Rubah nakal

374 47 5
                                    

DUA BULAN BERLALU

Malam ini Cheng Yi mengunjungi anak itu lagi.
Ia ditugaskan berjaga setiap malam untuk memastikan perkembangannya.

Namun malam ini adalah malam terakhirnya sebelum ia meninggalkan Guangzhou esok hari.

"Hm. Aku masih tidak menyangka jika bocah ini berkelamin laki-laki" ucapnya sedikit terkekeh dengan kebodohannya hingga bisa terkecoh.

Sebelumnya ia mengira bahwa anak yang diselamatkannya adalah anak perempuan.
Kostum beserta rambut palsu yang dikenakan membuatnya keliru.

Cheng Yi meraih tangan mungil itu, ia sudah tidak terkejut lagi ketika tangan itu sedikit bergerak seolah ingin balas menggenggam.
Hal yang lumrah terjadi pada pasien koma ketika sedang bermimpi.

"Hei, bocah. Aku tidak tahu namamu, jadi siapapun kau.... Aku berterimakasih padamu. Berkatmu aku tidak ragu lagi untuk menjadi seorang dokter seperti yang diinginkan orang tuaku"

"Besok, aku akan pergi. Tidak bisakah kau bangun dan mengucapkan salam perpisahan?"

"Kau harus tetap hidup, ada seseorang yang berkorban banyak untukmu disini"

"Benda ini telah menyelamatkanmu hari itu, jadi hari ini aku kembalikan. Kau harus menjaganya baik-baik" Cheng Yi meletakkan tusuk rambut di genggaman anak itu.

"Dengar, tetaplah hidup. Karena kau adalah satu-satunya alasanku memiliki tekad" bisik Cheng Yi disamping telinga anak itu.

Cheng Yi mencium kening anak itu untuk perpisahan mereka.
Memandang ruangan sekitar ia pun melangkah pergi.

Tanpa ia sadari, anak itu perlahan membuka mata. Pandangannya buram ia hanya melihat samar bayangan putih yang semakin menjauh, sebelum akhirnya kembali terpejam.

.

.

.

.

.

LIMA TAHUN KEMUDIAN

"Lepas! Aaa... Lepas!, dasar A fei sialan!"

"Tutup mulutmu, sampai kapan kau akan terus berbuat onar? Dia harus lebih keras terhadapmu"

Disiang hari yang sedikit berawan, seorang polisi menggeret seorang siswa yang terus berontak.

Polisi yang dipanggil A fei itu terus menarik kerah belakang seragam sekolah pemuda itu.
Ia membawanya masuk ke dalam Nanfang hospital.

"Que Si Ming! Uruslah adikmu dengan benar, jangan memanjakannya. Lihat, dia berulah lagi"
Mendengar suara yang familiar itu, Que Si Ming pun mendekat.

"Hn? Oh, kali ini apa?" Tanyanya.

"Dia membawa lari mainan anak-anak dijalan, sekarang anak itu menangis"

"Hanya mainan" gerutu pemuda itu.

"Zeng Shunxi!" Tegas A fei yang karena geram akhirnya menyebut nama panjang pemuda yang digeretnya.

Sementara Shunxi malah memeletkan lidahnya seolah tak peduli.

"Dia benar, hanya mainan. Ini, kau tahu harus apa... Di Fei Sheng" Que Si Ming memberikan sejumlah uang untuk mengganti rugi atas apa yang dilakukan adiknya.

Disisi lain Shunxi memandang dingin kearah uang yang diserahkan Que Si Ming.

Setelah menerima uang itu A fei yang memiliki nama panjang Di Fei Sheng pun akhirnya pergi.

"Shunxi. ini, Belilah apa yang kau inginkan. Jangan mencurinya" Que Si Ming memberi adiknya sejumlah uang.

"Aku tidak butuh uangmu!" Shunxi menepis uang itu hingga berhamburan dan berlalu pergi.

Que Si Ming memijat pangkal hidungnya lelah.

"Dia tidak sepertimu" gumamnya sedih.

"Dokter Que, ada pasien darurat" ucap seorang perawat yang membuat Que Si Ming kembali fokus.

Shunxi yang kesal berpapasan dengan Hemeng yang memang sudah bekerja dirumah sakit itu.

"Eh, Shunxi. Apa kau mengunjungi kakakmu?"

"Bukan urusanmu!" Tukasnya berlari pergi.

"Ada apa dengan anak itu? Bicaranya tidak sopan. Apa senior mengabaikannya lagi" pikirnya

.

.

.

"BOCAH!!!! KEMARI KAU!!!"

"Blee, kejar aku kalau bisa! Dasar polisi tua" ejek Shunxi dari kejauhan sambil menjulurkan lidahnya.

Sore ini lagi-lagi A fei harus mengejar pemuda yang sama, hanya karena sebuah pot air atau gembor penyiram tanaman.
Shunxi kembali berbuat jahil membawa lari pot air milik sebuah toko bunga.

"Hah! Hah! Hah~ sial! Jika terus seperti ini aku lebih baik pensiun" ucap A fei di sela-sela larinya.

Shunxi terus berlari senang karena berhasil membuat A fei kesulitan.
Tanpa disadari ia mulai lari ke arah jalan raya.

"Ayo tangkap aku polisi tua!!! Aku yakin pinggangmu sudah renta hahah!!" Teriaknya sembari terus melihat A fei dibelakangnya.

"Hei! AWAS!!!" Teriak A fei saat melihat Shunxi yang nyaris tertabrak.

SREET!! Cciitt!!!

Shunxi membeku mendapati sebuah mobil mengerem mendadak hampir menabrak dirinya.

Pot air yang dibawanya terjatuh karena syok, ia pun jatuh terduduk karena kakinya lemas. Melihat itu, A fei segera menghampirinya.

"Bocah bodoh! Kau cari mati hah?!" Cecarnya.

Shunxi masih terdiam meskipun ia sudah kembali berdiri.

"Maafkan aku, apa dia baik-baik saja?" Tanya pengendara mobil yang keluar untuk memastikan.

"Eh? A fei?" Sambungnya sedikit ragu karena merasa mengenal polisi didepannya.

"Hm? A! Kau Cheng Yi! Benar?!" Pekik A fei yang tidak menyangka bertemu teman onlinenya.

Melirik sebentar pada Shunxi, akhirnya A fei membawa Cheng Yi untuk duduk di bangku pinggir jalan sekalian untuk menenangkan diri dari apa yang hampir terjadi.

"A.. jadi begitu"

"Hm, Anak itu sangat nakal. Jika kau bertemu dengannya harus waspada. Dia bisa mencuri apa saja"

Mendengar penuturan A fei, membuat Cheng Yi terkekeh.

"Kapan kau tiba?" Tanya A fei.

"Baru saja, sekarang aku akan tinggal di Guangzhou untuk memastikan sesuatu" ucapnya sembari menatap langit.

"HEEIIII!!!! POLISI TUA! LEPASKAN AKU!" Teriak Shunxi yang kini tangannya tengah diborgol bersama sebuah tiang di trotoar.

"Hah.. Cheng Yi, sampai bertemu lagi. Lain kali ku bawa kau mengunjungi rumahku, sekarang aku harus mengembalikan rubah nakal itu ke kandangnya"

"Hn, jangan terlalu keras padanya"

Cheng Yi memperhatikan kepergian mereka yang masih diselingi pergulatan kecil.

"Aku harap kau masih bertahan" gumamnya.

•••••

Because of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang