JB 5

336 72 17
                                    

HAPPY READING






Jin menepikan mobilnya begitu matanya menangkap sosok namja cantik yang sehari-hari bekerja di Bakery miliknya itu.

"Jungkook-ah...mau kemana malam-malam begini?", panggil Jin begitu keluar dari mobil mewahnya.

"Agh...Jin Hyung. Aku mau berangkat kerja",

"Tapi ini sudah hampir jam 9 malam Jungkook-ah",

"Ia, Aku sedang menunggu taksi untuk mengantarku ketempat kerja".

"Masuklah, Hyung yang akan mengantarmu",

"Terima kasih, Hyung. Tapi lebih baik aku naik taksi saja", tolak Jungkook.

Jin menarik tangan Jungkook dan memaksanya untuk masuk ke dalam mobil.

Mau tidak mau akhirnya Jungkook naik ke mobil Jin.

"Kamu kerja di mana?", tanya Jin dingin.

"Di Club Malam"

"Sampai jam berapa kamu bekerja di sana?"

"Club tutup jam 3 pagi",

"Jam 3 pagi??? Lantas jam berapa kamu tidur jika jam 7 pagi kamu masih harus bekerja di Bakery",

"Sesampainya di rumah aku pasti langsung tidur Hyung",

"Tapi itu tidak baik untuk kesehatanmu",

"Aku mohon Hyung, ijinkan aku tetap bekerja di tempatmu, aku benar-benar butuh pekerjaan itu",

"Kamu bekerja sebagai apa di Club malam itu?",

"Hanya sebagai pengantar minuman",

Jin ngusap kasar wajahnya mendengar jawaban Jungkook.

Ia tau  bagaimana kehidupan malam di tempat-tempat seperti itu.

Jin memutar kemudinya. Ia tak ingin mengantar Jungkook kesana.

"Hyung...kita mau kemana, aku bisa terlambat masuk kerja",

"Berhenti dari tempat itu", ada kemarahan dalam kata-kata Jin.
Nyali Jungkook menciut.

'Kenapa Jin Hyung begitu marah, kesalahan apa yang sudah aku lakukan?', batin Jungkook bertanya-tanya.

Malam itu Jin membawa Jungkook ke Apartemen pribadinya.

"Masuk", perintah Jin.

Dan Jungkook hanya bisa menuruti apa yang di katakan Jin.

'Dimana aku, kenapa Jin Hyung membawaku kesini, Apartemen siapa ini, untuk apa Jin Hyung membawaku kesini?', seribu pertanyaan muncul di kepala Jungkook. Ia takut hal buruk akan terjadi pada dirinya.

"Duduk",

Jungkook hanya bisa diam mengikuti perintah Jin.

Jin tau Jungkook ketakutan.

Jin duduk di hadapan Jungkook. Memberanikan diri menggenggam tangan Jungkook yang sudah basah karena ketakutan.

"Sekarang cerita pada Hyung, Hyung ingin tau kenapa Jungkook sampai harus bekerja di dua tempat yang berbeda dan mengabaikan kesehatan Jungkook sendiri",

"Biaya kuliah sangat mahal Hyung, tidak akan cukup kalau hanya bekerja di satu tempat. Aku juga butuh makan untuk bisa tetap bertahan hidup. Untuk itu aku melakukan semua ini",

Jin yang mendengar itu cukup prihatin dengan kondisi Jungkook.

"Keluarga Jungkook?",

"Appa dan Eomma sudah meninggal",

"Jadi Jungkook tinggal sendirian?",

Jungkook mengangguk.

"Jungkook tidak punya saudara kandung?",

"Tidak ada, Jungkook anak Tunggal",

"Mau tinggal di sini bersama Hyung?",

"Tidak", jawab Jungkook tegas.

"Hyung tidak mengijinkan Jungkook bekerja di Club itu lagi", tegas Jin.

"Hyung...Jungkook mohon, jangan terlalu masuk keranah pribadiku. Hyung tidak berhak mengatur hidupku", ucap Jungkook berusaha meredam emosinya.

"Hyung hanya tidak mau tangan-tangan kotor mereka menyentuh tubuhmu"

"Cukup Hyung...", ucap Jungkook menahan emosinya.

"Kenapa hanya demi uang kuliah dan biaya hidup, kamu sampai rela di sentuh tangan-tangan kotor mereka,
kalau hanya itu yang kamu butuhkan,
kenapa tidak tinggal di sini bersama Hyung sebagai FWB. Hyung yang akan membiayai semua kebutuhan hidupmu", ucap Jin tak kalah marahnya

Plaaak...

Jungkook menampar Jin.

"Aku tidak serendah yang Jin Hyung pikirkan", ucap Jungkook marah kemudian berdiri meninggalkan Jin.

"Mau pergi kemana?", bentak Jin.

Jungkook tak menjawab ia hanya bisa menangis. Harga dirinya terluka.

"Pintu Apartemen ini terkunci, kamu tidak bisa pergi kemana-mana malam ini",

"Apa yang Hyung inginkan dariku?", tanya Jungkook dengan derai air mata.

"Berhenti dari tempat kotor itu", bentak Jin.

"Aku tidak sekotor yang Hyung pikirkan",

"Berhenti kataku",

Emosi Jungkook yang tak terkendali membuatnya tak bisa berpikir logis.

"Oke aku akan berhenti, berapa banyak yang bisa Hyung berikan padaku sebagai pemuas nafsu", teriak Jungkook.

Jungkook melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya di hadapan Jin.

"Ini kan yang Hyung inginkan", ucap Jungkook berderai air mata.

Jin yang melihat tubuh polos Jungkook sudah kehilangan akalnya.

Ia meraup bibir indah milik Jungkook. Melumatnya hingga Jungkook tak bisa bernafas.

Rasa marah dan nafsu yang tak terkendali membuat keduanya melakukan hal yang tak seharusnya mereka lakukan.

Jin mengeksplor setiap lekukan tubuh Jungkook.
Jungkook menggelinjang.
Hatinya menolak.
Tapi tubuhnya menginginkan sentuhan itu lebih dalam.

Dan penyatuan tubuh itupun terjadi.
.
.
.
Jungkook terbangun, tubuhnya remuk setelah lubang nikmatnya di hantam benda tumpul berkali-kali.

Ia tak sekalipun ingin melihat pria yang sedang tertidur pulas di sampingnya.

Jungkook terisak menyadari semua yang sudah terjadi.

Jin terbangun mendengar isak tangis Jungkook.

Ia memeluk Jungkook dari belakang.

"Maafkan Hyung, Jungkook-ah",

Jungkook hanya bisa menangis.


11'9'24


JinKook_14




JIN's BAKERYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang