Part 9

4K 399 15
                                    

Baekhyun memegang tangan Irna sementara Irna mulai terbang rendah. Hujan semakin deras namun mereka masih setengah jalan. Irna mempercepat terbangnya karena mereka sudah setengah basah kuyup. Sementara itu Baekhyun berusaha menutup kepala Irna dengan telapak tangannya. Beberapa saat kemudian, mereka tiba di balkon kamar Irna.

"Ini kamarmu?" tanya Baekhyun sambil mengintip ke dalam.

Irna mengangguk. "Aku tidak tahu harus membawamu kemana."

"Tak apa. Ayo kita masuk," Baekhyun langsung saja masuk namun kakinya tertahan. "Eh? Apa tidak apa aku masuk? Ini kan kamar perempuan dan lelaki tidak bisa seenaknya masuk."

"Kenapa tidak? Di kamarku tidak ada apa-apa. Asal kau jangan melihat isi lemari saja."

Pipi Baekhyun langsung memerah. Ia berada di kamar gadis yang ia sukai. Mereka melangkah masuk ke dalam. Irna langsung menuju lemari untuk mengambil dua handuk kecil. Yang satu langsung ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya dan yang satu lagi ia berikan pada Baekhyun. Setelah ikut mengeringkan rambutnya, Baekhyun menarik tangan Irna menuju perapian.

"Kau kedinginan?" tanya Baekhyun. Irna hanya mengangguk sambil menggosok tangannya. Baekhyun menatap Irna sebentar. "Gantilah bajumu. Nanti kau terkena flu."

"Kau sendiri?"

"Aku tak apa. Nanti juga kering sendiri di sini. Sana, ganti. Aku tidak akan mengintip kok."

Irna mengangguk lalu berdiri dan menuju lemari. Ia mengambil gaun tidurnya yang berwarna putih kemudian ia menuju kamar mandi. Baekhyun tersenyum kecil sambil mendekatkan dirinya ke perapian. Sekitar dua menit kemudian, Irna sudah mengganti pakaian basahnya dan menyusul Baekhyun. Namun sebelumnya Irna mengambil selimut tebalnya.

"Aku tidak tahu selimut lain ada di mana. Kita pakai bersama saja ini." ucap Irna sambil menyelimuti dirinya dan Baekhyun.

Tak ada lagi rasa dingin yang dirasakan Baekhyun. Kehangatan Irna bahkan mengalahkan api di perapian. "Kau tidak usah repot, Irna."

"Aku tidak mau kau sakit, Kak." ucap Irna serius.

Bagaimana mungkin Baekhyun tidak semakin menyukai Irna? Ia sudah sempurna jatuh cinta pada gadis itu.

"Eh apakah kau mengantuk?"

"Belum. Kelopak mataku bahkan tidak terasa berat sama sekali."

"Masih memikirkan hal tadi?" tanya Baekhyun lagi.

"Tidak juga."

"Baguslah. Lalu sedang memikirkan apa?"

Irna tertawa kecil. "Kenapa kau ingin tahu sekali?"

"Aku hanya penasaran." jawab Baekhyun jujur.

"Aku sedang memikirkan seorang lelaki."

"Lelaki yang kau suka? Sudah aku bilang ia pasti menyukaimu."

"Namun aku tiba-tiba teringat jika aku menikahi seorang lelaki biasa..." Irna tidak mampu melanjutkan perkataannya.

"Kenapa?"

"Anak kami tidak akan dianggap keturunan Regnum Draco. Dan aku akan diusir. Aku tidak masalah diusir, sungguh. Namun aku menyayangi orang tuaku. Mereka pasti sedih Regnum Draco hilang selama-lamanya."

Baekhyun berdehem. "Well, sudah ya kita tidak usah membahas hal ini. Jangan terlalu banyak berpikir nanti kau stres."

"Tapi tetap saja tidak ada Pangeran yang bisa aku nikahi. Apakah tidak ada di antara kalian yang seorang Pangeran?"

Baekhyun meraih kepala Irna lalu membuatnya bersandar di bahunya. "Sudah, tidak usah dipikirkan. Mau aku ceritakan sebuah... hmm dongeng?"

"Dongeng apa?"

[EXO] Regnum DracoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang