04

984 62 4
                                    

"Tuan, biarkan jay melanjutkan kuliah jay" ucap jay.

Jay sekarang berada di kamar heeseung. Ia daritadi terus merengek ingin melanjutkan sekolah nya. Bukan apa apa, jay hanya kangen dengan sahabat-sahabat nya di sekolah, jay sudah lama tak melihat mereka.

"Kau yakin jay" tanya heeseung, ia lelah menghadapi sikap keras kepala bayinya.

"Yakin tuan, seratus persen" jawab jay dengan puppy eyes nya.

"Baiklah, aku mengijinkan mu untuk bersekolah kembali, tapi ingat kalau ada apa apa langsung beritahu aku. aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu"

Jay mengangguk antusias, ia memeluk leher heeseung dengan erat, sesekali mencium pipi heeseung sebagai tanda terimakasih nya.

Jay tidak sabar menemui sahabat-sahabat nya itu. Ia akan menceritakan banyak kisah yang terjadi di hidupnya akhir-akhir ini.

"Lagi satu, kau bersekolah ditemani para bodyguard untuk berjaga jaga, jika kau menolak berarti aku tidak akan mengijinkan mu bersekolah" ucap heeseung

"Baiklah.."

***

Paginya....

Sekarang jay tengah berada di meja makan, ia sudah selesai bersiap siap pagi tadi, ia bangun lebih awal dari biasanya, biasanya heeseung yang akan membangunkannya tapi tadi pagi kebalikannya, jay yang membangunkan heeseung.

"Tuan jay berangkat dulu, pay pay" pamit jay kepada heeseung, sebelum jay benar benar pergi, heeseung melayangkan kecupan ringan di kening jay. Jay membalas dengan kecupuan di pipi mulus heeseung.

"Sana berangkat, nanti kamu telat"

"Siaaap"

Jay menikmati pemandangan di luar sana, ia membuka jendela mobil agar bisa menghirup udara.

"Tuan jay, jangan terlalu membuka lebar lebar jendala mobil, nanti tuan bisa masuk angin" ucap sopir yang sedang mengantar jay ke sekolah.

"Tidak apa apa paman, jay sudah terbiasa"

"Baiklah kalau begitu tuan"

***

"Baiklah, sudah sampai tuan" ucap sopir yang bernama wiliam itu

"Terimakasih paman wili" ucap jay, jay langsung berlari ke halaman sekolah diikuti oleh 2 orang bodyguard. Heeseung sempat berpesan untuk bodyguard itu untuk menjaga jay di depan kelas saja.

Jay menatap sekeliling kampusnya, ia mengamati kampus yang ia rindukan selama ini. Jay akhirnya bisa berkuliah kembali.

"Jay?!?!, apakah itu kau" pekik teman sekelas jay

"Ya ini aku" ucap jay sambil tersenyum

"Kau selama ini kemana?"

"Kau selama ini tidak pernah terlihat jay"

"Jay kau baik baik saja kan? Tidak ada yang luka?"

"Aku kira kamu sudah tidak ingin kuliah kembali  jay"

Begitulah pernyataan pertanyaan yang dilontarkan teman teman jay. Jay yang didapat pertanyaan itu hanya bisa pasrah.

"Nanti aku ceritakan, biarkan aku duduk terlebih dahulu"

Jay berjalan menuju bangku nya, bangku jay sedikit berdebu karena memang sudah lama kosong, jay membersihkan debu debu itu lalu duduk, ia mengambil buku dan menaruhnya dimeja.

"JAY!!,KAU SUDAH KEMBALII" tanya jungwon, jungwon memasuki kelas bingung kenapa ada dua orang berbadan besar di depan kelas mereka, begitu ia mengamati satu satu temen sekelasnya, ia baru menyadari ada seseorang yang ia rindukan akhir akhir ini.

"KAU SELAMA INI KEMANA, KAU TAU BETAPA AKU MERINDUKAN MU SELAMA INI" pekik jungwon antusias

"Aku memang ngangenin jungwon, biasa saja" ucap jay sombong

"Kau belum menjawab pertanyaan ku yang lagi satu" ucap jungwon dengan wajah datarnya

"Hahaha...baiklah baiklah, aku akan menjawabnya, dengarkan ini Yang Jungwon"

Jay menceritakan semua yang ia alami akhir akhir ini, mulai dari ia di jual, hingga sampai saat ini, sepanjang jay menceritakan mulut jungwon menganga lebar, jungwon terkejut mendengar cerita jay. Jungwon cukup prihatin, jungwon mengenal orang tua jay sangat baik, ia tidak menyangka hal itu terjadi pada sahabatnya sendiri.

"Aku tidak menyangka orang tua mu seperti itu jay" ucap jungwon sambil mengelus bahu jay

"Aku juga jungwon, aku sebagai anaknya juga sangat terkejut" kepalanya jay menunduk menahan isak tangisnya, jungwon memeluk jay menenangkan sahabatnya itu. "Jadi sekarang kau memiliki tuan jay?" Tanya jungwon dengan tangan yang mengelus punggung jay, "he'em", jungwon mengangguk sebagai jawaban

"Ngomong ngomong, dimana jake jungwon?" Tanya jay

"Ia sedang pergi ke aussie bersama orang tuanya kemarin"

"Mendadak sekali, lalu kapan dia akan kembali" tanya jay

"Mungkin bulan depan, itu cukup lama"

Jay mengangguk, jam pertama akan segera dimulai, semua tengah bersiap" untuk mengeluarkan buku-bukunya ke atas meja.

***

Jam pulang sudah tiba, jay tengah memasukkan buku"nya ke dalam tas, jay keluar dari ruangan. Ia tak melihat bodyguard nya, mungkin mereka sudah ke mobil duluan, pikir jay. Jungwon juga sudah pulang terlebih dahulu karena menemani adiknya dirumah.

"Wah wah wah...sejak kapan kau kembali ke sekolah ini jay" tanya salah satu murid perumpuan

"Apa kau lupa, mungkin dia menjalang diluar sana" ucap salah satu siswi itu

"Jangan berbicara sembarangan eira" pekik jay sambil menunjuk eira

Ada 3 orang siswi yang menghalangi jalan jay, siswi itu dikenal dengan nama, eira, jia, dan nara. Ketiga orang itu dikenal dengan trio pembully, maka dari itu semua takut terhadap mereka bertiga.

"Wah jalang sekolah, aku akan mengumumkannya di base kampus, bersiap siaplah"

"Kau! Jangan menyebar fitnah jung nara" ucap jay marah, jay menjambak rambut nara dan melempar hp nara di lantai, bisa diliat hp nara langsung pecah berkeping keping.

"KAU!!!, ITU HP MAHAL, KAU HARUS MENGGANTINYA JALANG!!!" Ucap nara marah, ia menjambak rambut jay balik dan menyeret jay kedalam kamar mandi kampus. Jay ingin berteriak tapi dengan cepat mulutnya ditutup oleh tangan.

Sesampainya di kamar mandi, badan jay langsung dihempas kasar oleh nara, nara menampar pipi jay berulang kali sehingga bibir jay robek dan mengeluarkan darah. Jay ingin melawan tapi tangannya di tahan oleh eira, dan jia.

Selesai memberi jay pelajaran, ketiga orang itu meninggalkan jay seorang diri, jay tak bisa berdiri, badannya terlalu sakit untuk digerakkan. Jay berharap ada seseorang yang datang dan menyelamatkannya.

"Dimana tuan jay, kenapa lama sekali" tanya bodyguard itu

"Perasaan ku tidak enak, ayo kita lihat"

Bodyguard itu mencari di setiap sudut kampus, sampailah bodyguard itu di kamar mandi, ia melihat tubuh jay yang terkulai lemas tak berdaya.

"Astaga tuan jay!!, CEPAT SIAPKAN MOBIL!!" suruh bodyguard itu ke paman wili

***

Heeseung yang tengah rapat, diberhentikan karena suara handphone yang berdering, ia mengakatnya.

"Tuan heeseung maaf, a-aku harus memberitahu hal ini, t-tuan jay masuk rumah sakit, aku menemukannya di toilet dengan keadaan babak belur t-tuan"

"APA?!?!"




























TBC

💖💖

love. (heejay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang