7. What If

178 24 22
                                    


"Halo..."

"...."

"Halo..." Ulangku lagi.

"Ping."

Aku menegang.

Untuk sesaat aku tidak percaya dengan apa yang kudengar. Dalam satu hari, aku bagai disambar petir sebanyak dua kali!

Aku jelas mengenal suara ini. Ini adalah suara yang kutunggu dari berbulan-bulan lalu.

Demi mendengarnya lagi, aku rela menatap layar ponsel berjam-jam di hari-hari terseram yang telah lewat.

Suara yang kurindukan sekaligus suara yang membangkitkan kepahitan dan kemarahan yang kualami selama ini.

Tanganku mulai gemetar.

Ponselku hampir terlepas. Suara yang datang dari mulutku selanjutnya terasa berat. Dan aku hanya mampu berucap lirih.

"Zeefan......" Lirih Ping

"Baby, I Miss you so much"

Tes..tess...

Air mata membasahi pipi lembut Ping, Ping tidak menyangka dan kecewa, dengan enteng nya Zeefan bilang Rindu padqnya, setelah tidak ada kabar sama sekali,

otaknya dimana dengan enteng nya dia mengeluarkan kata memuakkan itu.

"Masih inget lo sama gueeeee"

"Baby kenapa kamu bicara begitu"

"Setelah lo ngilang gk ada kabar, dengan enteng nya lo ngomong kangen sama gue, punya hati gk si lo" Bentak Ping dengan tangisnya.

"Wait wait, listen to me, aku disini bantuin papa aku sayang, handphone aku nggak tau kemana, dan ini baru aja ketemu, ngertiin posisi aku, aku juga cape"

"Apaaaa, bisa ya lo lupa sama gue, sedangkan gue berhari hari disini nangisin lo kayak orang gila, elo bisa kan ngasih kabar, meskipun cuma sms sebaris, kurang sabar apa gue hah, gue masih setia sama lo, gue kayak kecintaan sendiri kaya orng goblok, sedangkan lo, sebenernya lo cinta gak sih sama gue hah, jawab gue Zeefan" Tangis ping pecah di kafe itu, untung kafe dalam keadaan tidak rame pengunjung.

"Aku bisa jelasin, aku cinta sama kamu, aku cinta Ping, tapi kamu harus ngertiin aku juga,keadaan yang buat kita jauh"

"Kurang ngerti apa lagi sih gue sama lo hah, terserah ya Zee, terserah kamu mau gimana, aku cape, aku capek mencintai kamu sendirian, jangan salahin aku, kalau kata cinta itu jadi benci, gue dah cape" Ucap ping dengan tangisnya yang lirih.

"Sayang, maksud kamu apa ngomong begitu"

Handphone ping di ambil leon

"Ping udah bahagia, gak usah ganggu dia lagi, bastard" Handphone Ping di matikan sepihak oleh Leon.

Same dan Leon menenangkan Ping, dan mengelus pundak nya.

"Ping udah, jangan nangisin si brengsek itu deh" Leon mengatakan itu dengan emosi.

"Udah sekarang lo ke toilet, bersihin muka lo dan rapihin baju lo" Ucap Same dan Ping pun pergi.

~~~~~

Ping menuang minum ke gelas, lalu menenggaknya hingga habis.

Sekali lagi, Ping menghabiskan satu botol minuman keras hingga jumlah botol kosong di meja itu bertambah.

Ping pergi ke club, dia bisa minum tapi Ping memang jarang meminum minuman beralkohol, dia tidak bisa minum terlalu banyak, tapi sekarang dia nekat minum banyak dan dia sendirian.

Love in OfficeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang