Keesokan paginya, Krist berjalan ke ruang makan, dia melihat kedua orang tuanya, Singto dan juga Korn sedang sarapan bersama disana.
"Tak biasanya kamu bangun sepagi ini" Ucap mama Anna saat melihat kedatangan Krist.
"Aku lapar" Ucap Krist sambil duduk di samping phi-nya.
Krist memegang kepalanya yang masih terasa sedikit pusing karna mabuk semalam.
"Kenapa pipi mu memerah?" Tanya Korn.
Krist mengusap pipinya, dia menatap Singto dengan tajam, semalam Krist merasa tamparan Singto tak begitu kuat tapi ternyata meninggalkan bekas kemerahan disana.
"Dia menampar ku" Ucap Krist sambil menatap ke arah Singto.
Krist sengaja mengatakan itu ingin melihat reaksi kedua orang tuanya dan phi-nya.
"K-krist mabuk semalam, dia memaksa ingin mencium ku, itu sebabnya aku menampar pipinya" Ucap Singto.
"Kamu memang pantas mendapatkan itu" Ucap Korn sinis.
"Lain kali jangan lakukan itu lagi, Krist!" Ucap mama Anna.
"Maaf mengganggu, tuan. Di depan ada seorang wanita yang mencari tuan Krist" Ucap seorang maid yang kini menghampiri mereka.
"Siapa?" Tanya Krist.
"Namanya Namtan" Ucap maid.
"Selamat pagi!?" Ucap Namtan yang tiba-tiba muncul disana.
Padahal maid sudah menyuruhnya untuk menunggu di ruang tamu, tapi Namtan malah mengikuti kemana maid pergi.
"Apa yang kamu lakukan disini, Nam!!" Ucap Krist marah.
"Apa yang di lakukan pria itu di rumah mu!" Ucap Namtan saat melihat Singto yang duduk di samping Korn.
Krist beranjak dari duduknya, dia berjalan menghampiri Namtan dan membawa Namtan pergi dari ruang makan.
"Siapa dia?" Tanya papa Edward.
"Kekasih Krist" Lirih Singto.
Korn menggenggam tangan Singto sehingga membuat Singto menatap Korn.
"Maafkan adik ku" Ucap Korn.
Untuk kesekian kalinya Korn mengatakan itu, dia selalu meminta maaf atas nama adiknya.
"Aku baik-baik saja, phi" Ucap Singto sambil menarik tangannya dari genggaman Korn.
Korn tersenyum kemudian beranjak dari duduknya berjalan pergi dari ruang makan.
Di ruang tamu saat ini, Namtan menatap tajam pada Krist seakan menuntut penjelasan.
"Kenapa pria itu ada di rumah mu, Krist!" Tanya Namtan.
"Kamu yang kenapa pagi-pagi sudah bertamu ke rumah orang? Bukankah sekarang masih sangat pagi untuk bertamu?" Itu Korn yang bicara, dia memang sengaja menyusul Krist dan Namtan ke ruang tamu.
"Selamat pagi, phi" Sapa Namtan dengan senyum manisnya.
"Sebaiknya kamu bawa selingkuhan mu pergi dari sini, Krist! Bukankah tidak sopan membawa selingkuhan ke rumah, apa lagi bertemu dengan suami mu yang sedang hamil" Ucap Korn.
Namtan bagai terkena hantaman besar saat mendengar itu, selingkuhan? Siapa yang menjadi selingkuhan, dan suami? Siapa maksudnya!?
"A-apa maksudnya Krist?" Tanya Namtan.
"Aku sudah menikah dengan Singto, Nam" Ucap Krist jujur.
"Hah? Kapan?" Ucap Namtan tak percaya.
"2 hari yang lalu dan sekarang dia sedang hamil, usia kehamilannya sudah hampir menginjak 5 bulan" Ucap Krist.
![](https://img.wattpad.com/cover/375969683-288-k733033.jpg)
YOU ARE READING
Closer To You
FanficKrist tahu betul dia sudah sangat keterlaluan, dan penyesalan memang selalu datang di akhir, dulu dia di cintai dengan hebat oleh Singto, sekarang Singto mati rasa karna ulahnya, di tambah dia harus bersaingan dengan saudaranya sendiri demi mendapat...