TBIM-17

1.5K 57 3
                                    

hari ini adalah hari pertama allio sekolah tanpa angkasa. Yap ! karna biasanya ia datang ke sekolah bersama pemuda itu , namun hari ini angkasa hanya mengantarnya hingga gerbang. sama seperti saat ini. mereka tengah berada dimobil  menunju ke sekolah , dengan allio yang lengkap  seragam sekolah tapi tidak dengan angkasa. pemuda itu masih mengenakan celana pendek selutut dan kaos oversize berwarna hitam. namun tampak sangat tampan di tubuhnya.

sekitar lima belas menit mobil hitam itu berhenti didepan gerbang dengan bangunan tinggi didalamnya. allio melepas sabuk pengamannya dan hendak membuka pintu. namun ditahan oleh angkasa.

allio menatap angkasa bingung. “paan? mau ongkos Lo?” ujarnya sembari mengeluarkan uang dari saku seragamnya

“nggak. duit gw udah banyak , gabutuh.” balasannya dengan sombong yang mendapatkan cibiran dari bibir allio

“habis itu ap—”

cup

allio diam beberapa saat berusaha mencerna apa yang terjadi. hingga akhirnya ia membuang mukanya yang sedikit memerah.

angkasa terkekeh kecil melihat itu. “gausah malu , biasanya juga malu-maluin.” ujarnya semakin mencondongkan tubuhnya

“apasih?! gajelas! buka , gw mau keluar!!” ujarnya berusaha menjauhkan tubuh angkasa yang kian makin mendekat

“cup cup cup , anak kecil marah... takut banget loh” ucap angkasa semakin menggoda allio

karna merasa kesal, allio menampar pipi angkasa pelan namun pasti hingga akhirnya angkasa sedikit menjauh , melihat adanya kesempatan ia membuka pintu mobil dan keluar segera. namun , sebelum benar-benar pergi , ia lebih dulu mencium pipi angkasa yang tidak sengaja ia tampar.

angkasa terkekeh melihat kepergian allio dan memegangi pipinya yang baru saja dicium. “lucu banget anjing.” gumamnya mengingat tingkah allio

sampai akhirnya wajahnya kembali datar bak tembok ketika melihat seseorang yang terus memperhatikan mobilnya sedari allio keluar dari mobil hingga memasuki area sekolah. ia tidak tahu jelas wajahnya seperti apa. yang pasti, ia yakin bahwa orang itu sepertinya cukup berbahaya.

ia lantas menjalankan mobilnya untuk segera pulang. setelah mengendarai mobil hampir tiga puluh menit , angkasa akhirnya tiba di sebuah bangunan bak istana dengan nuansa hitam dan gold yang mana membuat rumah itu tampak elegan.

angkasa memarkirkan mobilnya digarasi lalu segera turun dari mobil dan berjalan masuk. ia membuka pintu dan disambut oleh pelayan yang tunduk saat melihatnya.

ia tidak memperdulikan itu dan bergegas ke lantai atas , namun saat ditengah-tengah tangga ia mendengar suara wanita paruh baya namun masih tampak cantik.

“angkasa? sayang kamu pulang!” ujar wanita paruh baya itu menatap angkasa.

angkasa menolehkan kepalanya ke belakang sembari tersenyum kecil , ia turun untuk memeluk wanita itu.

“akhirnya setelah sekian abad, kamu pulang juga.”  ujarnya memeluk angkasa cukup erat.

“mah, angkasa ngga bisa nafas!”  ucap angkasa pada wanita yang ia sebut mah itu. wanita yang kerap disapa melinda— yang tak lain ibu angkasa sendiri itu melepaskan pelukannya dengan enggan.

“mama kangen kasa , kenapa kasa ngga pernah pulang temuin mama? kasa ngga kangen mama?” ujar Melinda dengan ekspresi yang ia buat sesedih mungkin agar putranya merasa iba , sedikit saja.

namun angkasa tetap angkasa. bukannya iba , pemuda itu malah memutar matanya malas. “angkasa sibuk ma , mama kan tau sendiri angkasa bentar lagi lulus” 

That badboy is mine | bxb Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang