bab 25

4.1K 453 14
                                    


"Bagaimana kalau Renjun ikut dengan kita? Aku rasa di sana lebih baik" Siwon melirik sinis pada Chanyeol, jika saja dulu dia tidak melihat adiknya yang sangat mencintai Chanyeol maka sudah di pastikan dirinya tidak akan memberikan restu, dirinya tidak suka dengan keluarga park yang terkesan sombong.

"Hyung, aku masih menghormati mu kali ini, aku tau banyak kesalahan yang sudah keluarga ku perbuat tapi aku tidak akan membiarkan kau mengambil putraku, setidaknya hargai aku yang merupakan suami dari adikmu hyung, dan kau tidak berhak ikut campur masalah keluarga, apa yang ada bahkan yang terjadi itu semua bukan urusanmu, dan lagi pula aku masih sanggup merawat Renjun putraku, jadi tolong jangan terlalu jauh" ujarnya sedangkan Wendy hanya bisa menghela nafas lelah, setiap bertemu pasti akan ada sedikit ketegangan antara mereka berdua.

"Chanyeol sudah oppa mungkin hanya bercanda, dan kau juga oppa jangan memulai pertengkaran, sebentar lagi waktunya makan siang, sebaiknya kita segera me ruang makan sekarang" Wendy menatap dua orang yang tidak pernah akur sejak dulu.

"Aku sangat ingin ikut makan siang bersama kalian tapi sayang sekali kita harus pergi untuk menemui seseorang lagian hawanya kurang nyaman" Siwon menatap istrinya yang mengangguk kan kepalanya.

"Maaf ya Wen, bukan maksud menolak, karena memang kita ada janji dengan seseorang lagian keadaan Renjun masih belum stabil jadi kami juga takut dia tidak nyaman" Yoona menghampiri adik iparnya dan memberikan bingkisan yang memang khusus untuk adiknya itu.

"Silahkan keluar pintunya masih terbuka" ujar Chanyeol sedangkan Wendy langsung menatap tajam suaminya itu.

  Setelah mengantar Siwon dan Yoona, Wendy langsung menghampiri suaminya yang tengah duduk di sofa.

"Chan, sudah aku bilang, jangan terpancing sama siwon oppa" Wendy ikut duduk di samping Chanyeol merebut koran yang sedari tadi suaminya pegang.

"Bukan salahku Wen, sedari dulu dia selalu mengatai keluarga ku aku juga tidak terima, tapi oke aku minta maaf, lain kali aku akan menahannya biarkan saja dia mengoceh sendiri hm" dengan pelan Chanyeol membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya.











   Di dalam kamar mereka duduk melingkar dengan Renjun yang berada di antara Jisung dan Jeno.

   Sedari tadi mereka mengajak Renjun untuk belajar seperti Chanyeol biasanya, di tengah mereka sudah berserakan kertas kertas dan pensil hasil eksperimen mereka semua.

"Injun~ie, ini siapa hm" Mark menunjuk dirinya sendiri.

   Sedangkan Renjun terlihat sedikit bingung bahkan dia secara bergantian memandangi semua saudaranya.

"Yung~" ujarnya bahkan dahinya sedikitpun berkerut.

"Hyung coba ayo, H Y U N G" ujar Mark.

  Memang sedari tadi mereka tengah mengajari Renjun untuk mengingat nama mereka semua.

"Udahlah Mark hyung jangan di paksa, lagian Renjun belum terlalu lancar mengenal huruf bahkan masih sering lupa, jadi sabar aja kalau yang di ingat cuma Jisung sama papa mama" gumam Haechan padahal Mark sangat ingin Renjun bisa memanggil namanya.

"Namamu terlalu sulit hyung" ujar Chenle membuat mereka semua tertawa karena hal itu.

Clek...

  Mereka semua menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka hingga Wendy muncul membuat mereka langsung tersenyum terutama Renjun.

"Ada apa ini kok asik sekali hm" Wendy menatap anak anaknya yang kini terdiam semuanya.

"Tidak ada apa apa ma, kami tadi hanya mengajari Renjun hyung membaca dan mengenal huruf tapi Renjun hyung kesusahan memanggil nama Mark hyung karena namanya paling sulit" ujat Chenle sedangkan Wendy hanya menggelengkan kepalanya saja menatap mereka.

"Udah, ayo makan siang, papa sudah nunggu di bawah" Wendy menuntun Renjun membawa putranya itu berjalan terlebih dahulu membiarkan anak anaknya yang lain mengikuti dari belakang.

"Om Siwon udah pulang ma" ujar Mark saat melihat ruang tamu yang sudah sepi bahkan koper koper berisi oleh oleh buat mereka tadi juga sudah tidak ada.

"Iya, katanya mau ketemu sama seseorang dan untuk oleh oleh milik kalian sudah di rapikan di kamar kalian tinggal punya Renjun saja" ujar Wendy mengusak rambut putranya itu.

  Renjun yang tengah memeluk sebuah bonaka berwarna putih dengan erat sedikit mendongak menatap mamanya.

  Hingga kini mereka sudah sampai dan duduk di tempat masing-masing.

  Wendy mulai menyiapkan makanan untuk suaminya dan Renjun, dirinya sudah berjanji akan mengganti ayam kecap yang pernah di habiskan oleh Mark saat di mobil.

"Nah ini ayam kecap spesial buat anak mama yang lucu hm" Wendy sengaja meletakkan dua paha ayam di atas piring putranya yang sudah berisi nasi dan sayur kangkung tumis.

  Sedangkan Renjun menatap berbinar melihat ayam itu bahkan dirinya menolak ketika Wendy memberinya sendok.

  Chanyeol yang melihat itu langsung membersihkan tangan putranya dengan tissue basah.

  Mereka tidak ingin membuat mood Renjun tidak baik apalagi ini sedang makan bisa bisa Renjun tidak mau makan seperti dua hari yang lalu.

"Makan yang banyak hm" ujar Chanyeol menatap putranya yang sangat lahap memakan paha ayam itu.

   Renjun memegang satu paha ayam di tangannya dan tangan satunya dengan pelan memasukkan nasi walau tidak beraturan ke dalam mulutnya sehingga sedikit berantakan di sekitarnya.

  Melihat Renjun yang tidak menyentuh sayuran itu membuat Haechan yang memang berada di sebelahnya langsung menyuapkan sayur itu ketika mulut kecil Renjun terbuka sehingga Renjun langsung menatapnya bingung.

"Enak kan?" Ujar Haechan melihat Renjun yang mengunyah pelan sayur yang ada di mulutnya.

"Ma, Renjun udah bisa di ajak keluarkan?" Mark menatap kedua orang tuanya membuat Wendy sedikit bingung.

"Emang Mark mau apa?" Wendy menanggapi anak sulungnya dengan tenang.

"Rencananya kami ingin jalan jalan ma, ada pasar malam di dekat komplek, itu sebabnya kita tanya, kan di sana pastinya sedikit ramai juga, kalau memang masih belum bisa gak apa apa" gumam Jaemin sebenarnya mereka sudah merencanakan ini sejak semalam tapi mereka berpikir kembali apakah baik baik saja mengajak Renjun ke tempat seperti itu.

  Sempat terdiam bahkan Chanyeol langsung meletakkan sendok makannya.

  Chanyeol menatap istrinya yang mengangguk pelan.

"Mama sama papa masih belum tau apakah baik baik saja membawa Renjun ke tempat seperti itu, tapi kita coba saja ya nanti mama juga tanya sama dokter Donghae, kalau emang Renjun tidak nyaman, tidak masalah hm, kalian bisa main sendiri kan?" Mendengar ucapan sang mama, mereka ber enam langsung tersenyum, walaupun masih tidak pasti setidaknya masih ada kesempatan kan.

"Pha"

  Obrolan mereka terhenti saat mendengar suara lirih milik Renjun yang sedang menatap Chanyeol.

"Wahh pintar sekali anak papa Makanya habis hm, sekarang minum susunya ya sayang" Chanyeol membersihkan wajah putranya terlebih dahulu biarlah nanti kekacauan di sekitar meja di bereskan oleh pelayan.

"Wahh aku juara dua" ujar Jisung tiba tiba menunjukkan piringnya yang sudah bersih.

"Berarti papa yang juara terakhir dan kalah" mereka semua tertawa candaan ringan tapi mampu membuat suasana menjadi hangat apalagi mendengar suara tawa dari Renjun.








  Ayo jangan lupa vote sama komen oke

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang