REMIDI

0 0 0
                                    

*Kringg!!

Aku menatap layar ponsel kepunyaan Arthur lalu aku membaca nama kontak yang menelpon Arthur.

"Remidi?" Gumam ku seraya Meraih handphone itu

"Thur! Ada yg nelpon" ucap ku sembari menaruh ponsel itu tepat di samping ku

Arthur pun datang lalu duduk di samping ku, ia pun mengambil ponsel nya lalu menekan tombol

'OKE'

"Siapa?" Tanya ku

"Keluarga" jawabnya singkat

FLASHBACK OFF

Tuutt.....

Argh!! Hampir 100× Aku menelpon Arthur namun tak ada jawaban Darinya, Mengapa disaat keadaan seperti ini ia menghilang begitu saja??

Aku pun beranjak dari kasur Lalu memakai jaket dan mengambil kunci mobil Yang tergantung, bergegas aku Menuju ke apartemen Mapo Tempat tinggal Pria bermarga
'HAMADA' itu

TOK TOK TOK!!!

*Klek

Ku tatap wajah arthur yang berbeda dari sebelum nya, bahkan ia pun terlihat terkejut dengan Kehadiran ku matanya menunjukan kekhawatiran dan juga kebingungan apa yang terjadi???

"Boleh mampir?" Tanya ku

Arthur mengangguk cepat seraya Mengembangkan Senyuman canggung nya Dan membuka pintu itu lebar² aku semakin bingung di buat nya.

Ku tatap sepatu yang berjejer di Pinggir Pintu Pasti ada tamu

"Ada tamu ya thur?"

"Iyahh" jawab nya

Saat hendak melepas jaket, Rasanya Tak percaya apa yang ku lihat sekarang.

Seorang Pria Bertindik di hidung persis dengan sahabat ku dulu, YA dia lah jihoon Pria yang selama ini ku cari² selama 3 tahun ini.

Mata ini mulai berembun menatap nya tak percaya, Rasanya ini adalah mimpi perasaan ku juga campur aduk Ada kemarahan ada juga Rasa kebahagiaan Bisa menatap wajah Sahabat ku itu.

"Ji.. Ini gue Ellea.." ucap ku menyentuh tangan Nya. Tak ada respon dari jihoon sejak aku datang pun Jihoon menatap ku dengan kebingungan

"Jihoon Lo lupa Ama gw apa gimana sih??" Paksa ku berusaha berkomunikasi dengan nya, sedangkan jihoon Melirik Arthur dan pria Berambut pink dengann tatapan kebingungan Sangat terlihat ia seperti orang yang tak pernah mengenal ku.

"El, itu bukan jihoon" Ucap Arthur dengan pelan

"Diem! Gw kenal Sama Sahabat gue" hardik ku enggan menatap Arthur.

Pria berambut pink itu pun melepaskan Genggaman tangan ku pada jihoon membuat ku menatap lekat padanya, ia memerintahkan jihoon untuk keluar dari Kamar ini tangann nya masih Setia Menahan ku. Aku tak bisa berbuat apa² toh aku hanya sekedar teman Dengan Jihoon aku hanya bisa terdiam pasrah melihat Kepergian Sahabat ku..

Setelah ia rasa jihoon pergi jauh ia pun melepaskan Genggaman tangan nya pada ku dan beralih menatap Arthur.

"Sahi, Waktu kamu tinggal Seminggu" ancam nya Dan berjalan meninggalkan Kami,

"Ayah, Beri aku waktu.." Mohon Arthur Menahan tangan pria itu berarti itu adalah Ayah nya Arthur

Ayah pun mengangguk Pelan lalu Melambaikan Tangan nya pada ku dengan senyuman yang menyeramkan

"Sebentar lagi tugas mu selesai" Ucapnya sembari keluar Dari kamar

Apa yang ia maksud???

"Ell.." ucap nya Meraih tangan Ku Sukses ku tepis Tangan nya dengan ketus Tak ingin Rasanya mendengarkan Seribu alasan yang keluar dari mulutnya

"Dengerin dulu.."

"Puas Lo?? Boongin gua?? Ternyata selama ini Lo kenal sama jihoon?? Lo Gamau gw deket² sama jihoon?? Lo itu EGOISS tau gaakk!!" Marah ku padanya berusaha ku tahan agar tak berlebihan

"Tapi itu bukan jihoon.." ucap nya pelan Sembari menunduk

"Pft, Lo kira gw anak kecil??? Gampang di boongin?? Gua bisa ngenalin Khas Wajah Jihoon Anjirr!!"

"Itu bukan jihoon Itu Junn!! Ellea"

"GA MAU TAU!! Gw ga akan pernah Mau ngomong sama Lo Sebelum Lo jujur sama gua tentang ini dan gua pengen Ketemu sama jihoon lagi" Ucap Sembari keluar dari kamar meninggalkan Arthur sendirian disana....

Rasanya berat sekali mengucapkan kalimat itu pada Arthur Namun Aku hanya ingin ia jujur, Aku kebingungan menghadapi musibah yang menimpa ku saat ini

Rasanya lelah Sekali benar² lelah menghadapi semua nya, Disaat saat begini aku di paksa untuk berpikir Membuat Batin ini hancur..

Bulir bulir bening mengalir Deras Membasahi pipi ku Tak menyangka seorang Arthur Membohongi ku hanya untuk Keegoisan nya.

ARGH!!!

Aku menampar dasboard Untuk meluapkan Emosi ku. kekecewaan menyelimuti ku Rasanya tak ingin lagi bertemu dengan Arthur namun disaat seperti ini aku harus belajar berpikir jernih.

MY ROBOT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang