Bab 3 (Rombak Ulang)

39 17 1
                                    

Letizia tidak bisa mengabaikan perasaan aneh yang mengalir dalam dirinya sejak ia terbangun di tubuh Selena. Meskipun ia wanita yang dingin, ada dorongan kuat di dalam tubuh ini—sebuah hasrat yang bukan miliknya. Malam itu, ketika ia menutup mata untuk tidur, sesuatu terjadi. Ia merasakan kehadiran lain di benaknya, seperti bisikan samar yang perlahan menjadi semakin jelas.

Sosok Selena, dalam bentuk yang tak kasat mata, muncul dalam mimpinya. Gadis itu tampak rapuh, tetapi ada kepedihan dan kemarahan yang mengalir dari wajahnya yang pucat. "Ini tidak adil..." gumam suara Selena, teredam dalam bayangan yang mengelilinginya. "Aku tidak pantas menerima semua ini."

Letizia mendengar suara itu dengan jelas. Selena tidak berbicara dengan kata-kata, tetapi dengan perasaan yang menyelinap ke dalam kesadaran Letizia. Ada kepedihan yang mendalam, kesalahan yang tidak pernah dijelaskan, dan kebenaran yang dirampas dari gadis malang ini. Letizia, yang hidup dengan prinsip bahwa keadilan hanyalah ilusi yang bisa dimanipulasi, tiba-tiba merasa ada sesuatu yang harus ia lakukan.

"Aku tidak pernah memintamu untuk mengambil tubuhmu kembali," pikir Letizia dalam mimpinya. "Tapi jika kau ingin keadilan, aku akan membantumu. Dengan caraku."

Selena menatapnya seolah memahami apa yang dijanjikan Letizia. Gadis itu tidak lagi berusaha merebut kendali atas tubuhnya, tetapi menyerahkan nasibnya kepada Letizia yang kuat. Janji itu mengikat keduanya dalam hubungan yang tidak biasa—sebuah aliansi yang dibuat bukan atas dasar persahabatan, tetapi kebutuhan yang sama: keadilan.

Ketika Letizia bangun keesokan harinya, tekadnya semakin kuat. Ia memutuskan, entah bagaimana, bahwa ia akan membantu jiwa Selena. Namun, keadilan dalam versi Letizia bukanlah tentang kebenaran yang lembut. Jika ada yang harus dibayar dengan darah atau kehancuran, Letizia tidak akan ragu melakukannya. Ia tahu bahwa dunia ini tidak pernah adil, tetapi ia bisa memastikan Selena mendapatkan apa yang pantas.

Hari itu, Letizia mulai menjalankan rencananya. Ia membutuhkan informasi lebih banyak tentang Selena dan keluarganya, tentang hubungannya dengan kaisar, dan alasan mengapa Selena diperlakukan dengan cara yang tidak biasa. Ia tidak akan bertindak tanpa pengetahuan yang jelas.

Namun, ada satu hal yang Letizia sadari: dia tidak bisa bergerak sendiri. Untuk menyusun strategi yang tepat, ia membutuhkan sekutu di istana ini, seseorang yang bisa ia kendalikan atau setidaknya dimanipulasi. Letizia selalu ahli dalam hal ini. Ia hanya perlu menemukan bidak yang tepat.

Ketika ia berjalan di koridor istana, seseorang menarik perhatiannya. Seorang pria muda dengan rambut hitam sebahu dan mata tajam yang seolah selalu memperhatikan sekitarnya. Letizia melihat dari jauh bagaimana pria ini bergerak di antara pelayan dan penjaga, tidak menonjolkan diri, tetapi selalu tampak memantau. Ia bukan bangsawan, tetapi jelas bukan orang biasa. Ada ketenangan yang mencurigakan di balik tatapannya.

Saat Letizia berpapasan dengannya di salah satu lorong, pria itu berhenti. Ia menundukkan kepala sedikit, menunjukkan rasa hormat, tetapi matanya tidak lepas dari Letizia—atau lebih tepatnya, dari Selena.

"Nona Selena," sapa pria itu dengan nada halus. "Saya Lukan, salah satu asisten pribadi Tuan Reinhardt. Saya diberitahu untuk memeriksa keadaan Anda. Kaisar mengkhawatirkan kesehatan Anda."

Letizia memperhatikan cara Lukan berbicara. Ia memilih kata-katanya dengan hati-hati, seolah-olah menimbang setiap kalimat sebelum diucapkan. Namun, yang menarik bagi Letizia adalah cara matanya mengikuti gerakan Letizia. Dia tertarik pada Selena, atau setidaknya pada apa yang telah terjadi padanya.

"Aku baik-baik saja," jawab Letizia, dengan suara yang lebih dingin daripada biasanya. Ia ingin melihat reaksi pria itu.

Lukan tersenyum tipis, senyum yang tidak sampai ke matanya. "Senang mendengar itu. Tetapi jika Anda membutuhkan sesuatu—apa pun—jangan ragu untuk memanggil saya. Saya selalu siap membantu Anda."

Who Am I? (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang