Di awal tahun Dua Ribu Sebelas SMP santa Diana memulai hari Senin mereka dengan menyelenggarakan MPLS.
Acara dimulai dengan melaksanakan upacara bendera di lapangan sekolah dengan murid baru berada disebelah kanan di lapangan yang sangat luas itu.
"Mengheningkan cipta mulai" seru sang pembina upacara dengan menundukkan kepala dan diikuti oleh seluruh peserta upacara.
Setelah upacara selesai semua peserta didik baru diarahkan untuk memasuki aula dan mengikuti acara selanjutnya yang telah dipersiapkan oleh para panitia.
"Oke sekarang kita ice breaking dulu ya adik adik, nah jadi permainannya kakak contoh in dulu ya" panitia itu mencontohkan permainan yang akan mereka lakukan itu.
"Siap ya semua... pagi, siang, malam, siang, malam, berkumpul menjadi empat orang" seketika suasana aula sekolah menjadi sangat ramai karena para siswa dan siswi berebut mencari teman mereka.
"Oke sudah berkelompok sendiri sendiri ya, nah jadi teman yang ada didekat kalian itu sekarang jadi teman satu kelompok kalian ya" saat panitia itu berucap semua murid langsung ramai kembali.
Ada yang menyesal, ada yang senang karena mendapat teman sekolahnya dulu tapi tidak dengan kelompok yang berada ditengah. Mereka justru mulai berkenalan dan berbasa Basi.
"Halo nama kamu siapa? Aku Teresa zeana alinda bisa dipanggil zea" ucap salah seorang disitu.
"Nama aku Alicia Celina Wijaya , bisa dipanggil celin".
"Aku Biantara Arsennio sagaputra, bisa dipanggil arsen, putra, bian juga bisa".
"Aku Gregorius Albian Kusuma, bisa dipanggil Albian atau bian juga bisa".
"Albian, Albian aku mau tanya. Cita Cita kamu mau jadi apa?" Tanya Zea antusias.
"Aku mau jadi Romo, terus nanti jadi uskup, dan jadi penggantinya paus dimasa depan" ucap Albian tak kalah antusias "kalo kamu mau jadi apa?" Albian bertanya kembali.
"Aku juga mau jadi suster, nanti aku mau ikutin jejaknya santa Teresa" ucap Zea juga dengan mata berbinar "oh iya Celin kamu ga mau jadi suster juga?" Tanya Zea yang melihat Celin dari tadi hanya berdiam memperhatikan mereka.
Celin hanya bisa menggeleng saat mendapat pertanyaan itu karena Cita Citanya ada menjadi Apoteker, mengikuti jejak sang nenek yang dulunya juga menjadi Apoteker.
"Kamu ga mau jadi suster Celin?" Tanya Albian lagi.
"Aku ga mau jadi suster. Aku mau jadi Apoteker kayak nenek" ucap Celin dengan wajah polosnya.
Sedangkan Albian dan Zea hanya mengangguk mengerti dan tidak memaksa Celin untuk menjadi suster seperti Zea.
"Oh iya arsen kamu mau jadi apa?" Tanya Celin balik
"Aku mau jadi tentara seperti papa" ucap arsen bersemangat
"Wah hebat papa kamu" puji Zea
******
Setelah selama tiga hari menjalani masa MPLS akhirnya tibalah pembagian kelas.
"Baik akan Bu guru bacakan ya untuk kelas A. Alicia Celina Wijaya, Biantara Arsennio sagaputra, Gregorius Albian Kusuma,.... Dan terakhir Teresa zeana alinda" setelah menyebut kan semua daftar itu mereka segera diminta untuk mengikuti Wali kelas mereka
"Oke jadi ada yang masih ingat nama bapak?" Tanya Wali kelas mereka
"Pak jergas"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't Unite
Short Story"apa kita bisa bertemu lagi?" "Ya tentu saya hanya menjalankan panggilan dari tuhan" "Tapi aku mencintaimu" "Hilangkan perasaan itu dan doakan saja saya"