8. Flashback

164 21 10
                                    

Ping

Tengah malam kemarin kekasihku menelepon, menanyakan apakah hari ini aku ada jadwal kuliah yang penting. Jelas ada.

Mata kuliah statistik. Dosennya cerewet minta ampun. Tapi aku tidak berterus terang. Kubilang aku kosong.

Karena dinilai dari waktu ia menelepon dan nada bicaranya, aku merasa ia sedang membutuhkanku.

Akhirnya siang tadi ia menjemput di jurusan. Jadi aku menitip absen pada Leon.

Same sampai mengerutkan dahi mengetahui aku akan bolos kuliah.

Ya jelas dia heran, bisa dibilang aku tidak pernah membolos kecuali dengan alasan yang masuk akal.

Tapi untuk kali ini aku hanya cukup menyebutkan nama Zeefan dan baginya misteri pun terjawab.

Same menggodaku tanpa ampun. Aku cuma bisa menunduk menyembunyikan rasa jengah. Mungkin karena Same mengatakan hal-hal yang membuat kupingku panas.

Lagipula apa salahnya bolos sesekali? Toh sudah dua hari aku tidak bertemu Zeefan.

Katanya ia sibuk dengan bimbingan skripsi.

Nah sekarang, saat ia ada waktu lengang sedikit, setidaknya aku bisa manfaatkan untuk berduaan dengannya.

Tiba di apartemen, aku terpukau dengan suasana di dalamnya.

Kekasihku ini memberikan kejutan romantis sebagai penyambut kedatanganku. Entah bagaimana, Zeefan telah menyalakan playlist kesukaan kami sebagai musik latar.

Crazy Love - Michael Bublè

Tirai jendela ditutup. Pencahayaan diatur sedemikian rupa sehingga terlihat redup.

Di meja, aku lihat nyala beberapa lilin yang sangat indah membentuk hati. Ditengahnya berdiri sekuntum mawar merah muda di dalam vas kaca.

Aku benar-benar terpesona dan berdiri di tempat menikmati keindahan itu.

Tak terasa tangan Zeefan sudah melingkari pinggangku. Hal yang sepertinya ia suka lakukan akhir-akhir ini jika kami berduaan.

"Hari ini bukan anniversary kita, kan?" Tanyaku pelan.

"No." Jawabnya dengan suara teredam.

Kepalanya sudah merunduk di lekukan antara leher dan bahuku. menurunkan cardigan dari pundak. Membuatku menjadi waspada. Bulu romaku berdiri, darahku berdesir.

Hari ini aku memang memakai celana Jeans, tanktop dipadukan dengan cardigan.

"Bukan juga ulang tahunku, kan?" Lanjutku menebak-nebak apa gerangan yang membuat hari ini begitu spesial.

"Hmmm."

"Ulang tahun kamu juga masih lama." Itu pernyataan, bukan pertanyaan.

Ditengah teka-teki yang belum terpecahkan ini, aku berusaha untuk tetap fokus walau sentuhannya membuat aku menahan nafas.

He plays really hard!

Tanganku menekan tangannya yang melingkari perut, sedangkan Zeefan sibuk mengecupi bahuku yang sekarang telanjang karena cardigan sudah berada di bawah kakiku.

Memamerkan pundak telanjangku, karna hanya menggunakan singlet,

Aku kian terhanyut oleh sentuhan bibir dan hembusan nafasnya yang hangat di atas kulitku. Mencium diseputar tengkuk. Kadang ciumannya lembut kadang agak menghisap.

AC tidak memberi efek mendinginkan sama sekali. Didalam, aku merasa panas tiap kali nafasnya menghembus dengan sengaja.

Membangun hasrat yang makin lama makin terkumpul di bagian bawah perutku.

Love in OfficeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang