BAB 4

8.9K 864 7
                                    

Hi semuanya~

Hah... Author emang lagi libur sih tapi author ada les...

Ia...Les waktu libur itu rasanya. . .

Tapi setidaknya lesnya menyenangkan dan memang author mau les :p

Yep yep yep, ini diaaaa~

-------------------------

*Rheel's POV

Aku dan Kevin berada di atas atap rumah. Kevin duduk sambil meletakkan salah satu tangannya di atas kakinya sedangkan aku berdiri sambil melipatkan kedua tanganku dihadapan dadaku. Angin menerpa tubuh kami dengan agak kencang. Kami melihat ke arah dua orang siswi yang menggunakan seragam yang bercorak sama dengan kami.

"Apakah benar luka di kepalamu sudah tidak apa - apa?" tanyaku pada Kevin.

Perban putih yang berada di kepala Kevin membalut lukanya dengan cukup kuat. Kevin menjawab dengan sangat dingin dan acuh. "Kau sudah berkali - kali menanyakan hal yang sama Rheel."

"Aku hanya khawatir karena tubuhmu bukan yang asli. Lagipula kita kan tidak tahu kalau tubuh ini jauh lebih lemah daripada yang asli." Kataku dengan nada datar.

Dia melihatku dan menyengir. "Jadi karena itu lenganmu mudah terluka?"

"Aku tidak mau mendengarnya dari orang yang dengan mudahnya berdarah hanya karena serpihan kaca." Kataku dingin. "Tapi, tubuh ini memang benar - benar berbeda ya. Agak susah untuk benar - benar menyatu dengannya." Tambahku sambil melihat tangan kiriku.

"Kau benar, tapi tubuh yang berbeda berarti kau juga terlepas dari itu kan?" kata Kevin melirikku.

Aku tertawa kecil. "Benar, sama sekali terlepas."

Kevin masih menatapku. "Jadi itulah sebabnya kau banyak sekali tersenyum hari ini. Kau jadi benar - benar berubah." Katanya dengan nada yang agak sedikit mengejek.

"Yah, karena ini bukan tubuh asliku. Lagipula aku tidak tersenyum benar - benar kok, hanya akting. Sama sepertimu." Kataku menambahkan.

"Apa terlalu berlebihan?" tanyanya.

Aku tertawa kecil lagi, tapi hanya akting karena aku sama sekali tidak merasa ingin tertawa. "Aku rasa manusia biasa memang akan mengeluarkan reaksi begitu saat kesakitan jadi menurutku lumayan bagus kok."

Kevin mendesah dan berkata. "Aku sudah jarang sekali merasakan sakit jadi kukira aku bereaksi terlalu berlebihan."

"Yah, itu cukup bagus kok menurutku." Aku masih tetap mengamati tangan kiriku.

"Tapi mereka sangat berbeda." Kata Kevin. Mungkin lebih tepatnya dia bergumam.

Aku terdiam.

Memang benar. Mereka sangat berbeda.

Kalau aku menutup mataku yang kuingat hanya dia yang dulu.

Anak kecil dengan rambut pirang yang sangat indah.

Aku tersentak dan bernapas dengan berat.

"Ada apa Rheel?" tanya Kevin, terkejut melihat perubahan sikapku.

"Aku tidak apa - apa." Kataku sambil terengah - engah.

Walau tubuhku berbeda tapi tampaknya itu tetap akan muncul kalau aku memikirkan gadis itu terlalu banyak.

Aku segera memfokuskan pikiranku. Mencoba untuk membuang gambaran itu jauh - jauh dari kesadaranku.

Beberapa saat kemudian aku sudah menguasai diriku kembali. Tapi aku sudah tidak mau berakting lagi. Lagipula tersenyum memang tidak cocok denganku.

Kevin tampaknya menyadari perubahan sikapku karena dia menatapku dengan dingin begitu juga caraku menatapnya.

"Tapi kali ini siapa yang menyerang kita?" Tanya Kevin tanpa melihatku.

Aku menatap kejauhan. Tampaknya ada gerakan di atas rumah sana. "Musuh bebuyutan kelompok kita."

"Kalau begitu mereka telah menyatakan perang pada kita." Kevin memegang perban putihnya dan menariknya dengan sekali tarikan hingga terlepas dari kepalanya.

Di kepalanya sekarang hanya ada sebuah bekas goresan yang sangat kecil.

"Ya, tapi kita harus melaporkannya pada ketua dulu." Kataku.

Kevin mengangguk dan berdiri. Tiba - tiba muncul orang - orang berjubah putih. Jumlahnya kira - kira 20 orang.

Aku dan Kevin segera menegakkan tubuh kami dan bersikap waspada.

Tanpa suara kabut segera mengelilingi kami berdua. Aku mendengar Kevin berbicara dengan nada yang tampaknya mencela.

"Perburuan dimulai!"
--------------------------

Maaf kalau chapter kali ini agak pendek!

Author akan berusaha lagi di chapter berikutnya jadi tunggu hari Senin ya!

Ciao~


LEGEND OF ASWALD - The Fallen MarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang