Bab: Ancaman

3.6K 3 1
                                    

***

Di dalam klub yang gelap dan penuh warna ini, suasana terasa sangat hidup. Musik elektronik berdentum keras, menggema di setiap sudut ruangan, menciptakan getaran yang membuat setiap pengunjung merasakan aliran energi.

Langit-langitnya tinggi, dihiasi dengan lampu-lampu neon yang berkilauan, bergerak mengikuti irama musik.

Di dance floor, kerumunan orang bergerak dengan bebas, tubuh mereka bergerak seolah-olah menjadi satu dengan musik. Beberapa orang mengenakan pakaian mencolok, berkilau dengan glitter dan aksesori terang yang menambah kesan glamor. Suara tawa dan teriakan kegembiraan bercampur dengan dentuman bass, menciptakan simfoni kebebasan dan kesenangan.

Di tengah keramaian, seorang wanita dengan tubuh sintal menarik perhatian. Dia mengenakan gaun pendek berkilau yang menempel sempurna di tubuhnya, memantulkan cahaya sekeliling saat dia bergerak. Gerakannya lincah dan penuh percaya diri, seolah-olah dia adalah bintang di atas panggung. Rambutnya yang panjang dan berombak tergerai indah, bergetar mengikuti setiap goyangan.

Di meja bartender, seorang pria berusia 31 tahun duduk dengan sikap santai. Sorot matanya tajam dan penuh ketertarikan saat dia mengamati wanita itu. Dia mengangkat gelas berisi koktail, menyesap perlahan sambil tetap memperhatikan setiap gerakan si wanita.

Namun, dalam sekejap, rahangnya yang tegas bergemeretak saat ia melihat seorang pria mendekat dan memeluk wanita yang sedang menari dari belakang.

Pria tersebut melingkarkan salah satu tangannya di pinggang ramping wanita itu, sementara tangan lainnya merambat naik, menangkup salah satu buah dadanya dan meremasnya dengan nakal.

"Fuck!" Umpat pria yang duduk di bar, terengah-engah. Napasnya semakin memburu, dan rasa panas membakar dadanya saat ia menyaksikan adegan tak senonoh itu terjadi di depan matanya.

Dalam sekejap, ia segera berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki panjangnya dengan tegas menuju dance floor.

Sang wanita terlonjak kaget, merasakan tangan kurang ajar itu di dadanya. Dengan cepat, ia menepis tangan lelaki tersebut dan berteriak, "Apa yang kau lakukan?!" Suaranya berusaha keras menembus dentuman musik yang menggelegar di sekelilingnya.

"What?!" balas lelaki itu dengan wajah bingung, tidak mengerti mengapa sang kekasih marah hanya karena ia meremas dadanya.

Namun, detik berikutnya, suasana menjadi semakin tegang...

BUG!

Sebuah pukulan kuat mendarat tepat di wajah lelaki itu. Ia terhuyung ke belakang, berjuang keras untuk mempertahankan keseimbangan tubuhnya.

Suasana mendadak kacau. Para pengunjung di area dance floor histeris, terkejut dengan situasi yang tiba-tiba berubah menjadi konflik. Kerumunan mulai berdesak-desakan, sementara beberapa orang berusaha menenangkan suasana yang semakin memanas.

Sang wanita memekik kaget melihat kekasihnya menerima kekerasan fisik. Dalam sekejap, ia beralih menatap pelaku dengan mata yang terbelalak lebar. "S-Stefan?" gumamnya, mengucapkan nama pria yang sedang menatap tajam ke arah kekasihnya. Ia berusaha untuk mendekat, namun... "Stefan...!" suaranya terputus saat situasi semakin memburuk.

BUG!

Sang wanita kalah cepat. Pukulan kedua mendarat dengan keras di wajah kekasihnya. Kali ini, pukulan itu tidak hanya membuatnya terhuyung, tetapi juga tersungkur ke lantai dengan darah segar mengucur dari hidungnya.

"Stefan, apa yang kamu lakukan?!" teriaknya, menyentak lengan kekar pria itu sambil menengadahkan wajah, menatap marah padanya. Ia tidak terima kekasihnya diperlakukan dengan begitu kasar.

SKANDAL (21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang