Bab 1 (Rombak ulang)

87 25 2
                                    

Letizia Grey membuka matanya, dan yang menyambutnya hanyalah kegelapan. Tubuhnya terasa berat, seakan ribuan ton menindihnya, dan pikirannya kabur, terperangkap di antara realita dan mimpi. "Apa yang terjadi?" pikirnya dengan bingung. Ia mencoba menggerakkan tangannya, namun lengannya terasa asing, bukan miliknya. Kilatan ingatan kembali padanya—pesta ulang tahun Sofia, tawa yang riuh, dan kecelakaan mengerikan yang merenggut nyawanya. "Aku... meninggal?"

Perasaan tercekik dan suara keras benturan itu kembali terlintas di kepalanya. Tapi ini seharusnya akhir segalanya. Namun ketika Letizia membuka matanya sekali lagi, ia bukan berada di jalan raya. Ruangan asing menyelimutinya—berdinding batu tebal dengan jendela sempit. Cahaya lilin redup menerangi sekitarnya. "Di mana aku?" gumamnya, suara serak keluar dari bibir yang tak dikenalnya. Ia berusaha bangkit, tetapi rasa pusing langsung menghantamnya, membuatnya hampir jatuh.

Ada sesuatu yang salah. Sangat salah. Dengan tangan gemetar, Letizia mengangkat tangannya dan melihatnya. Tangan ini kecil dan kurus, jauh berbeda dari tangannya yang dulu. Tubuhnya terasa lebih ringan, lebih kecil. Ia mencoba berdiri dan hampir saja terjatuh. Matanya teralihkan pada cermin besar di sudut ruangan. Dengan langkah limbung, ia menghampirinya, dan apa yang ia lihat di sana membuatnya gemetar.

Sosok gadis remaja dengan rambut cokelat panjang dan kulit pucat menatap balik dari cermin. Mata hitam besar penuh kebingungan. "Tidak... ini bukan aku," bisiknya, panik. Ia menyentuh wajah itu, kulit halus gadis remaja yang terasa nyata di ujung jarinya. "Aku bermimpi, kan?" pikirnya, berharap ini semua hanyalah mimpi buruk. Namun, semua terasa begitu nyata.

Letizia mulai menggali ingatannya, namun yang ia temukan bukanlah kepingan dari hidupnya. Fragmen-fragmen samar dari kehidupan orang lain mulai memenuhi kepalanya—nama Selena, suara-suara asing, dan tempat-tempat yang tidak pernah ia kenal. Setiap potongan ingatan yang muncul terasa bukan miliknya. Hatinya menciut. "Ini... bukan hidupku," bisiknya lirih. Tiba-tiba, langkah kaki terdengar mendekat. Suara keras pintu terbuka membuat Letizia terkesiap.

Seorang wanita tua masuk, wajahnya penuh keterkejutan. "Selena! Kau bangun!" serunya. Letizia menatapnya dengan tatapan kosong. "Siapa wanita ini?" pikirnya. "Selena?" Wanita tua itu menatapnya dengan khawatir dan menghampirinya perlahan.

"Aku... di mana?" tanya Letizia akhirnya, suaranya serak dan penuh kebingungan. Wanita itu tertegun sejenak, lalu menjawab dengan nada khawatir, "Kau di istana, Nona Selena. Kau tertidur selama berhari-hari setelah kecelakaan itu. Kami semua khawatir."

Istana? Kecelakaan? Letizia mengerutkan kening. Pikiran itu tidak masuk akal. Ia mencoba mencerna kata-kata wanita tua itu, tapi kepalanya justru semakin pusing. "Kaisar Verlon sangat khawatir," lanjut wanita itu. "Kaisar?" Letizia benar-benar bingung sekarang. Ia, yang seharusnya sudah mati, sekarang berada di istana seorang kaisar?

"Aku... tidak ingat apa-apa," ujar Letizia pelan, berusaha menenangkan diri di tengah kekacauan pikirannya. Wanita itu terdiam, tampak semakin khawatir. "Kau adalah Selena, putri angkat Kaisar Verlon. Kau mengalami kecelakaan, dan dokter menduga ingatanmu terguncang karena trauma," jelasnya.

Selena. Putri angkat Kaisar. Letizia merasa semakin terjebak dalam kebingungan. Bagaimana mungkin dirinya yang seharusnya sudah mati, kini berada di tubuh orang lain dan hidup sebagai seorang putri? Ia ingin percaya ini semua hanya mimpi buruk, namun semua terasa begitu nyata—dinginnya udara, lilin yang menyala lembut, dan kecemasan di wajah wanita tua itu.

"Aku butuh waktu... untuk memikirkan semuanya," ujar Letizia akhirnya. Wanita itu mengangguk penuh pengertian dan membungkuk sebelum keluar dari ruangan, meninggalkannya sendirian dalam keheningan. Letizia mendekati cermin sekali lagi. Wajah gadis remaja itu masih menatapnya dengan mata penuh kebingungan. "Apa yang sebenarnya terjadi padaku?" tanyanya pada dirinya sendiri, suara kecil di dalam hatinya berteriak mencari jawaban.

Letizia duduk di tempat tidur, memandang keluar jendela kecil yang menampakkan langit malam. Angin dingin berhembus lembut, seolah membawa bisikan dari masa lalu yang jauh. Letizia Grey, wanita ambisius dengan kehidupan yang sempurna, kini terperangkap dalam tubuh seorang gadis remaja bernama Selena. Dan di luar sana, istana ini, yang dipenuhi oleh rahasia gelap, menunggu untuk diungkap.

Who Am I? (Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang