BAB 14

6.7K 558 9
                                    

*Rin's POV

Aku berputar dan kembali masuk ke kerumunan orang banyak. Aneh sekali, kenapa bisa ada orang sebanyak ini? Rasanya seperti seluruh kota sedang berkumpul di taman ini.

Aku masih kepikiran soal Rheel tapi kini aku juga kepikiran soal Elysia dan Kevin.

Kira - kira mereka berdua ada di mana?

Orang - orang yang berdesak - desakan membuatku muak. Aku ingin segera keluar dari tempat ini tapi rasanya sulit. Aku harus pergi ke mana?

Untuk kesekian kalinya aku berbalik ke belakang tapi aku tidak bisa menemukan orang berjubah putih itu lagi. Apa mungkin dia sudah menyerah? Pikirku sambil menyemangati diriku sendiri.

Aku merogoh kantong celanaku dan mengeluarkan handphoneku. Aku segera mencari nomor Elysia di hpku dan segera menelponnya.

Sambil berlari aku menunggu jawabannya tapi telponnya tidak aktif.

Di mana dia sekarang? Apa dia baik - baik saja?

Aku kembali teringat kalau Elysia telah dibawa oleh orang aneh berjubah hitam. Mengingat hal itu justru memperburuk keadaan! Kini aku semakin khawatir!

Dengan frustasi aku menyelipkan kembali handphoneku dan berusaha untuk tetap berpikir positif.

Tapi kakiku rasanya sudah mau patah. Aku harus beristirahat tapi di mana? Sempat terpikir olehku untuk pulang ke rumah dan mengunci diriku dalam kamar tapi jarak rumahku dari sini terlalu jauh, bisa - bisa aku pingsan duluan sebelum sempat mencapai rumahku.

Aku mengamati sekitarku, mencoba mencari tempat persembunyian yang bagus. Sekarang aku sedang berada di taman tengah kota. Tamannya luas dan sekarang dipenuhi oleh banyak orang yang ingin menjauh dari museum atau malah ingin mendekat ke museum untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Tadi aku sempat mendengar pembicaraan orang - orang kalau di dalam museum ada teroris. Katanya teroris - teroris itu berjumlah banyak dan menggunakan senjata api. Pantas saja orang - orang jadi panik kalau mengetahui akan hal ini.

Biar bagaimana pun juga aku masih kepikiran soal Rheel.

Apakah dia baik - baik saja? Tadi aku mendengar suara tembakan dan bunyi besi yang keras. Apa yang terjadi sebenarnya? Sudah jelas suara tembakan itu berasal dari lelaki berjubah putih itu tapi suara besi itu apa? Bukan, yang menjadi pioritas sekarang adalah keselamatan Rheel. Tembakan tadi... bisa jadi Rheel terkena tembakan lelaki asing itu!

Seperti sedang ada rapat di kepalaku dan yang menjadi anggota rapatnya adalah diriku sendiri dengan pertanyaan - pertanyaan yang terus bermunculan.

Semakin aku berlari, semakin sedikit orang yang kulihat. Aku memasuki daerah Selatan kota. Tempat yang memang terkenal dengan pabrik mobil dan peralatan besi lain tapi hanya beberapa yang masih beroperasi. Sisanya sudah diberhentikan atau ditinggalakan karena berbagai macam alasan seperti bangkrut, kalah saing, dan lain - lain.

Memasuki daerah ini membuat perasaanku menjadi risau. Tempatnya sepi dan banyak bangunan tua yang tidak dipakai lagi.

Aku segera berbalik untuk mencari tempat lain tapi saat aku berbalik aku melihat tak jauh di depanku muncul seorang lelaki berambut pirang dengan jubah putih.

Rasa takut menjalar di seluruh sel - sel tubuhku tapi sebuah kalimat mengalir keluar dari mulutku. "Apa yang telah kau lakukan pada Rheel?"

"Rheel?" dia terlihat binggung saat kutanya soal hal itu.

Kenapa bisa dia terlihat sebingung itu. Pikirku. "Jangan bertingkah bodoh! Kau tadi sempat di halangi oleh Rheel, bagaimana dia sekarang?" tanyaku tak sabar. Tapi aku dapat merasakan kalau tanganku berkeringat dan kakiku gemetaran.

LEGEND OF ASWALD - The Fallen MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang