part 28 perlombaan

0 0 0
                                    

Mereka berempat memutuskan untuk mandi karena pasti nanti bakal ngantri klau aga siangan dikit.
Setelah selesai mandi dan bersiap² calviro tania dika Bima dan radit berkumpul kembali.
"Tara lihat aku bawa roti dan selai" kata tania.
"Wihh asik nih" jawab dika.
"Lihat gw bawa susu" jawab Bima.
"Mari kita sarapan di belakang tenda aku lihat pemandangan nya bagus kalau pagi" Ajak radit.
Mereka berempat setuju dan mulai membawa makanan nya ke belakang tenda.
Sesampainya di belakang tenda, mereka menemukan sebuah tempat yang dikelilingi pepohonan hijau dan suara burung berkicau. Udara pagi yang segar membuat suasana semakin menyenangkan.
"Tania, ayo sini! Kita bisa duduk di atas rumput," seru Calviro sambil menghamparkan tikar kecil.
Tania tersenyum dan segera mengikuti. "Ayo, kita mulai sarapan!" katanya sambil membuka roti dan selai yang dibawanya.
Bima menuangkan susu ke dalam gelas-gelas kecil. "Ini dia, sarapan yang sempurna!" ujarnya dengan semangat.
Dika mengambil sepotong roti dan menambahkan selai. "Hmm, enak banget! Ini jadi sarapan terbaik yang pernah aku rasakan," puji Dika sambil mengunyah.
Radit melihat ke arah pemandangan. "Kalian lihat itu? Matahari baru saja terbit, warnanya cantik sekali!" serunya sambil menunjuk ke arah langit yang berwarna oranye keemasan.
Mereka semua menoleh dan terpesona dengan keindahan alam di sekitar mereka. Suasana tenang dan kebersamaan membuat mereka merasa sangat bahagia.
"Gimana kalau kita foto" Tanya viro "kita belum ada lo foto bareng² gini".
"Setuju, pakai hp nya siapa?" Tanya Bima.
"Hp nya viro, dia hp baru" jawab tania.
Viro tersenyum lebar, "Oke, aku ambil hp-nya!" Dia segera mengeluarkan ponselnya yang baru dan mengatur posisi. "Ayo, kita berdiri di depan pohon besar itu. Background-nya pasti keren!"
Mereka semua berbaris dengan ceria, saling berpose dengan gaya yang berbeda. "Senyum yang lebar, guys!" seru Viro sambil menekan tombol shutter. "Satu, dua, tiga!"
Kamera mengklik, dan mereka semua tertawa melihat hasilnya. "Wah, hasilnya bagus! Kita harus sering-sering foto bareng kayak gini," kata Tania dengan semangat.
Bima mengangguk setuju, "Iya, momen-momen seperti ini harus diabadikan. Kita bisa buat album kenangan."
Mereka pun melanjutkan hari itu dengan sarapan dan berbagi candaan.
Setelah sarapan mereka memutuskan untuk masuk ke tandanya masing² karena bentar lagi akan ada perlombaan pertama.
Tania berpisah dengan ketiga sahabat dan sekaligus pacarnya viro.
Saat mereka sudah kembali ke tenda masing², pak arman selaku pembina memberi tahu untuk semua peserta camping antar kelas segera berkumpul didepan tribun.
Bima dika dan radit sangat antusias begitupun dengan viro mereka pergi bersama². Viro bisa pergi karena masih pagi jadi matahari tidak terlalu panas.
"Baik semua sudah berkumpul hari ini bapak akan memberi tahu apa saja yang akan menjadi perlombaan pagi ini yang pertama adalah Lomba Memasak dengan bahan yang terbatas, masing² kelas segera memutuskan siapa yang akan ikut dalam lomba memasak. Dijam 1 siang dilanjtkan dilanjutkan lomba Panjat Tebing buatan dan lomba terakhir adalah Menyusun Tenda di jam 3 sore, jadi sekarng kalian semua masing2 kelas harus memutuskan siapa saja yang akan ikut lomba dibagi hari ini". Informasi dari pak arman
setelah mendengar pengumuman dari Pak Arman, suasana di antara peserta camping semakin ramai. Bima, Dika, Radit, Viro  dan teman se tenda nya berkumpul untuk mendiskusikan siapa yang akan ikut lomba memasak.
"Bisa jadi kita perlu memilih orang yang paling jago masak di kelas," kata Dika sambil berpikir keras.
"Bagaimana kalau kita pilih Viro, putra dimas dan doni? Dia kan sering bantu ibunya masak di rumah," usul Bima.
Dimas tersenyum malu, "Tapi aku belum pernah ikut lomba masak sebelumnya."
"Jangan khawatir, kita bisa bantu kok! Yang penting kita kerja sama," kata Radit semangat.
Setelah sepakat, mereka pun memutuskan untuk memilih Viro putra dimas dan doni sebagai wakil mereka di lomba memasak.
Setelah itu, mereka beralih membahas lomba panjat tebing. "Kita butuh orang yang berani dan kuat untuk panjat tebing," kata Dika.
"Aku bisa! Aku sering berlatih di gym," kata Radit dengan percaya diri.
"Kalau begitu, Radit yang ikut panjat tebing," kata Bima. "Untuk pasang tenda biar saya, nanda, fahmi dan i wayan".
——>
Semntara untuk tendanya tania, mereka memutuskan untuk putri, rina, fika dan Desi yang mewakili kelasnya untuk mengikuti lomba memasak, untuk panjat tebing diserahkan ke farah, dan untuk menyusun tenda adalah tania, riska, fatimah dan jihan. Begitupun dengan kelas² lain mereka semua sudah mempersiapkan beberapa orang yang akan menjadi wakil kelas mereka diperlombaan memasak.
Waktu perlombaan tinggal 2 menit lagi semua peserta perwakilan kelas diundang untuk datang ke gedung yang dimana disitu adalah tempat lomba memasak.
"Teman² kumpul dulu" Perintah Bima selaku ketua kelompok.
Mendegar itu mereka semua berkumpul untuk memberi semangat kepada teman² lain.
"Menang atau kalah itu wajar, yang penting kita semua semangat". Kata Bima.
Saat mereka semua berkumpul, suasana semakin hangat. Dika, yang bertugas sebagai juru bicara, mengingatkan semua orang tentang pentingnya kerja sama. "Ingat, kita adalah satu tim. Apapun hasilnya, kita tetap bersenang-senang dan saling mendukung."
Ketika waktu perlombaan semakin dekat, semua peserta mulai memasuki gedung dengan semangat. Viro,putra dimas dan doni  merasakan adrenalin mengalir dalam dirinya. Ia melihat berbagai tim lain yang juga bersiap, dan hal itu justru membuatnya semakin termotivasi.
"Baik karena semua peserta sudah di sini jadi kita akan mengundi untuk bahan² masing² ketua silahkan maju". Kata pak deri.
Semua ketua peserta perwakilan kelas maju kedepan.
Setelah selesai dengan pengundian "Baik jadi yang dapat bahan A kelas 10 ipa 2 , bahan B kelas 11 ips 1, bahan C kelas 10 ips 2, bahan D kelas 12 ipa 2, bahan E kelas 10 ipa 1, bahan F kelas 11 ipa 1, bahan G kelas 12 ips 2, bahan H kelas 10 ips 1 dan terkahir bahan I kelas 11 ipa 2" kata pak deri membuka semua kertas undian nya.
Ternyata kelompok putra mendapatkan bahan D, dan kelompok rina mendapatkan bahan G.
Setelah mendapat bahan² pak deri memberi waktu 60 menit untuk memasak semua bahan yang diterima masing² kelompok.
Setelah pengundian selesai, Viro dan timnya segera berkumpul untuk mendiskusikan strategi memasak. Mereka tahu bahwa bahan D yang mereka dapatkan adalah bahan yang cukup menantang, tetapi mereka percaya diri bisa mengolahnya dengan baik.

"Jadi, kita dapat bahan D. Apa yang bisa kita buat dari ini?" tanya Viro sambil membuka bahan yang mereka terima.

"Dari bahan ini, kita bisa membuat hidangan utama dan mungkin satu hidangan penutup," jawab Doni, yang sudah memikirkan beberapa resep.

Sementara itu, Rina dan kelompoknya juga tidak kalah semangat. Mereka berdiskusi tentang cara terbaik untuk mengolah bahan G yang mereka terima. "Kita harus cepat, tapi tetap memperhatikan rasa dan presentasi," kata Rina. "Setiap detail penting untuk memenangkan perlombaan ini."

Setelah beberapa menit berdiskusi, Viro dan timnya sepakat untuk membuat sebuah masakan yang inovatif. Mereka membagi tugas; ada yang bertanggung jawab untuk memasak, ada yang menyiapkan bahan, dan ada yang merancang presentasi hidangan. Waktu terus berjalan, dan suasana di dalam gedung semakin tegang.

Pak Deri berjalan di antara kelompok-kelompok peserta, memberikan semangat dan memastikan semuanya berjalan lancar. "Ingat, kualitas dan kreativitas adalah kunci. Jangan lupa untuk bersenang-senang!" ujarnya.

Dengan semangat yang membara, Viro dan timnya mulai bekerja. Mereka memotong, mengaduk, dan memasak dengan penuh konsentrasi. Suara panci dan wajan yang beradu, aroma masakan yang menggoda, semuanya menciptakan suasana yang penuh energi.

Setelah 60 menit berlalu, mereka menyelesaikan hidangan mereka dan mulai menata presentasi. Viro merasa bangga melihat hasil kerja keras timnya. "Ayo, kita buat ini terlihat sempurna," katanya, mengarahkan teman-temannya untuk menata hidangan dengan rapi.

Ketika waktu habis, semua kelompok diminta untuk menyajikan hidangan mereka. Viro dan timnya melangkah maju dengan percaya diri, siap untuk mempresentasikan masakan mereka kepada juri. "Kami siap untuk menunjukkan yang terbaik!" seru Viro, menatap Rina yang juga bersiap dengan kelompoknya. Perlombaan ini bukan hanya tentang memasak, tetapi juga tentang kerja sama dan kreativitas.

Bersambung
Bosan ga sih cerita lurus terus ga ada konflik?

CALVIRO (Bersambung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang