"Mama apa ayah kurang kaya? Kenapa mama harus bekerja sampai larut malam?" Tanya Jeno pada jungwoo yang tengah memangku tubuhnya.
"Menjadi seorang model adalah cita-cita mama sejak kecil. Nanti kalau Jeno sudah besar, Jeno pasti akan mengerti semuanya. "
"Jadi mama bekerja bukan untuk mencari uang. " Lirih Jeno menatap ibunya yang terlihat sangat cantik diusianya yang ke 32 tahun itu.
"Tentu saja untuk uang. " Kekeh jungwoo mencium pipi Jeno dengan gemas.
"Kau sudah terlalu lama duduk di pangkuan istriku. Nanti kakinya sakit karena kau duduki. " Dengus Jaehyun cemburu melihat kedekatan anak dan istrinya.
"Biarkan seperti ini dulu Jaehyun. Aku sangat merindukannya. " Lirih jungwoo memeluk Jeno dengan nyaman.
Jeno memekik senang ketika jungwoo berpihak kepadanya, ia semakin menyamakan posisinya untuk tidur di pangkuan ibunya.
"Jika kau merindukannya seharusnya kau mengurangi jadwal pemotretan mu. " Lirih Jaehyun menyandarkan tubuhnya di kursi mobil.
Jungwoo yang masih bisa mendengar suara lirih Jaehyun hanya mengabaikannya, ia memilih untuk menyibukkan dirinya dengan mengusap halus rambut Jeno.
.
.
.
.
.
.
.
"Taeyong tolong siapkan air hangat untukku, aku ingin berendam. " Perintah jungwoo pada Taeyong yang tengah menyambut kenangannya.
"Baik nyonya. " Ucap Taeyong segera pergi ke kamar tuannya untuk menyiapkan semuanya.
"Bibi Nam tolong buatkan aku jus untuk makan malam nanti. " Beberapa pelayan langsung berhamburan ke tempatnya masing-masing untuk melaksanakan perintah.
"Aku akan menidurkan Jeno ke kamarnya. " Ucap jaehyun pada jungwoo.
"Biarkan dia tidur di kamar kita. " Ucap jungwoo menghentikan langkah kaki Jaehyun.
"Aku sudah lama tak menyentuhmu. " Lirih Jaehyun dengan wajah memelas.
Jungwoo langsung terkekeh mendengar ucapan jaehyun.
"Baiklah aku tak akan selamat malam ini. " Lirih jungwoo membuat Jaehyun semakin bersemangat.
.
.
.
..
.
.
.
.
.
.
Taeyong mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar mandi itu, ia mematung sejenak saat mendengar suara desahan dari luar."Perasaan ini benar-benar menyakitkan. " Lirih Taeyong ketika mendengar suara tawa Jaehyun dan jungwoo.
Dengan sengaja Taeyong menjatuhkan botol sabun mandi yang terbuat dari kaca sampai menimbulkan bunyi nyaring.
Taeyong langsung pura-pura memunguti pecahan kaca itu ketika jaehyun dan jungwoo menghampirinya.
"Maaf atas kecerobohan saya nyonya. " Lirih Taeyong menunduk dalam kearah jungwoo.
"T-tak apa Taeyong, kau tidak sengaja melakukannya. " Gugup jungwoo merasa malu karena ia baru menyadari jika Taeyong berada di kamarnya.
Taeyong pasti mendengar semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twist
Teen FictionTaeyong tak pernah mendapatkan keadilan hidupnya, ia bisa bertahan sejauh ini hanya karena anaknya.