"Halmeoni" Begitu bangun tidur Hyera langsung mendatangi kamar neneknya dengan wajah bahagia, melihat hal itu Yunhee pun ikut bahagia meski tidak tahu apa yang terjadi.
"Halmeoni hari ini aku sangat senang sekali" Ucapnya bersemangat.
"Apa yang terjadi? Apa yang sudah membuat uri Hyera sangat bahagia hari ini?" Yunhee mengelus puncak kepala gadis kecil itu, senyuman hangat masih menghiasi wajahnya.
"Eomma dan Minho appa akan menikah"
Mendengar ucapan Hyera untuk sesaat Yunhee terdiam, senyumannya lenyap seketika digantikan dengan ekspresi bingung.
"Benarkah, apa ibumu sendiri yang mengatakannya?" Tanya memastikan.
"Ne. Hari ini kami akan keluar untuk merayakannya. Halmeoni ikutlah bersama kami"
Yunhee kembali tersenyum, tapi bukan senyuman seperti sebelumnya, lebih tepatnya seperti terpaksa "Halmeoni akan tetap ada di rumah, kalian pergilah bersenang-senang"
"Halmeoni yakin tidak akan ikut?"
Yunhee mengangguk..
______________
Setelah Hyera keluar dari kamarnya Yunhee segera mendatangi kamar Suzy, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa benar kau akan menikah dengan Minho?" Yunhee bertanya langsung pada Suzy tanpa basa basi, meskipun dia tahu Hyera tidak mungkin berbohong tapi Yunhee ingin mendengar kebenaran dari mulut putrinya sendiri.
"Ne" Suzy menjawab tenang seraya menyiapkan baju yang akan di pakainya untuk keluar nanti. Berpura-pura menyibukkan diri tidak ingin melihat wajah sang ibu atau air matanya akan jatuh pada saat itu juga.
"Bukankah kau tidak mencintainya, kenapa tiba tiba ingin menikah dengannya?" Tanya Yunhee lagi.
"Karena ini adalah yang terbaik" Jawab Suzy. Air matanya jatuh tapi segera di sekanya.
"Untuk siapa? Untuk Hyera?" Wanita berambut putih itu masih mengejar Suzy dengan berbagai pertanyaan. Berharap putrinya akan sadar dan merubah keputusannya.
"Untuk semuanya"
"Tapi tidak untukmu dan Myungsoo"
Suzy tersenyum kecut "Eomma salah" Ucapnya, masih dengan posisi memunggungi sang ibu "dia sendiri yang memintaku untuk menikah dengan Minho" Lagi lagi air mata Suzy jatuh, sedangkan Yunhee hanya bisa terdiam.
"Eomma akan bicara dengan Myungsoo" Ucapnya setelah tersadar dari rasa terkejutnya "eomma akan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi tiga belas tahun yang lalu"
"Eomma tidak akan mengatakannya" Suzy buru buru menahan ibunya saat wanita tua itu berniat meninggalkan kamarnya "eomma sudah berjanji tidak akan mengatakannya" Lanjut nya tegas.
"Sampai kapan kau akan menutupinya?" Tanya Yunhee mulai emosi "sampai kapan kau akan membuatnya membencimu?"
"Jika dia tahu yang sebenarnya, apa yang akan dia pikirkan?" Suzy memejamkan matanya, kedua tangannya menggenggam tangan ibunya dengan erat seakan mencari kekuatan di sana "Ayahnya sendiri, orang yang sangat dia kagumi tega menjadikan nyawanya untuk mengusir ku dari hidupnya? Bagaimana bisa aku mengatakan hal itu?" Ucap Suzy "Dia akan sangat hancur"
Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya jatuh. Yunhee memeluk tubuh Suzy seraya menepuk pelan punggungnya, meratapi nasib putrinya yang kurang beruntung "Kau selalu berpikir untuk kebahagian semua orang, lalu bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri, siapa yang akan memikirkan kebahagiaanmu?"
Suzy menarik nafas dalam dalam. Tangannya yang bebas kembali menghapus air matanya lalu tersenyum "Eomma, aku baik baik saja" Ucapnya sambil melepaskan pelukan sang ibu "Keputusan yang telah aku ambil, aku tidak pernah menyesalinya. Asalkan dia tetap hidup, itu sudah lebih dari cukup untukku. Lagipula sekarang yang dia butuhkan hanyalah Hyera"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE CURSE
Romance"Dalam hidup ini satu satunya hal yang membuat ku sangat menyesal adalah bertemu denganmu" -Kim Myungsoo "Cinta adalah pengorbanan, hanya orang-orang tertentu saja yang dapat memahaminya" -Bae Suzy