Ini cerita fiktif, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. Cast hanya untuk visualisasi. So, bijaklah menjadi readers.
💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜
Note,..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Itulah gambaran rumah keluarga Sebastian- pemilik kost'an Kabayan. Letak rumah dua lantai itu persis berada disamping kiri kost'an.
💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜
Playlist: Berharap dia kembali- Fabio A.
💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜🍒💜
Happy Reading😉 Jangan lupa tinggalkan jejak❤
Pria jangkung bertahi lalat didekat hidung kiri dan dibawah mata kanannya itu tengah berdiri gusar didepan pagar besi hitam yang menjulang besar dan tinggi. Salah satu tangannya menenteng kresek putih berukuran sedang.
" Tekan bel gak ya? Tekan? Jangan?. "
Saking lamanya memilah, Seorang wanita paruh baya lebih dulu menghampiri dengan dengusan kesalnya,
" Astaghfirullah Shaka, kamu teh kumaha? Naha belum masuk juga! Sampai kapan kamu dek berdiri wae didie? Pisang goreng na ke jadi dingin ihk, yaampun! boga bujangan teh meni pemalu pisan. " Anna tak habis pikir, anak bungsu nya itu tiba-tiba saja jadi punya sikap jaim, biasanya juga sering malu-maluin anaknya.
" Yaudah mommy aja yang kasih atuh. "
" Apa? Berani Kamu nitah mommy?. "
" Terus ngapain kesini? Katanya lagi sibukdirumah. "
Entah apa yang terjadi, namun Shaka bisa melihat jelas kedua pipi sang Bunda memerah? Jangan-jangan-
" Aku gak mau punya adik yaallah. "
Anna merenggut tak suka, lalu memukul pelan lengan sang putra pelan. " Gak boleh ngomong gitu ari kamu, anak adalah anugerah eh. "
Shaka rolling eyes malas, " Tapi kan aku udah SMA, Mommy sma papih juga udah gak muda lagi. "
" Kurang ajar banget kamu sama Mommy ya!. "
Keduanya terhanyut, tanpa ada yang ingin mengalah. Sementara gerbang mulai tergeser kesamping menampilkan Edghar, Juandra dan Jerrel disana-
