"Ya terus gue harus jungkir balik sambil bugil di tengah lapangan?"
"Iya buruan, gue mau lihat," ucap Bumi dengan tampang mesumnya.
"Minimal lo punya hati lah Mil, jangan tega-tega amat sama orang lain," peringat Ocha.
"Ntar lo juga bakalan paham apa yang gue rasain, Cha, kalo bapak lo married lagi sama janda beranak satu yang super duper matre."
"Ih amit-amit," Ocha langsung mengelus-elus perut ratanya yang di balas gelak tawa oleh yang lainnya.
Tidak berapa lama, Renata sudah kembali dengan membawa lima botol minuman lengkap dengan keringat yang membanjiri dahinya.
"Ini kak," cewek itu menyodorkan minuman tersebut tapi tak segera di terima oleh Milan.
Milan mengerutkan dahi, memperhatikan penampilan Renata yang gak jauh beda sama tikus yang kecebur got. "Lo abis beli minum dari mesir?" tanyanya dengan raut jijik. "Dah lah udah hilang selera minum gue, buang aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BADGIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Semua berawal saat Milan si murid paling nakal sesekolahan ketahuan membawa sebuah testpeck dengan dua garis merah di dalam tasnya. Hingga Biantara--mantan ketua OSIS, siswa paling berprestasi, kesayangan para guru, dan tentu o...