"Kemasin barang-barang lo sekarang juga."
Milan yang awalnya sedang asyik bermain media sosial seketika menatap wajah Bian dengan ekspresi kaget yang tidak bisa disembunyikan.
Maksudnya Milan di usir? Sekarang juga? Kurang tega apalagi Bian padanya. Emangnya Milan sebeban itu apa?! Iya sih. Tapi kan gak usah main usir juga harusnya. Yakannn?
"Lo ngusir gue, Bi?" tanyanya dengan mendramatisir keadaan. "Kok tega banget sih, padahal lo tahu sendiri gue ini istri lo yang lemah dan butuh perlindungan dari lo. Dimana lagi gue ngerasa aman kalo bukan di samping suami gue."
Bian menatapnya dengan jengah. "Kita pindah ke apart. Gue kasih waktu sejam."
"Apart? Maksudnya?"
"Kita berdua bakal tinggal di apart, Milan. Masih kurang jelas?" sarkasnya.
Lambat laun senyum di wajah Milan melebar. Tinggal di apart? Artinya Milan tidak akan mendapatkan gangguan dari nyi blorong yang menguasai rumah ini lagi dong?
Tanpa sadar Milan langsung melompat dari duduknya dan menghampiri Bian. "Lo serius? Yeayy, akhirnya gue bebas!" Milan segera memeluk tubuh jangkung Bian membuat cowok itu terkesiap untuk beberapa detik sebelum mendorong tubuh Milan menjauh.
"Gak usah peluk-peluk," ketusnya. "Sejam gak beres, gue tinggal." Cowok itu memalingkan wajah kemudian berlalu begitu saja.
Milan mengulum senyum. "Doyan kan lo, gue peluk gitu," cibirnya seraya terkikik geli.
Dengan perasaan senang yang tiada tara, Milan segera beranjak membereskan barang-barangnya yang tidak seberapa itu, lagian Milan tidak membawa banyak barang.
"Akhirnya penderitaan gue berakhir juga, bye bye Nyi Blororong."
"Siapa Nyi Blorong?!"
"Anjim," gumamnya seraya mengusap dada. Tiba-tiba saja yang diomongin nongol di celah pintu, menatap Milan dengan sinis seolah Milan abis nyolong barang berharganya.
"Eh mama, masuk ma."
"Saya bukan mama kamu," ketusnya.
Bjirr, kalo bukan karena kesopanan mah Milan juga ogah manggil situ Mama, lebih enak juga Nyi Blorong.
Maya masuk ke dalam kamar dengan langkah angkuhnya. Gayanya udah seperti mertua-mertua jahat yang ada di sinetron.
"Jangan anggap kamu menang karena membawa Bian keluar dari rumah ini."
"Loh maksud mama apa?" Polos dulu gak sih coy, biar paten dikitlah di depan mertua.
"Gak usah sok polos deh, saya tahu kelicikan kamu. Semua itu sudah tergambar di wajah kamu. Kamu licik."
Aduhh capek dehh, licik kok teriak licik. Ampun bang jago. "Mama bisa main kapan aja, kok. Aku sama Bian gak keberatan."
Wanita itu mengernyitakan dahi. "Tanpa kamu suruh juga saya udah pasti bakalan ngunjungin anak saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BADGIRL
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Semua berawal saat Milan si murid paling nakal sesekolahan ketahuan membawa sebuah testpeck dengan dua garis merah di dalam tasnya. Hingga Biantara--mantan ketua OSIS, siswa paling berprestasi, kesayangan para guru, dan tentu o...