Di pagi hari ini Celin harus merelakan orang yang telah mengisi hari hari nya selama ini.
Sepuluh tahun adalah waktu yang sangat cepat berlalu. Tanpa sadar tibalah waktu yang sangat ia benci yaitu hari ini.
Tepat pada tanggal Sembilan bulan September tahun Dua ribu delapan. Di jam Sepuluh pagi orang yang ia sayang akan pergi melanjutkan study nya selama tiga Tahun di Roma Italia.
"Mas janji bakal ditahbis¹ disini lagi kan?" Tanya Celin yang sudah berlinang air mata.
¹.tahbis, adalah sebuah sebutan bagi seorang calon romo yang akan di beri perintah untuk mewartakan sabda tuhan. Dan setelah ditahbis mereka akan mendapat penugasan disuatu tempat yang telah ditentukan.
Seorang perempuan yang memiliki netra coklat, berkulit sawo matang, berambut pendek, dan memiliki tai lalat yang berada dilehernya.
Kini sedang menangisi seorang laki laki yang berparas tampan, memiliki rambut yang bisa memikat banyak orang, dan berkaca mata manis itu.
"Mas ga bisa janji, karena mas harus menuruti perintah uskup²" ucap Gilang menghapus air mata yang membanjiri wajah Celin yang cantik itu.
². Uskup adalah seorang pamimpin disuatu wilayah/daerah tertentu gereja katolik. Uskup bertugas untuk mengatur semua kegiatan gereja yang ada di daerah yang telah ia pegang. Dan uskup bisa disebut sebagai tangan kanan seorang paus.
"Tapi adek bakal kangen sama mas gilang" rengek Celin.
"Doa kan satu kali salam Maria kalau adek rindu dengan mas, Oke?" Ujar Gilang dengan tenang.
"Setiap hari Adek selalu selipkan nama mas disetiap doa Adek" ucap Celin memeluk Gilang.
"Terimakasih ya Adek selalu menyelipkan nama mamas disetiap doanya adek, mamas janji akan selalu menyelipkan nama adek disetiap doa mamas. Adek sama mas harus nurut sama ibu dan ayah ya" ucap Gilang balas memeluk Celin
"Iya mas Adek janji tapi mas juga cepet pulangnya ya" ucap Celin
"Mas bakal usahain, tapi mas ga bisa janji ya cantik. Mamas bakal cepet selesaiin kuliah mamas terus pulang biar bisa main sama Celin lagi ya".
Perkataan itu akan selalu Celin ingat dalam benak pikirannya setelah orang yang ia sayangi pergi meningalkannya.
"Mas pergi dulu ya sebentar lagi mas sudah harus chek in tiket" pamit Gilang pada Celin.
"Mas Adek boleh meminta berkat?" Tanya Celin saat Gilang baru beberapa langkah meningalkannya.
Dengan merentangkan tangannya diatas kepala Celin ia mulai berucap "Diberkatilah engkau, dan dilindungi lah dalam nama tuhan Yesus Kristus dan roh baik akan selalu menyertai didalam dirimu. Dalam nama bapa dan Putra dan roh kudus Amin".
"Terimakasih" ucap Celin lirih.
"Mamas ya pamit ya cantik" pamit Gilang sekali lagi.
Celin hanya menganguk dan menatap Gilang hingga tidak terlihat lagi dari pandangan matanya.
Setelah Gilang pergi menghilang dari pandangannya. Pecah sudah air mata Celin, karena memang ia belum sepenuhnya rela untuk meningalkan sang kakak yang sangat ia sayangi itu.
"Adek, cantik direlakan ya masnya. Adek kan sudah janji sama mamas ga akan nangis. nanti Adek boleh kok tidur dikamar mamas" ucap nadia yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari Gilang dan Celin.
Setelah menenangkan diri Celin pun pulang kerumah mereka dan tidur didalam kamar milik Gilang hanya sekedar untuk melepas semua beban yang membuatnya tak rela untuk melepaskan sang kakak.
______________________________________
Hai hai ini prolog dari cerita ke-3 aku semoga cerita ini ramai ya thank you guys 🙌🏻Aku minta maaf ya kalau ada salah pengetikan dalam cerita ini
Jangan lupa vote dan komen ya 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Unite
Short Story"apa kita bisa bertemu lagi?" "Ya tentu saya hanya menjalankan panggilan dari tuhan" "Tapi aku mencintaimu" "Hilangkan perasaan itu dan doakan saja saya"