Sudah 4 bulan usia kandungan Weir namun Korn belum juga ada niatan untuk bertanggung jawab, setiap hari Weir selalu memakai baju oversize untuk menyembunyikan perutnya tapi tetap saja itu masih dapat terlihat karna perutnya sangat besar tak seperti kehamilan orang lain pada umumnya.
"Tuan, kapan tuan akan menikahi ku!" Ucap Weir yang saat ini masuk ke dalam ruangan Korn.
Korn melihat perut besar Weir, dia meremas rambutnya sekarang, bagaimana bisa dia mengatakan ingin menikah sedangkan masalah terus datang menghampiri keluarga mereka.
Korn dan papanya sedang mengusahakan agar mereka bisa membebaskan Krist, tak peduli harus membayar mahal sekalipun tapi ternyata kali ini hukuman Krist tak bisa di beli dengan uang, Korn masih berusaha membujuk polisi agar mau menerima uang mereka dan segera membebaskan Krist, tapi sudah dua bulan ini belum ada kabar terbaru dari pihak polisi tentang adiknya.
Belum lagi masalah Krist yang tak bisa di jenguk. Ya, sudah 2 bulan sejak Krist di vonis 1 tahun penjara dan selama 2 bulan ini Krist tak bisa di jenguk oleh keluarganya sendiri. Korn sudah pernah marah dan mengamuk di kantor polisi memaksa ingin bertemu adiknya, berakhir dia di usir dari sana. Korn yakin itu pasti permainan Namtan dan papanya yang tak memperbolehkan satu orangpun menjenguk Krist.
Hal lain yang membuat Korn ragu, semenjak Krist masuk penjara, Korn semakin dekat dengan Singto, Korn lebih banyak menghabiskan waktunya di restoran Singto di banding bersama Weir yang sudah jelas sedang mengandung anaknya, sejujurnya Korn memang ragu ingin menikahi Weir. Ya, Korn mengaku dia jahat sekarang.
"Weir, jangan bahas ini sekarang" Ucap Korn yang akhirnya mengeluarkan suaranya.
"Mama ku akan mencurigai perut ku yang semakin membesar, tuan. Para karyawan juga mulai mencuri pandang ke perut ku, aku malu" Lirih Weir dengan mata yang memerah siap ingin mengeluarkan air matanya.
Pintu ruangan terbuka, mama Anna berjalan masuk ke dalam ruangan Korn.
"Ada apa ini?" Tanya mama Anna, saat melihat Korn dan Weir tampak serius.
Fokusnya ke perut Weir yang terlihat sedikit buncit, bahkan hanya melihat sekilas seperti itu mama Anna sudah bisa menebak jika Weir sedang hamil sekarang.
"Tante, aku--"
"Weir!!!" Ucap Korn tajam.
"Aku hamil tante! Dan anak tante tak mau bertanggung jawab!!" Ucap Weir.
Mama Anna benar-benar terkejut mendengarnya sedangkan Korn terlihat panik sekarang.
"Korn?" Ucap mamanya menuntut penjelasan.
Weir memilih untuk pergi dari sana, dia pulang ke rumahnya sambil menangis memikirkan nasibnya kedepannya nanti, bagaimana jika Korn tak mau bertanggung jawab? Apa Weir siap menanggung malu!? Orang-orang pasti akan mencemoohnya karna hamil tanpa suami.
"Apa benar yang di katakan sekertaris mu itu?" Tanya mama Anna pada anaknya.
"Ya" Ucap Korn yang terpaksa mengakui semuanya.
"Kenapa kamu tak mengatakan hal ini pada mama dan papa!? Mama lihat perutnya sudah sangat besar tadi!"
"Aku bingung, ma. Aku.. aku tak mencintai Weir" Lirih Korn.
"Kamu tak mencintainya? Alasan apa yang baru saja mama dengar, apa kamu mau menjadi Krist?"
Dulu saat Singto meminta pertanggung jawaban dari Krist, Krist mengatakan dia tak mencintai Singto, dan sekarang apa? Korn juga mengatakan hal yang sama pada pria yang di hamilinya.
"Mama pikir mama melahirkan anak-anak yang hebat, tapi ternyata kamu dan Krist sama saja! Sudah cukup Krist membuat mama kecewa! Apa sekarang kamu juga ingin mengecewakan mama!?"
![](https://img.wattpad.com/cover/375969683-288-k733033.jpg)
YOU ARE READING
Closer To You
FanfictionKrist tahu betul dia sudah sangat keterlaluan, dan penyesalan memang selalu datang di akhir, dulu dia di cintai dengan hebat oleh Singto, sekarang Singto mati rasa karna ulahnya, di tambah dia harus bersaingan dengan saudaranya sendiri demi mendapat...